2 Hal Ini Tak Boleh Dilupakan dalam Mendidik Anak agar Sukses!

ADVERTISEMENT

2 Hal Ini Tak Boleh Dilupakan dalam Mendidik Anak agar Sukses!

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 16 Jan 2025 10:00 WIB
Ilustrasi Parenting Islami
Ilustrasi parenting. Foto: iStock
Jakarta -

Bagaimana orang tua mendidik dan memperlakukan anak sangatlah mempengaruhi anak hingga ia dewasa. Maka dari itulah penting untuk memiliki ilmu pengasuhan anak atau parenting.

Ada dua hal yang mungkin jarang disadari berdampak baik pada anak, yakni mengajarinya agar tidak bermental miskin dan memiliki keyakinan diri dalam melakukan sesuatu.

Bermental miskin seperti dijelaskan dalam Binus University, adalah pemikiran yang membuat seseorang merasa tak memiliki harta dan selalu kekurangan. Mental miskin akan selalu jadi hambatan bagi orang yang ingin sukses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikatakan oleh pakar parenting sekaligus penulis buku 13 Things Mentally Strong Parents Don't Do, Amy Morin, orang tua sebaiknya tidak mengatakan hal seperti, "Ayah-Bunda tidak akan pernah mampu membelinya."

Jika anak ingin sesuatu yang sangat mahal, Morin menganjurkan agar orang tua memperlihatkan bahwa mereka mampu mengelola keuangan. Pasalnya, jika orang tua memakai kalimat bahwa mereka dapat mengelola keuangan dengan cerdas, secara tidak langsung anak akan tumbuh dengan pemikiran jika ingin sesuatu, maka harus menabung dan menyusun skala prioritas.

ADVERTISEMENT

Sedangkan ketika orang tua menggunakan kalimat dengan mental miskin, maka anak akan tumbuh dengan mentalitas korban atau yakin dirinya tak bakal berhasil.

Contoh kalimat mendidik yang tidak bermental miskin adalah, "Ayah dan Ibu mau membeli rumah besar untuk kita suatu hari nanti, tapi enggak bisa sekarang karena uangnya belum cukup. Ayah dan Ibu mau mengembangkan keterampilan di tempat kerja dulu biar bisa dapat kenaikan gaji dan menabung."

Alih-alih mengatakan, "Ayah dan Ibu enggak bakal bisa beli rumah besar untuk kita," kata Morin.

Ia menjelaskan, orang tua harus menghentikan praktik parenting yang tak sehat dan tak baik untuk mental dalam membesarkan anak yang punya mental kuat dan siap menghadapi dunia.

Tips Mendidik Anak untuk Bisa Sukses

Ada beberapa tips parenting agar anak hidup lebih bermakna, bahagia, dan sukses seperti dipaparkan oleh Morin, dikutip dari Forbes:

  • Tidak membiarkan mentalitas korban
  • Tidak membiarkan anak menghindari tanggung jawab
  • Tidak menjadikan anak sebagai pusat dunia
  • Tidak memberikan kekuasaan kepada anaknya
  • Tidak menjadi orang tua karena rasa bersalah
  • Tidak mengharapkan kesempurnaan
  • Tidak membiarkan rasa takut mendikte pilihan anak
  • Tidak melupakan nilai-nilai mereka
  • Tidak mencegah anaknya melakukan kesalahan
  • Tidak mengambil jalan pintas untuk menghindari ketidaknyamanan
  • Tidak membuat ambigu antara pendisiplinan dengan hukuman
  • Tidak melindungi anak dari rasa sakit
  • Tidak merasa bertanggung jawab atas emosi anaknya.

Sementara, menurut psikolog perkembangan, Dr Aliza Pressman dikutip dari CNBC Make It, cara agar anak sukses adalah menanamkan keyakinan diri.

Keyakinan diri yang dimaksud adalah keyakinan terhadap kemampuannya sendiri untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Menurutnya keyakinan diri berbeda dengan kepercayaan diri.

"Rasa percaya diri mungkin berkata, 'Saya luar biasa!', tetapi keyakinan diri mengatakan, 'Saya memiliki apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini dan mencapai apa yang saya inginkan,'" jelas Pressman.

Anak-anak dengan rasa keyakinan diri yang kuat akan lebih cenderung menantang diri mereka sendiri dan berusaha keras, ketimbang menyalahkan keadaan eksternal atau kurangnya bakat yang tidak dapat diubah atas kegagalan mereka. Mereka akan fokus pada faktor-faktor yang berada dalam kendali mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mendapatkan keyakinan diri dari empat sumber:

1. Pengalaman Melakukan Sesuatu dengan Benar

Agar hal ini terjadi, anak-anak harus ditantang pada tingkat yang tepat. Pressman menyarankan agar tidak mendorong anak-anak ke dalam pengalaman pendidikan yang mereka belum siap, karena dapat menjadi kontraproduktif.

Setiap kali anak khawatir tidak dapat melakukan sesuatu, orang tua dapat mendorong pola pikir berkembang dengan mengatakan bahwa mereka belum sampai sana.

2. Melihat Orang Lain Melakukan Sesuatu dengan Benar

Penting bagi anak-anak untuk melihat orang lain yang mereka anggap mirip dengan diri mereka sendiri (setidaknya dalam beberapa hal spesifik seperti usia, ras atau etnis, identitas gender, minat), mampu mencapai tujuan yang sama.

Model teman sebaya tidak harus berasal dari orang yang sama persis dengan anak. Namun perlu dicatat, melihat anak lain yang jauh lebih tua dengan ras dan jenis kelamin yang berbeda mampu mencapai sesuatu, bisa jadi tidak memiliki efek yang sama.

3. Memberi Pengingat Adanya Riwayat untuk Melakukan Sesuatu dengan Benar

Kisah-kisah yang kita ceritakan kepada diri kita sendiri tentang masa lalu dapat menciptakan rasa kompetensi akan masa depan.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang condong ke arah optimisme memiliki pola pikir yang berkembang. Mereka mengingat keberhasilan dengan lebih jelas daripada kegagalan.

4. Rasa Tenang dalam Tubuh

Jika anak-anak merasa stres, mual, atau cemas saat menghadapi tantangan, akan sulit untuk melakukan sesuatu jika respons fisiologis tersebut tidak ditangani terlebih dahulu.

Mengajari anak-anak praktik menenangkan diri seperti bernapas secara mindful akan sangat membantu mereka menjadi kompeten dalam hal apa pun yang menjadi target mereka.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads