Kehidupan Penguin Kecil Terancam karena Aktivitas Manusia, Ini Dampaknya

ADVERTISEMENT

Kehidupan Penguin Kecil Terancam karena Aktivitas Manusia, Ini Dampaknya

Hani Muthmainnah - detikEdu
Senin, 13 Jan 2025 07:00 WIB
Seekor penguin kecil (Eudyptula minor) di Pulau Granit
Foto: Flinders University/Penguin kecil (Eudyptula minor) di Pulau Granit
Jakarta -

Sebuah studi menemukan habitat penguin kecil (Eudyptula minor) di Pulau Granite, Australia Selatan, kini semakin terancam oleh aktivitas manusia. Peneliti menemukan pengin kecil menunjukkan sikap keberanian yang berbeda.

Penguin kecil adalah spesies penguin terkecil di dunia dengan tinggi sekitar 35 cm dan berat rata-rata 1,2 kg. Mereka hidup di perairan pesisir Tasmania dan Australia selatan, termasuk Pulau Granite.

Di Pulau Granite, Australia Selatan, kehidupan penguin kecil terancam akibat adanya pembangunan perkotaan dan aktivitas manusia lainnya. Dalam dua dekade terakhir, jumlah penguin kecil mengalami penurunan drastis yang awalnya berjumlah 1.600 ekor kini hanya menyisakan 30 ekor saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain gangguan manusia, faktor lain yang menyebabkan penurunan populasi penguin kecil di Pulau Granite adalah berkurangnya jumlah ikan, perubahan kondisi lingkungan, dan adanya predator seperti anjing laut berbulu atau rubah.

Pengaruh Aktivitas Manusia ke Pola Pengasuhan Penguin Kecil

Dalam studi baru yang terbit di jurnal Behavior 3 Desember 2024, para ahli perilaku hewan dari Universitas Flinders di Australia melakukan penelitian menggunakan video pengawasan jarak jauh untuk memahami dampak kehadiran manusia terhadap perilaku penguin kecil.

ADVERTISEMENT

Penelitian ini berfokus pada bagaimana keberanian penguin yang terpapar manusia memengaruhi peran mereka sebagai orang tua.

Pakar dari BirdLab, Fakultas Sains dan Teknik Universitas flinders, Dr. Diane Colombelli-NΓ©grel mengatakan bahwa penguin yang berada di dekat manusia cenderung menjadi lebih berani.

Mereka menunjukkan keberanian dengan membiarkan predator atau ancaman mendekati sarang mereka tanpa melarikan diri. Namun, berbeda dengan yang diperkirakan sebelumnya, penguin yang lebih berani tidak mengurangi perhatian terhadap anak-anak mereka.

"Keberanian seekor penguin ternyata tidak memengaruhi seberapa sering mereka kembali ke sarang atau memberi makan anak-anak mereka," kata Dr. Colombelli-NΓ©grel, dikutip dari Universitas Flinders.

"Namun, respon yang terlalu sering menyerang atau melarikan diri dapat menyebabkan stres pada penguin," imbuhnya.

Gangguan Manusia Sebabkan Pengaruh Negatif

Meski penguin-penguin ini menjadi lebih berani, para peneliti menekankan pentingnya mengurangi interaksi antara pengunjung dan penguin, terutama di habitat yang rentan. Pulau Granite yang terletak sekitar 100 km di selatan Adelaide adalah salah satu lokasi yang paling berpengaruh.

Dengan adanya 800.000 pengunjung setiap tahunnya, kehadiran manusia yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan penguin dan merusak hubungan antara ibu dan anak.

Dr. Colombelli-NΓ©grel mengimbau kepada masyarakat agar menjauhi sarang penguin, terutama menjelang liburan musim panas.

"Perkembangan perkotaan dan aktivitas manusia yang terus meningkat merambah habitat alami kita, menyebabkan banyak spesies tertekan akibat gangguan antropogenik," ujarnya.

Peneliti mengatakan bahwa studi mereka bermaksud menyoroti pentingnya membatasi interaksi antara manusia dan penguin terutama di habitat yang sudah sangat terancam. Sebab, jika gangguan manusia terus berlanjut, hal ini dapat memengaruhi karakteristik perilaku penguin dan mengubah populasi mereka dalam jangka panjang.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads