Manusia purba merupakan nenek moyang manusia modern yang hidup sejak jutaan hingga ribuan tahun lalu. Mereka memiliki ciri fisik dan cara hidup yang berbeda dari manusia saat ini.
Beberapa jenis manusia purba yang paling dikenal, di antaranya adalah Homo erectus, Homo habilis, dan Homo neanderthalensis. Manusia modern saat ini termasuk dalam jenis Homo Sapiens yang diperkirakan muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu.
Penemuan fosil manusia purba ini membantu para peneliti untuk memahami sejarah evolusi manusia di Bumi.
Baru-baru ini, seorang peneliti dari Universitas Hawai'i, Profesor Christopher J. Bae, berhasil menemukan fosil dari jenis manusia purba yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Lantas, jenis manusia purba apa itu?
Penemuan Sisa Fosil Homo Juluensis
Studi berjudul "Making sense of eastern Asian Late Quaternary hominin variability," yang diterbitkan dalam Nature Communications, Vol 15 pada November 2024 oleh Christopher J Bae dan Xiujie Wu, menunjukkan bahwa jenis manusia purba baru mungkin telah ditemukan di Bumi.
Bae menerangkan bahwa jenis manusia purba baru ini disebut sebagai "Homo Juluensis," yang diperkirakan hidup 300.000 hingga 50.000 tahun yang lalu. Namun, kerabat terdekat dari jenis manusia purba ini belum dapat diidentifikasi oleh para ilmuwan.
Dalam studi ini, Bae dan Xu menguji sisa fosil yang ditemukan di Siberia, Laos, dan Tibet dengan cara mencocokan sisa fosil tersebut dengan fosil-fosil manusia purba yang sudah pernah ditemukan sebelumnya.
Menurut Bae, proses pencocokan fosil ini mirip dengan cara mengorganisasikan album foto keluarga yang beberapa gambarnya telah kabur atau sulit diidentifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sisa fosil tersebut tidak memiliki kecocokan dengan fosil dari manusia purba lainnya. Hal ini mengindikasi bahwa sisa fosil tersebut kemungkinan besar adalah jenis manusia purba baru.
Kendati demikian, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari akar atau hubungan kekerabatan dari jenis manusia purba ini.
"Studi ini mengklarifikasi catatan fosil hominin yang cenderung mencakup apa pun yang tidak dapat dengan mudah dikaitkan dengan Homo erectus, Homo neanderthalensis, atau Homo sapiens," kata Bae kepada Phys.org, dikutip Senin (2/12/2024).
"Meskipun kami memulai proyek ini beberapa tahun yang lalu, kami tidak berharap dapat mengusulkan spesies hominin (nenek moyang manusia) baru dan kemudian dapat mengelompokkan fosil hominin dari Asia ke dalam kelompok yang berbeda. Pada akhirnya, ini akan membantu komunikasi sains," jelasnya.
Seorang profesor senior dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi, Xiujie Wu, menjelaskan bahwa temuan ini dapat berguna dalam membantu peneliti memahami kisah rumit evolusi manusia, terutama di Asia.
Simak Video "Video POV: Lihat Langsung Koleksi Artefak Bersejarah di BRIN"
(nah/nah)