Maraknya warna merah dan hijau bisa menjadi tanda bila perayaan Natal segera datang. Natal tidak dapat dipisahkan dari kombinasi dua warna ini, tetapi mengapa?
Usut punya usut, penggunaan merah dan hijau sebagai warna Natal sudah lama digunakan. Salah satu bukti tertera pada sebuah surat kabar tahun 1896 yang menyebutkan "Dekorasi aula itu seunik dan seefektif apa pun yang pernah dicoba, warna Natal, merah dan hijau mendominasi."
Kendati demikian, tidak ada studi pasti mengapa skema warna itu terbentuk. Tetapi ada 3 teori yang bisa menjawabnya. Apa saja? Berikut informasinya dikutip dari Mental Floss.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3 Alasan Mengapa Merah dan Hijau Jadi Warna Natal
1. Warna Pohon di Surga
Teori pertama berdasarkan dari "drama surga", sebuah drama tradisional yang dipentaskan pada Malam Natal. Drama ini mengisahkan pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden (Taman Surga).
Di Taman Eden banyak pohon yang memiliki warna merah, misalnya apel atau delima. Secara luas, ketika Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi karena tak mematuhi perintah Tuhan, pohon-pohon di Taman Eden berubah menjadi pohon Natal modern.
Ada pandangan bahwa merah pada buah dan hijau pada pohon menghubungkan kedua warna tersebut. Tetapi ini adalah imajinasi banyak orang yang paling populer tentang Natal.
Tidak hanya "drama surga", ada satu drama tentang Natal yang juga terkenal. Yakni, Drama Gembala Kedua atau Drama Gembala.
Drama ini menggabungkan lelucon lucu tentang pencarian domba dan kisah kelahiran Yesus. Salah satu hadiah yang diberikan kepada bayi Yesus dalam kisah tersebut adalah seikat ceri.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa ini menunjukkan adanya hubungan dengan merah dan hijau serta Natal yang sudah ada sejak berabad-abad lalu.
2. Tanaman Holly
Tanaman Holly menjadi kandidat teori populer tentang mengapa hijau dan merah melambangkan Natal. Seorang profesor studi agama, Bruce David Forben berteori bahwa orang Eropa abad pertengahan mencari sesuatu kegiatan selama musim dingin yang suram.
Kegiatan yang dilakukan pada akhirnya berpesta. Pada pesta itu ditampilkan sebuah tanaman warna hijau yang melambangkan abadi. Karena ketika semua kehidupan di sekitarnya tampak mati, tanaman ini tetap berbuah di tengah musim dingin. Ia adalah tanaman holly.
Tanaman ini memiliki warna hijau di daun dan merah pada buahnya. Kedua warna ini mencolok di tengah musim dingin dan mungkin menjadikannya kandidat paling alami untuk asal-usul warna Natal.
3. Papan Sekat Ruangan
Pada tahun 2011, profesor dari Universitas Cambridge Spike Bucklow memberikan pendapat tentang warna merah dan hijau pada Natal. Ia menyatakan tanaman holly memang tanaman Natal yang hakiki.
Tetapi menurutnya mengapa merah dan hijau digunakan sebagai warna Natal berkaitan dengan orang-orang Victoria. Pada abad ke-15 dan ke-16, layar rood/papan sekat ruangan memiliki warna itu.
Layar rood menjadi bagian tak terpisahkan yang ada di gereja-gereja Barat hingga masa Reformasi Inggris. Tujuannya adalah sebagai pemisah tempat duduk jemaat dengan paduan suara.
Papan ini biasanya penuh ukiran rumit dengan gambar orang-orang kudus setempat, donatur, atau tokoh lainnya. Biasanya papan ini memiliki dua kombinasi warna.
Bucklow menyatakan, kombinasi warna yang populer adalah merah-hijau dan biru/emas. Selalu menyandingkan warna yang memiliki elemen air (biru/hijau) dengan warna yang melambangkan berapi-api (emas atau merah).
Ia juga berpendapat bahwa warna-warna ini merupakan bagian dari penghalang yang representatif. Penghalang ini memisahkan umat yang lebih duniawi dengan altar/tempat suci yang lebih spiritual.
Menjelang Reformasi di Inggris, layar rood sudah tidak digunakan lagi. Pada tahun-tahun berikutnya, barang ini dirusak dan diabaikan.
Berabad-abad kemudian, orang-orang Victoria mulai merestorasi layar rood ini dan melihat adanya kombinasi warna merah/hijau menurut Bucklow. Skema warna ini berarti batas yang berbeda, yakni: "ketika satu tahun berakhir dan tahun berikutnya dimulai".
Bukan ucapan biasa, Bucklow juga mengutip kumpulan cerita Welsh abad ke-13 untuk mendukung argumennya bahwa kombinasi merah dan hijau adalah simbol batas. Ia mengatakannya dalam rilis berita Cambridge tahun 2011, yang menyebutkan:
"Sebagai salah satu contoh, kode warna merah-hijau muncul dalam Mabinogion, kumpulan cerita Welsh abad ke-13. Tetapi hampir pasti didasarkan pada tradisi lisan yang berasal dari bangsa Celtic pra-Kristen berabad-abad sebelumnya. Di sini, sang pahlawan mendatangi pohon setengah merah, setengah hijau yang menandai batas."
Walaupun begitu, tiga teori di atas masih belum menjadi penjelasan konkret mengapa merah dan hijau adalah warna Natal. Semuanya kembali ke pribadi masing-masing ingin menggunakan warna merah-hijau ataupun yang lain. Semoga informasi ini bermanfaat ya detikers!
(det/nwk)