6 Kecelakaan Pesawat karena Bird Strike, Terbaru Jeju Air

ADVERTISEMENT

6 Kecelakaan Pesawat karena Bird Strike, Terbaru Jeju Air

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 30 Des 2024 15:30 WIB
Pesawat Jeju Air kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Begini detik-detik kecelakaan yang menewaskan 179 orang tersebut.
Ilustrasi. Ada 6 kecelakaan pesawat karena bird strike, terbaru Jeju Air. Foto: Lee Geun-young via Reuters
Jakarta -

Bird strike atau serangan burung pada pesawat menjadi salah satu penyebab yang relatif umum terjadi pada dunia penerbangan. Kejadian ini bisa terjadi baik pesawat sedang terbang, lepas landas atau mendarat.

Kejadian ini menyebabkan banyak dampak, termasuk kejadian yang mematikan. Seperti yang baru-baru ini terjadi pada pesawat Korea Selatan, Jeju Air.

The Conversation menjelaskan sejak tahun 1988, lebih dari 262 kematian akibat tabrakan dengan burung telah dilaporkan di seluruh dunia. Dari jumlah itu lebih dari 250 pesawat dinyatakan hancur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Termasuk 6 kasus kecelakaan pesawat berikut ini. Dari tahun 1960 hingga yang terbaru Jeju Air berikut daftarnya dikutip dari The New York Times, Senin (30/12/2024).

6 Kecelakaan Pesawat karena Bird Strike

1. Eastern Airlines (1960)

Pada 4 Oktober 1960, terjadi kecelakaan pesawat paling mematikan gegara tabrakan burung. Hal ini menimpa penerbangan Eastern Airlines yang berangkat dari Bandara Internasional Logan di Boston, Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Dari 72 penumpang, 62 orang dikabarkan tewas ketika pesawat itu jatuh di Pelabuhan Boston. Pesawat Lockheed L-188 Electra itu menabrak sekawanan burung jalak setelah lepas landas.

Burung tersebut terhisap ke mesin pesawat dan menyebabkan pesawat kehilangan kendali. Setelah kecelakaan ini, para teknis dan regulator mulai memahami bahwa burung bisa membawa masalah serius bagi pesawat terbang.

2. Ethiopian Airlines

Kecelakaan pesawat menimpa Ethiopian Airlines yang jatuh pada September 1988. Dari kecelakaan ini 35 orang dikabarkan tewas usai pesawat menabrak sekawanan merpati saat lepas landas dari Bandara Bahir Dar, Ethiopia utara.

Burung 'tertelan' di dua mesin pesawat Boeing 737 dan menyebabkan masalah. Akibatnya pilot memutuskan untuk kembali ke bandara dalam keadaan darurat.

Tetapi pesawat terbakar saat mendarat darurat di lahan terbuka dekat bandara.

3. Pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat

Pada 22 September 1995 terjadi kecelakaan pesawat paling mematikan dalam sejarah Angkatan Udara Amerika Serikat. Kala itu 24 tentara dikabarkan tewas usai dua mesin pesawat menabrak angsa Kanada.

Pesawat itu akhirnya jatuh di Pangkalan Udara Elmendorf dekat Anchorage, Alaska. Jenis pesawat yang digunakan tentara adalah pesawat pengintai E-3 Sentry dengan tanda panggilan "Yukla 27".

Awalnya pesawat itu lepas landas dengan mulus, tetapi sekawanan angsa terbang dari lapangan terbang dan menyebrang ke jalur pesawat. Akibatnya angsa itu terseret ke dua mesin dan menyebabkan pesawat berputar tak terkendalikan ke kiri.

4. US Airways

Di bulan Januari 2009, US Airways lepas landas dari Bandara LAGuardia menuju Charlotte NC. Pesawat itu menabrak sekawanan angsa.

Sang pilot Chesley B Sullenberger III memutuskan untuk mendaratkan pesawat di Sungai Hudson dekat pusat kota Manhattan. Keputusan ini dinilai tepat karena seluruh penumpang pesawat selamat.

5. Ethiopian Airlines 302

Pesawat Ethiopian Airlines 302 mengalami kecelakaan pada Maret 2019 menewaskan 157 orang di dalamnya. Kecelakaan ini disebabkan oleh kerusakan sistem kontrol penerbangan pada Boeing 737 Max.

Dalam kecelakaan itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan pembacaan sensor yang salah disebabkan oleh sebuah objek. Kemungkinan besar karena bird strike.

Karena sensor tidak bekerja, pesawat Ethiopian Airlines menukik ke bawah tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Ethiopia Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya.

6. Jeju Air

Pada Minggu, 29 Desember 2024 pesawat Jeju Air 8C 2216 gagal mendarat dan bertabrakan dengan tembok pembatas di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Peristiwa ini menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya.

Otoritas setempat menyebutkan kemungkinan penyebab kecelakaan Jeju Air karena kegagalan fungsi roda pendaratan dan tabrakan dengan burung atau bird strike.

Faktor bird strike tak bisa dihindari karena lokasi Bandara Internasional Muan. Dijelaskan lokasi ini dekat dengan tiga suaka burung utama yang berfungsi sebagai tempat musim dingin bagi burung-burung yang bermigrasi.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Institut Ekologi Nasional Korea Selatan mencatat hampir 19.000 burung yang bermigrasi di suaka-suaka ini. Bandara ini telah mencatat tingkat serangan burung tertinggi di antara 14 bandara regional Korea Selatan.

Sekitar 10 insiden dilaporkan antara tahun 2019 hingga Agustus 2024, menurut data Korea Airports Corporation. Faktor penilaian dampak lingkungan tahun 2020 mencatat area luar bandara juga digunakan sebagai lahan pertanian.

Sehingga wajar bila area itu sangat banyak burung karena kaya akan sumber makanan burung.

Meski begitu, para ahli mengatakan kecelakaan ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menyusun rangkaian kejadiannya.




(det/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads