- Sejarah Lengkap 15 Kerajaan di Indonesia 1. Kerajaan Kutai (Abad 4 hingga 17) 2. Kerajaan Tarumanegara (Abad 4 hingga 7) 3. Kerajaan Sriwijaya (Abad 7 hingga 14) 4. Kerajaan Mataram Kuno (732-1006 M) 5. Kerajaan Kediri (1042-1222 M) 6. Kerajaan Singasari (1222-1292) 7. Kerajaan Majapahit (1292-1478 M) 8. Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521 M) 9. Kerajaan Malaka (1390-1511 M) 10. Kerajaan Aceh (1514-1903 M) 11. Kerajaan Demak (1481-1556 M) 12. Kerajaan Mataram Islam (1584-1945 M) 13. Kerajaan Ternate-Tidore 14. Kerajaan Gowa-Tallo (Abad 14 hingga 17) 15. Kerajaan Banten (1527-1813 M)
Indonesia atau yang disebut Nusantara di masa lalu terdiri dari kerajaan-kerajaan. Keberadaan kerajaan bercorak Hindu-Buddha juga berimpitan dengan berdirinya kerajaan Islam.
Setelah masa penjajahan, masyarakat pun bersatu untuk kemerdekaan Indonesia. Kerajaan-kerajaan yang masih ada di Indonesia pun turut mendukung berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di bawah ini akan kita ulas sejumlah kerajaan besar yang pernah ada di Indonesia secara urut berdasarkan perkiraan tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Lengkap 15 Kerajaan di Indonesia
Ada banyak kerajaan yang pernah ada di Indonesia, di antaranya adalah 15 kerajaan yang akan kita ulas di bawah ini. Berikut sejarahnya seperti dirangkum dari Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia Kelas X di laman Kemdikbud, serta beberapa sumber lain:
1. Kerajaan Kutai (Abad 4 hingga 17)
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-4. Hal ini berdasarkan prasasti berbentuk yupa menggunakan huruf pallawa dan berbahasa sanskerta.
Kerajaan Kutai diperkirakan terletak di daerah Muarakaman, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Lokasi sungai yang strategis diyakini menjadi jalur perdagangan, hingga didatangi orang-orang India dan China.
Raja pertama Kutai adalah Kudungga yang diperkirakan masih berbudaya asli dan belum memeluk agama Hindu. Agama Hindu baru dianut oleh putranya atau menantunya yang bernama Aswawarman. Raja terbesar Kutai adalah Mulawarman yang merupakan anak dari Aswawarman.
Kerajaan Kutai runtuh saat Raja Kutai terakhir bernama Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai Kartanegara lantas menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara. Sejak 1735 raja Kutai Kartanegara bergelar Sultan.
2. Kerajaan Tarumanegara (Abad 4 hingga 7)
Kerajaan Tarumanegara juga diperkirakan berdiri pada waktu yang tak jauh berbeda dengan Kutai, yakni sekitar abad ke-4. Kerajaan ini berada di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini menjadi bagian wilayah Provinsi Banten. Wilayah kekuasaannya hampir meliputi seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.
Berdasarkan naskah wangsakerta, pendiri Tarumanegara adalah Rajadirajaguru Jayasingawarman yang merupakan seorang maharesi atau pendeta India. Dia mengungsi ke Nusantara karena kerajaan tempat asalnya ditaklukan.
Beberapa sumber sejarah yang ditemukan seperti Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu (Koleangkak), Prasasti Tugu, serta catatan berita musafir China bernama Fa-Hien yang menceritakan tentang Kerajaan To-lo-mo atau Taruma.
Raja paling terkenal adalah Purnawarman yang membawa Tarumanegara ke masa kejayaan. Namun pada masa Raja Sudawarman, kerajaan mengalami kemunduran, salah satunya karena munculnya Kerajaan Galuh sebagai pesaing. Tarumanegara runtuh sekitar akhir abad ke-7.
3. Kerajaan Sriwijaya (Abad 7 hingga 14)
Kerajaan Sriwijaya termasuk salah satu kerajaan dengan wilayah terluas di Indonesia. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 dan diyakini berpusat di Palembang.
Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar di masa Dapunta Hyang hingga abad ke-13. Namun Sriwijaya ditaklukkan oleh San Fo Tsi (Swarnabhumi). Penyebab keruntuhan Sriwijaya antara lain faktor alam yang membuat endapan lumpur Sungai Musi dan lainnya, sehingga membuat kapal dagang yang datang semakin berkurang.
Faktor perekonomian yang lemah membuat kekuatan politik Sriwijaya juga melemah. Banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri. Salah satunya adalah kawasan Jawa Timur yang dikuasai Airlangga. Sriwijaya juga semakin terdesak oleh Kerajaan Singasari yang sedang berkembang.
Sriwijaya lambat laun hanya memiliki wilayah kecil. Kerajaan Sriwijaya yang lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit pada 1377 M.
4. Kerajaan Mataram Kuno (732-1006 M)
Kerajaan Mataram Hindu berada di pedalaman Jawa tengah, yang pusatnya diperkirakan berada di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan. Dua Candi besar dibangun pada masa kerajaan ini.
Keduanya adalah Candi Borobudur yang dibuat pada masa pemerintahan Samaratungga dari dinasti Syailendra yang bercorak Budha. Kemudian Candi Prambanan yang dibangun pada masa Rakai Pikatan dan selesai pada masa pemerintahan Daksa dari Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu
Sesudah Dyah Wawa wafat dan digantikan menantunya, Mpu Sindok, wilayah kerajaan dipindah ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru, Dinasti Isyana pada 928 M. Penyebabnya antara lain letusan Gunung Merapi yang dahsyat. Kerajaan ini menjadi Kerajaan Medang Kamulan.
Kerajaan Medang runtuh pada 1006, namun sumber lain menyebut tahun 1016. Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit dari Mpu Sindok. Tiga tahun kemudian, Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok, mendirikan Kerajaan Kahuripan.
5. Kerajaan Kediri (1042-1222 M)
Raja Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua bagian. Pembagian dilakukan oleh seorang Brahmana terkenal bernama Mpu Bharada, yakni menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri).
Keruntuhan Kerajaan Kediri terjadi setelah adanya perselisihan antara Raja Kertajaya dengan kaum brahmana. Kaum brahmana meminta bantuan Ken Arok yang merupakan pemimpin daerah Tumapel yang sangat ingin memisahkan diri dari Kediri.
Ken Arok berhasil mengalahkan pasukan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya pada 1222 M. Kediri kemudian menjadi bawahan dari kerajaan Singasari-Tumapel yang dipimpin Ken Arok.
6. Kerajaan Singasari (1222-1292)
Sebelum menguasai Tumapel, Ken Arok adalah bawahan dari Tunggul Ametung yang menjadi penguasa Tumapel. Tunggul Ametung dibunuh Ken Arok karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes.
Setelah menang melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari diperkirakan berada di sekitar pertemuan Sungai Brantas dan Sungai Bango.
Puncak kejayaan Kerajaan Singasari adalah ketika dipimpin raja Kertanegara. Dia berhasil menguasai melemahkan Sriwijaya di selat Malaka, menguasai Bali, Jawa Barat, Pahang dan Tanjung Pura.
Namun strategi penaklukan kekuasaan di luar Jawa membuat sistem pertahanan di dalam kerajaan menjadi lemah. Kerajaan Singasari justru runtuh akibat pemberontakan bupati Gelang Gelang yaitu Jayakatwang. Dia masih bersepupu dengan raja terakhir Kediri, yaitu Kertanegara.
Jayakatwang lalu berusaha membangun lagi Kerajaan Kediri yang sudah runtuh. Saat itu pula Kerajaan Singasari runtuh pada 1292 M.
7. Kerajaan Majapahit (1292-1478 M)
Dalam serangan Jayakatwang, Raden Wijaya yang merupakan menantu Raja Kertanegara dari Singasari berhasil melarikan diri dan berstrategi membangun kerajaan baru. Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk melawan kerajaan Singosari.
Setelah sukses menghancurkan pasukan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik melawan pasukan Mongol hingga meninggalkan wilayah Jawa. Raden Wijaya lalu mendirikan kerajaan Majapahit yang berpusat di daerah Trowulan (sekarang Kabupaten Mojokerto).
Raja Hayam Wuruk membawa Majapahit pada masa keemasan (1350-1389). Dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada, mereka bertekad mempersatukan Nusantara.
Majapahit pun menjadi kerajaan dengan wilayah terluas di Indonesia, meliputi Sumatera, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian Filipina. Majapahit juga punya hubungan dekat dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan dan Vietnam, bahkan Tiongkok.
Namun setelah Hayam Wuruk wafat, Majapahit mengalami kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Antara abad ke-14 dan ke-15, pengaruh Majapahit mulai berkurang. Pada saat bersamaan, Kesultanan Malaka juga melemahkan kekuasaan Majapahit. Majapahit runtuh pada 1478 M.
8. Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521 M)
Tak jauh dari berdirinya Singasari, di Sumatera juga berdiri Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Namun beberapa sumber menyebut sebelum Samudra Pasai sudah ada Kerajaan Jeumpa dan Kerajaan Perlak.
Raja pertamanya adalah Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297) yang mempersunting putri penguasa Perlak yaitu Putri Ganggang Sari. Kemudian Perlak bersatu dengan Samudera Pasai.
Pada masa Malik Al-Tahir II (1326-1348), Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemajuan pesat. Namun kerajaan ini mengalami kemunduran setelah diserang Majapahit yang memiliki ambisi untuk menyatukan Nusantara.
9. Kerajaan Malaka (1390-1511 M)
Kerajaan Malaka adalah kesultanan yang paling berpengaruh di kawasan Selat Malaka (Sumatera dan Semenanjung Malaka). Kemunduran Samudra Pasai diikuti perkembangan Kerajaan Malaka sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara.
Kerajaan ini didirikan oleh seorang pangeran dari Blambangan, Jawa Timur bernama Paramisora. Dia melarikan diri dari serangan tentara Majapahit. Setelah bertemu dengan Sidi Abdul Aziz, dia masuk Islam berganti nama menjadi Iskandar Syah.
Setelah dikalahkan Portugis, Kerajaan Malaka mengalami keruntuhan pada 1511 M.
10. Kerajaan Aceh (1514-1903 M)
Kerajaan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis, membuat pusat perdagangan kembali ke Aceh. Kemudian berdirilah Kerajaan Aceh sekitar 1514 dengan raja pertamanya, Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat.
Kerajaan Aceh mencapai masa keemasan pada masa Sultan Iskandar Muda yang berhasil memperluas wilayah. Aceh mengalami kemunduran ketika Sultan Iskandar Muda digantikan oleh menantunya, Iskandar Thani. Kemudian Iskandar Thani digantikan permaisurinya yang gagal menghadapi kelicikan VOC.
Namun kerajaan ini bisa bertahan lama meski mengalami perang saudara, hingga perang melawan Belanda. Pada 1903, Sultan Muhammad Daud Syah menyerahkan diri kepada Belanda dan dibuang ke Ambon kemudian ke Batavia. Peristiwa ini menandakan berakhirnya Kesultanan Aceh.
11. Kerajaan Demak (1481-1556 M)
Kerajaan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa, tepatnya di pesisir utara Pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan Raden Patah pada akhir abad ke-15.
Kerajaan ini merupakan peralihan dari Hindu-Buddha. Namun masuknya Islam dapat berpadu dengan budaya asli masyarakat setempat. Islam berkembang pesat dengan keberadaan Wali Songo.
Namun Kerajaan Demak mengalami kemunduran karena adanya perebutan takhta dalam keluarga kerajaan setelah Sultan Trenggono (1521-1546) gugur. Pangeran Sekar Seda Lepen yang seharusnya menjadi pengganti, dibunuh oleh Pangeran Prawoto, anak Sultan Trenggono.
Menantu Sultan Trenggono, Hadiwijaya lalu memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan membuat kekuasaan Kerajaan Demak berakhir. Sultan Hadiwijaya lalu menjadi raja pertama Kerajaan Pajang.
Setelah Sultan Hadiwijaya wafat, Arya Pangiri yang merupakan anak dari Pangeran Prawoto, kemudian merebut Pajang. Namun putra Hadiwijaya, yaitu Pangeran Benowo, berhasil merebut kembali kekuasaan dari Arya Pangiri berkat bantuan Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya.
Pangeran Benowo lalu menyerahkan tahta kepada Sutawijaya. Sutawijaya pun memindahkan pusat Kerajaan Pajang ke Mataram dan lahirlah Kerajaan Mataram Islam.
12. Kerajaan Mataram Islam (1584-1945 M)
Sutawijaya adalah raja pertama Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati. Kerajaan yang berdiri pada 1584 ini berpusat di Kotagede. Masa keemasan Mataram Islam terjadi di masa Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Pada perjalanannya, terjadi perebutan kekuasaan di dalamnya, termasuk karena adanya campur tangan VOC. Pusat kerajaan sempat dipindah ke Kartasura, kemudian terjadi geger pecinan yang menghancurkan keraton.
Selanjutnya, pusat pemerintahan berpindah ke Surakarta di bawah pimpinan raja Pakubuwono II. Kerajaan lalu pecah menjadi dua setelah adanya Perjanjian Giyanti pada 1755 yang membagi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Hingga masa kemerdekaan, penerus Mataram Islam ini mendukung adanya NKRI. Kerajaan ini masih eksis hingga sekarang, meski tidak memiliki kekuasaan seperti dulu.
13. Kerajaan Ternate-Tidore
Di kawasan Maluku terdapat dua kerajaan ternama, yaitu Ternate dan Tidore. Kerajaan Ternate berdiri pada 1257, sedangkan Tidore pada 1081. Kekayaan rempah-rempahnya membuat bangsa asing ingin menguasai.
Ternate dan Tidore sempat bertikai dengan bantuan penjajah. Ternate dibantu Portugis, sementara Tidore dibantu Spanyol. Hal ini menyebabkan Paus turun tangan dan mengadakan perjanjian perdamaian yang membuat Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap bertahan.
Islam baru berkembang di Maluku sekitar abad 15 karena dibawa para pedagang dan mubaligh dari Jawa. Murid Sunan Giri menyebarkan Islam di Maluku dan membuat raja Ternate, Sultan Marhum (1465-1468) dan penerusnya memeluk Islam.
Ketika VOC menguasai Maluku, Ternate mundur. Namun Raja Tidore bernama Sultan Nuku masih melawan bersama rakyat. Dia akhirnya berhasil mempersatukan Tidore dan Ternate.
14. Kerajaan Gowa-Tallo (Abad 14 hingga 17)
Kerajaan Gowa-Tallo adalah dua kerajaan Islam di Sulawesi Selatan yang berhubungan baik. Keduanya lalu dikenal sebagai Kerajaan Makassar.
Perekonomian masyarakat kerajaan Makassar berkembang karena sistem kelautan yang dimilikinya. Hasil kebudayaan Gowa-Tallo antara lain alat penangkap ikan dan kapal pinisi.
15. Kerajaan Banten (1527-1813 M)
Setelah Sunda Kelapa direbut Fatahillah pada 1527, kawasan Banten berkembang menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Paling pesat ialah terjadi pada masa Hasanuddin, yang merupakan raja pertama Banten.
Penguasa Banten dilanjutkan keturunan Hasanuddin. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) berkuasa, dia sangat anti asing, sehingga melakukan perlawanan terhadap VOC di Batavia.
Kerajaan mengalami kemunduran akibat perselisihan di internal kerajaan di akhir pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. VOC memanfaatkan Sultan Haji untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Hal ini membuat kekuasaan VOC semakin kuat dan meruntuhkan kerajaan.
Demikian tadi penjelasan lengkap mengenai sejarah kerajaan di Indonesia, mulai dari berdiri, masa keemasan, hingga keruntuhannya.
(bai/row)