Perayaan Natal tidak hanya identik dengan pernak pernik serba merah hijau. Namun, makanan berupa kue jahe turut menjadi hal wajib yang ada pada perayaan Natal. Kenapa?
Kue kering seperti kue jahe sebenarnya umum disediakan di berbagai acara. Pada perayaan Natal, kue jahe umumnya ditemui dalam bentuk orang, rumah, hingga hewan.
Ternyata kue jahe yang ada di perayaan Natal, memiliki sejarahnya tersendiri. Berikut ulasannya, dilansir dari English Heritage.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimulai oleh Masyarakat Jerman, Dipopulerkan Ratu Inggris
Seorang sejarawan makanan, Sam Bilton, mengatakan bahwa tradisi membuat kue jahe pada perayaan Natal baru mulai populer setelah Ratu Inggris, Victoria, bersama dengan suaminya, Pangeran Albert menyajikan kue jahe pada saat perayaan Natal.
Pasangan bangsawan ini memang dikenal sebagai 'trendsetter' atau orang yang memulai tren. Saat itu, apa yang dilakukan oleh Ratu Victoria dan Pangeran Albert kerap menjadi 'mode' dan inspirasi bagi banyak orang, mulai dari pemasangan pohon natal hingga penyajian kue jahe.
Namun, Bilton menjelaskan tradisi membuat kue jahe berbentuk 'rumah' sebenarnya telah dilakukan oleh masyarakat Jerman antara abad ke-16 dan abad ke-18.
Inspirasi pembuatan bentuk 'rumah' pada kue jahe ini terinspirasi dari dongeng "Hansel dan Gretel" yang ditulis oleh Brothers Grimm pada 1812. Akan tetapi, dalam cerita aslinya, rumah ini sebenarnya terbuat dari roti, dengan atap kue dan jendela gula.
Tak heran jika akhirnya kue jahe ini populer sampai Inggris. Sebab, Pangeran Albert berasal dari Jerman dan diduga sebagai salah satu orang yang memperkenalkan berbagai tradisi Natal masyarakat Jerman kepada keluarga bangsawan Inggris.
Sementara itu, kue jahe berbentuk orang diyakini pertama kali dipopulerkan oleh Ratu Elizabeth I dari Inggris. Saat itu, Elizabeth menyajikan kue jahe yang menyerupai para tamu yang hadir ke pesta sebagai bagian dari souvenir.
Tradisi menyajikan kue jahe pada hari Natal ini kemudian kian berlanjut hingga saat ini. Saat Natal, kue berbentuk 'orang' dan 'rumah' kerap ditemukan dengan hiasan bertema merah hijau lainnya.
Resep Awal Kue Jahe
Bilton juga menerangkan bahwa resep kue jahe paling awal setidaknya ditulis pada abad ke-15 (abad pertengahan) di Inggris. Namun, kue jahe saat itu sama sekali tidak mengandung 'jahe' seperti sekarang ini.
Bilton berujar, rempah-rempah seperti jahe pada abad pertengahan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi atau mahal. Pada masa itu, salah satu cara menunjukkan kemewahan adalah dengan menyajikan makanan yang penuh dengan rempah-rempah, seperti kue jahe.
Menurutnya, selain digunakan sebagai obat, kue jahe juga acap kali disajikan dalam pesta-pesta mewah sebagai kudapan yang 'menenangkan perut'. Ini juga salah satu alasan mengapa kue jahe sering dikaitkan dengan hari raya.
Saking mewahnya kue jahe, hidangan ini kerap disajikan sebagai salah satu kudapan dalam perayaan yang diselenggarakan oleh bangsawan Inggris.
(faz/faz)