Seekor burung nasar (hering) atau pemakan bangkai mengejutkan pilot pesawat di Brasil setelah menabrak kaca depan kokpit. Burung tersebut menembus kaca hingga ke kokpit dan membuatnya tak bernyawa. Bagaimana bisa terjadi?
Jika dibayangkan, mungkin badan pesawat termasuk kaca depan terbuat dari bahan yang sangat kuat, sehingga sulit untuk rusak. Namun nyatanya, kecepatan membuat segalanya menjadi mungkin.
Pada 5 Desember 2024 lalu, seorang pilot di Brasil menceritakan momen-momen seekor burung nasar menabrak kaca depan kokpit pesawat. Kejadian liar tersebut bisa sangat berbahaya karena kaca depan tertembus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pikir kami tidak akan keluar hidup-hidup," kata pilot tersebut, sebagaimana dilansir New York Post.
Pesawat bermesin tunggal itu sedang mengangkut lima penumpang dari Envira ke EirunepΓ© di Amazonas Brasil. Setelah menembus kokpit, burung tersebut diangkat oleh pilot dengan kondisi sudah tak bernyawa.
Meskipun terjadi kecelakaan yang aneh, pilot yang tenang berhasil mendaratkan pesawat di bandara Eirunepe dengan selamat.
Kenapa Tabrakan Burung dan Pesawat Bisa Terjadi?
Menurut Layanan Ikan & Margasatwa Amerika Serikat atau U.S. Fish & Wildlife Service, burung dan pesawat sebenarnya terbang dengan berbagi wilayah udara. Hal ini yang membuat risiko tabrakan dengan burung selalu ada.
Karena pesawat terbang dengan kecepatan tinggi, maka kerusakan akibat tabrakan dengan burung, terutama yang masuk ke dalam mesin atau kaca depan, dapat berakibat fatal.
Biasanya, tragedi tabrakan ini terjadi karena pesawat masih pada ketinggian yang relatif rendah saat lepas landas dan mendarat. Selama penerbangan, banyak pesawat, terutama jet komersial, terbang pada ketinggian yang lebih tinggi daripada burung.
Insiden Bisa Terjadi Ribuan Kali dalam Setahun
Mengutip Wonderopolis, tabrakan antara burung dan pesawat atau dikenal dengan bird strike, ternyata sering terjadi, bahkan bisa ribuan kali dalam setahun.
Menurut laporan, kejadian ini sering berakibat fatal pada burung. Sementara sebagian besar efeknya pada pesawat, tidak menimbulkan kerusakan berarti.
Namun, jika yang menabrak adalah burung berukuran besar dan terhisap ke mesin pesawat, maka bisa menyebabkan kerusakan parah. Ini yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Karena risiko tabrakan dengan burung ini, bandara telah mengembangkan sejumlah tindakan keselamatan dan konservasi untuk meminimalkan serangan burung saat lepas landas dan mendarat.
Selain itu, biasanya juga bandara dibuat di lahan yang kurang menarik bagi burung. Misalnya dengan menghilangkan tanaman yang menghasilkan benih, menebang pohon yang digunakan untuk bersarang, menutup sumber air dengan jaring, dan memotong rumput dalam jumlah pendek.
Kemudian, penggunaan teknologi juga dilakukan untuk menakut-nakuti burung. Misalnya, seperti meriam sonik, laser, rekaman panggilan predator, dan generator kebisingan.
(faz/nwy)