Mengapa Natal Identik dengan Warna Merah & Hijau? Ini Awal Mulanya

ADVERTISEMENT

Mengapa Natal Identik dengan Warna Merah & Hijau? Ini Awal Mulanya

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 25 Des 2024 11:00 WIB
Kado Natal sekolah minggu
Ilustrasi kado natal. Foto: Getty Images/iStockphoto/Amorn Suriyan
Jakarta -

Apa yang terlintas dalam benak detikers saat mendengar kata merah dan hijau? Yang jelas, dua warna tersebut sangat identik dengan perayaan Natal.

Merah dan hijau sudah dikenal sebagai simbol hari raya besar umat Kristen tersebut. Dua warna ini pun sangat melekat dengan sosok Sinterklas dan digunakan sebagai warna aksesoris pohon Natal hingga bungkus kado.

Sebenarnya, bagaimana warna merah dan hijau menjadi warna khas pada Hari Raya Natal? Begini awal mulanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bermula dari Gambaran Sosok Sinterklas

Tradisi hari Natal yang identik dengan warna merah dan hijau ini tak semerta-merta dibuat begitu saja. Menurut penulis buku The Secret of Color, Arielle Eckstut, tak ada sejarah pasti dalam penggunaan warna tersebut.

"Tidak ada sejarah yang pasti," ungkapnya, dilansir dari majalah TIME.

ADVERTISEMENT

Namun, alasan paling kuat mengapa merah dan hijau identik dengan Natal karena urusan periklanan. Berdasarkan tinjauan Eckstut, budaya penggunaan warna ini berawal dari perusahaan minuman yakni Coca-Cola.

Pada tahun 1930, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut memenangkan penghargaan khusus karena ilustrasi Sinterklas dalam iklannya. Dalam iklan tersebut digambarkan bahwa Sinterklas adalah sosok yang tua, gemuk, berambut putih, dan berbaju merah.

Gambaran Sinterklas ini sebelumnya tidak demikian dalam budaya kolektif AS sebelum iklan Coca-Cola itu hadir. Setelah kampanye iklan tersebut, Archie Lee dari D'Arcy Advertising Agency kemudian memoles kembali sosok Sinterklas.

Ia meminta seniman bernama Haddon Sundblom menyempurnakan rupa Sinterklas. Sosok Sinterklas disesuaikan dengan citranya yang disebutkan dalam puisi karya Clement Clarke Moore berjudul A Visit From St Nicholas. Dari sana, Sinterklas lebih digambarkan sebagai laki-laki tua yang periang.

Sebenarnya gambaran Sinterklas sedikitnya telah dibuat oleh kartunis politik yakni Thomas Nast untuk majalah Harper's Weekly pada 1862. Namun, Coca-Cola lah yang tetap berperan kuat dalam mengenalkan sosok Sinterklas sebagai orang yang kenal hingga saat ini.

"Sinterklas yang dibuat Sundblom itu menjadi seperti apa rupa Sinterklas di benak orang-orang," jelas Justine Fletcher, direktur arsip Coca-Cola kala itu.

Manusia Secara Biologis Memahami Kebutuhan Warna

Eckstut menambahkan alasan lain mengapa warna merah dan hijau hingga kini masih melekat sebagai simbol hari Natal. Pada dasarnya, manusia secara biologis diprogram untuk tertarik mempelajari warna.

Manusia bisa mengetahui buah matang karena warnanya, begitu pula dalam menentukan selera makan. Lewat warna juga manusia bisa menganalisis kondisi tumbuhan, hijau artinya sehat sedangkan coklat artinya layu.

"Warna selalu berfungsi sebagai peta. Secara budaya, kami juga menginginkannya," tutur Eckstut.

Penjelasan warna secara biologis tersebut bisa jadi jawaban mengapa warna merah dan hijau dirasa sangat pantas dalam menggambarkan suasana Natal. Kedua warna ini sudah dianggap estetis dan mendukung suasana Natal yang menggembirakan.

"Secara alami, mata Anda tertarik pada buah beri merah yang indah dan daun hijau," kata Eckstut.




(cyu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads