Lembah di Mesir Ini Ungkap Paus Pernah Punya Kaki

ADVERTISEMENT

Lembah di Mesir Ini Ungkap Paus Pernah Punya Kaki

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 03 Jul 2023 09:00 WIB
Kerangka nenek moyang paus di Wadi Al-Hitan, Mesir.
Lembah kering di Mesir ini ungkap paus dahulu pernah punya kaki. Begini kisahnya. Foto: Ahmed Mosaad via Wikimedia Commons
Jakarta -

Tim ahli geologi semula memandu untanya ke lembah sepi di Gurun Barat Mesir pada 1902. Tidak ada air dalam puluhan kilometer, tetapi banyak fosil-fosil dengan panjang sampai 15 meter.

Kelak pada 1989, paleontolog Philip Gingerich dari University of Michigan, AS dan tim ekspedisi mendapati fosil-fosil paus panjang tersebut di lembah Wadi Al-Hitan. Namun, fosil paus itu berkaki kecil dan berjari mini.

Gingerich menuturkan, timnya dulu sempat bercanda bahwa paus dahulu kala bisa jalan kaki, seperti dikutip dari Smithsonian Magazine. Belakangan penelitiannya membuktikan, fosil-fosil paus itu adalah bukti transisi dan proses evolusi mamalia darat kehilangan kaki ketika pindah habitat ke laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paus-paus di Wadi Al-Hitan termasuk dalam kelompok yang bernama Archaeoceti salah satu paus pertama di Bumi. Di samping kaki belakang dan jari kaki, siripnya juga punya semacam jari.

Dengan begitu, makhluk purba ini adalah bentuk transisi antara mamalia darat pendahulunya dan paus modern di laut hari ini, dikutip dari laman Science and The Sea, University of Texas Marine Science Institute, Port Aransas, Texas.

ADVERTISEMENT

Paus dari Darat ke Laut

Kerangka paus purba di Wadi Al-Hitan, Mesir.Kerangka paus purba di Wadi Al-Hitan, Mesir. Foto: Mohammed Ali Moussa via Wikimedia Commons

Penelitian lebih lanjut mendapati bahwa fosil-fosil tersebut berasal dari 37 juta tahun lalu. Saat itu, laut tropis yang dangkal menutupi Wadi Al-Hitan dan seluruh Mesir utara.

Paus modern memiliki sisa tulang kaki belakang. Namun, hanya ada sedikit catatan fosil yang mengilustrasikan transisi dari hewan darat menjadi hewat laut itu. Penggalian Gingerich di lembah itulah yang menemukan kaki dan lutut paus purba.

Gingerich menduga, nenek moyang paus ini adalah pemakan bangkai rusa atau babi yang hidup di dekat laut. Kemudian sekitar 55 juta tahun lalu, paus purba ini mulai makan ikan mati di sepanjang pantai, lalu mengejar mangsa di perairan dangkal.

Paus purba lalu mulai menghabiskan banyak waktu di air, dengan mencoba mengarungi habitat mangsa di laut lebih jauh. Seiring waktu, berat badan yang tidak harus selalu ditanggung kaki di air menjadikan badannya makin besar.

Tulangnya pun jadi lebih besar, dengan diameter seperti kayu api unggun. Tulang belakang memanjang, tulang rusuk melebar. Perlahan, tulang kakinya mengecil sampai tidak digunakan lagi.

Sedangkan, fosil paus yang lebih purba di India mengungkap bahwa hewan purba ini semula mempertahankan keberadaan kakinya. Fungsinya untuk membantu keluar-masuk dari perairan. Dengan demikian, paus diduga lebih mudah untuk berkembang biak dan melahirkan di pantai.

Kurator fosil mamalia laut di National Museum of Natural History, Nick Pyenson mengatakan, keberadaan kaki sayangnya menghalangi ekor untuk bantu paus purba berenang. Alhasil, kaki paus menyusut sampai ia tidak bisa kembali ke daratan.

"Paus Wadi Hitan (Lembah Paus) telah berevolusi ke titik saat mereka tidak dapat kembali ke darat. Mereka adalah makhluk seukuran bus sekolah dengan panjang kaki hanya beberapa belas cm, tidak berguna untuk berjalan. Akhirnya, kaki paus akan hilang sama sekali," tutur Pyenson.

Situs Warisan Dunia Paus Kanibal

Fosil Dorudon, salah satu nenek moyang paus berkaki di Wadi Al-Hitan, Mesir.Fosil Dorudon, salah satu nenek moyang paus berkaki di Wadi Al-Hitan, Mesir. Foto: Hatem Moushir via Wikimedia Commons

Pyenson mengatakan, spesimen paus berkaki yang lebih tua kini sudah ditemukan. Namun, kondisi pengawetan dan jumlah fosil paus berkaki di Wadi Al-Hitan tidak tertandingi.

Alhasil, situs Wadi Al-Hitan, yang berjarak tiga jam naik mobil dari Kairo, Mesir, kini jadi situs Warisan Dunia UNESCO, seperti dikutip dari laman World Heritage Convention. Situs ini dikunjungi sekitar 14.000 orang setiap tahun.

Sebagian besar fosil di lembah Wadi Al-Hitan merupakan jenis Basilosaurus dan Dorudon. Basilosaurus adalah paus purba raksasa, badannya lebih mirip belut. Sementara itu, Dorudon berbadan lebih kecil tetapi berotot, lebih mirip paus. Namun, gigi Dorudon berlapisan tajam bergerigi, bukan gigi mirip pasak.

Dunia Wadi Al-Hitan zaman prasejarah adalah arena paus makan paus. Kerangka Dorudon kadang ditemukan di dalam tumpukan fosil tulang perut sesamanya.

Sedangkan beberapa bayi Dorudon punya bekas gigitan di kepalanya, diperkirakan karena Basilosaurus. Gingerich memperkirakan Dorudon juga melahirkan di perairan dangkal. Sebab, terdapat banyak kerangka Dorudon remaja di kawasan tersebut.

Rekonstruksi kerangka Dorudon atrox dipajang di museum University of Michigan AS.Rekonstruksi kerangka Dorudon atrox dipajang di museum University of Michigan AS. Foto: Wikimedia Commons

Wadi Al-Hitan diperkirakan merupakan rumah bagi sapi laut, buaya raksasa, hiu, dan berbagai ikan lainnya. Gigi Basilosaurus kerap ditemukan dalam kondisi patah karena makan dengan lahap.

Dalam kematiannya, Dorudon kerap mengambil posisi melingkar. Sedangkan Basilosaurus cenderung mati dalam kondisi badan lurus.

Arus laut diperkirakan membuat bangkai hewan purba ini terdorong sampai garis pantai. Posisi fosilnya kini diduga dapat menjadi bekal ilmuwan untuk memperkirakan bentuk pantai yang telah lama hilang.

Lembah Paus buat Destinasi Wisata

Kini, Wadi Al-Hitan mencakup area seluas kurang lebih 200 km persegi, belum termasuk zona penyangganya. Untuk melindungi Lembah Paus, kini juga ada kebijakan membatasi akses wisatawan dan akses kendaraannya. Kawasan ini menjadi bagian dari Wadi Al-Rayan, yang juga termasuk oasis Sahara, yang dihuni oleh kijang dan rubah.

Wisatawan boleh berkemah semalaman jika membawa kayu api unggun. Kondisi ini mengurangi kebutuhan akan hotel permanen, yang melanggar lanskap alam dan situs prasejarah seperti Wadi Al-Hitan.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads