Gelar bangsawan menjadi suatu hal besar yang tidak didapatkan semua orang. Wajar bila sebagian besar bangsawan tampak enggan menyerahkan sedikit pun kekuasaan yang diwariskan kepada mereka.
Tetapi berbeda dengan 5 sosok ini. Mereka secara sukarela melepaskan gelar dan status kerajaan mereka karena menikah dengan rakyat biasa.
Siapa saja? Berikut daftarnya dikutip dari Mental Floss.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5 Anggota Kerajaan yang Lepas Gelar Bangsawan
1. Putri Mako Komura dari Jepang
Pada 26 Oktober 2021, Putri Mako dari Akishino menyerahkan gelar kerajaannya berdasarkan Hukum Rumah Tangga Kekaisaran Jepang. Mako merupakan putri dari Putra Mahkota Jepang Fumihito dan Putri Mahkota Kiko.
Gelar bangsawannya ditanggalkan usai mako menikah dengan pengacara Kei Komura yang dianggap sebagai rakyat biasa. Hubungan Mako dan Kei berawal saat keduanya menjadi mahasiswa di Universitas Kristen Internasional Tokyo pada 2012.
Setahun kemudian, mereka bertunangan dan menyembunyikan status hingga publik tahu tahun 2017. Setelah menikah, pasangan ini pindah ke New York, Amerika Serikat karena Kei akan menjadi pengacara di negeri Paman Sam itu.
Sedangkan Mako bekerja sebagai sukarelawan di Metropolitan Museum of Art. Setelah melepas gelar bangswannya, Mako dan Kei berhak menerima sejumlah uang yang berasal dari pajak sebesar Β₯ 140 juta atau sekitar Rp 14 miliar.
Tetapi Mako menolaknya mengingat keterlibatan Kei dalam perselisihan keuangan dengan mantan tunangan ibunya. Karena kejadian Mako-Kei, publik Jepang mengajukan revisi undang-undang suksesi keluarga Kekaisaran Jepang.
Publik menyerukan agar pejabat istana mengizinkan perempuan dapat mempertahankan gelar mereka meski menikah dengan orang biasa. Keluarnya Mako juga dinilai dapat membahayakan masa depan salah satu monarki tertua di dunia itu.
2. Putri Christina dari Belanda
Putri bungsu ratu Juliana dari Belanda dan Pangeran Bernhard, Christina menanggalkan gelar bangsawannya sebelum mengumumkan pertunangannya dengan penulis Kuba Jorge Guillermo.
Christina diketahui berada di urutan kesembilan dalam garis pewaris tahta Belanda. Meskipun sebagian besar masyarakat Belanda merasa tersinggung karena Christina menikah dengan Guillermo yang seorang beragama Katolik, pasangan itu menikah di Belanda pada 28 Juni 1975.
Pasangan ini memiliki tiga orang anak dan mengoleksi karya seni bernilai jutaan dolar. Namun pada April 1996 keduanya bercerai setelah lebih dari 20 tahun menikah.
Setelah bercerai, Christina pindah bersama anak-anaknya ke New York dan Guillermo tinggal di Belgia.
3. Putri Ubolratana dari Thailand
Putri Thailand, Ubolratana terlibat asmara dengan seorang teman kuliahnya bernama Peter Jensen. Asmara itu tercipta saat keduanya belajar fisika nuklir di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Keduanya kemudian menikah di 1972 ketika Ubolratana berusia 21 tahun. Karena hal ini, putri Thailand itu menyerahkan gelarnya, sebagaimana yang diharuskan hukum kerajaan.
Pernikahan itu tidak disetujui oleh keluarga kerajaan Thailand. Kendati demikian, pasangan itu tetap menikah dan memiliki tiga orang anak.
Setelah bersama selama 26 tahun, Ubolratana dan Jensen bercerai pada 1998. Pasca perceraian, Ubolratana dan anak-anaknya tetap tinggal di AS hingga 2001 dan kembali ke Thailand.
Ia kembali diterima dan melanjutkan tugas kerajaannya. Seperti mewakili keluarga kerajaan Thailand dalam berbagai urusan negara.
Ubolratana juga meluncurkan kampanye anti narkoba kepada publik, terutama kaum muda. Tetapi pada 2019, ia kembali menggemparkan keluarga kerajaan.
Kegemparan ini terjadi karena Ubolratana mengumumkan pencalonannya sebagai Perdana Menteri Thailand di bawah partai politi berhaluan kiri. Hanya beberapa jam setelah pengumuman itu, Raja Rama X adik Ubolratana dan Raja Thailand yang tengah berkuasa mengecam langkah kakaknya.
Hal itu dinilai belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik publik sebagai anggota keluarga kerajaan. Langkah Ubolratana ini juga digagalkan oleh Raja Rama X.
4. Christina, Ratu Swedia
Christina menjadi pewaris takhta Swedia pada usia 6 tahun setelah kematian sang ayah, Gustavus Adolphus dalam Pertempuran Lutzen November 1632. Karena masih kecil, Swedia kala itu diperintah oleh Dewan Perwalian Kerajaan yang dipimpin oleh Axel Oxenstierna (penasihat terpercaya mendiang ayahnya).
Ketika resmi pada usia 18 tahun, Christina dinobatkan sebagai ratu Swedia pada 1644. Ia adalah sosok yang cerdas, terkenal banyak membaca, dan tidak konvensional.
Sosoknya diingat masyarakat karena dukungan kuatnya terhadap seni yang terdokumentasi secara luas. Namun, ia juga ditentang dengan keras ketika akan menikah.
Di tengah meningkatnya permasalahan kerajaan baik secara politik dan ekonomi, Christina malah menggemparkan istana. Ia mengumumkan niat untuk turun takhta dan pindah ke Agama Katolik pada 1654.
Ia menyerahkan takhta tersebut kepada sepupunya, Charles Gustav dan meninggalkan Swedia untuk menghabiskan sisa hidupnya di pengasingan wilayah Roma.
5. Raja Edward VIII dari Inggris
Setelah kematian ayahnya Raja George V, Edward VIII dimahkotai sebagai Raja Inggris pada 20 Januari 1936. Tetapi kurang dari setahun, ia mengumumkan akan turun takhta.
Alasannya adalah karena Raja Inggris tak bisa menikahi warga biasa dan ia ingin menikahi Wallis Simpson. Simpson adalah sosialitas Amerika yang telah dua kali bercerai dan dikabarkan sebagai simpatisan Nazi.
Pasangan itu pindah ke Prancis sebelum memulai perjalanan yang sangat kontroversial di seluruh Jerman. Puncaknya adalah pertemuan antara Edward dan Adolf Hitler.
Setelah turun takhta, Edward digantikan oleh Raja George VI yang juga ayah dari Ratu Elizabeth II. Otomatis Edward adalah paman dari Lilibeth panggilan akrab dari Ratu Elizabeth II.
Diketahui Raja George VI sempat menganugerahkan gelar gelar Duke dan Duchess of Windsor kepada Edward dan Simpson. Tetapi ditolak dan meminta gelar "Her Royal Highness" diberikan kepada Wallis,
Edward adalah seorang perokok berat. Ia meninggal karena kanker laring pada 1972. Pasca Edward meninggal, Wallis tetap mempertahankan gelarnya sebagai Duchess of Windsor dan pensiun untuk menjalani kehidupan menyendiri di Villa Windsor di Paris.
(det/faz)