Kisah Kota di Bawah Lapisan Es Setebal 30 Meter

ADVERTISEMENT

Kisah Kota di Bawah Lapisan Es Setebal 30 Meter

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 01 Des 2024 18:00 WIB
Camp Century
Foto: Wikipedia
Jakarta -

Kota di bawah es, begitu julukan bagi Camp Century. Setelah ditinggalkan pada 1967, pangkalan militer Amerika Serikat di Greenland, Denmark ini hilang ditelan timbunan salju dan es.

April 2024 lalu, ilmuwan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) Chad Greene dan tim teknisi menemukan kembali keberadaan Camp Century. Berdasarkan deteksi radar, lokasinya berada 30 meter di bawah lapisan es.

Kisah Kota di Bawah Es

Camp Century semula dibangun atas perjanjian AS dan Denmark pada 1951. Keduanya merupakan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dikutip dari Dikutip dari laman National Museum of Nuclear Science and History AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Perjanjian Pertahanan Greenland, Denmark mengizinkan AS untuk membangun pangkalan militer di Greenland, yang merupakan teritori Kerajaan Denmark. Syaratnya, AS harus membantu pertahanan di wilayah tersebut dan kawasan Atlantik Utara.

Operasi rahasia Angkatan AS pun disiapkan di Greenland. Operasi Iceworm, begitu kodenya, merupakan proyek uji coba peluncuran rudal nuklir di terowongan bawah es Greenland. Lokasinya dekat dengan Uni Soviet, memungkinkan AS melancarkan Perang Dingin.

ADVERTISEMENT

Punya Kafe sampai RS

Lapisan es Greenland pun dibor sedalam 304 meter. Camp Century kelak terdiri atas 26 terowongan dengan panjang total 3,2 km, termasuk asrama, dapur, rumah sakit, kafetaria, pusat komunikasi, kapel, aula rekreasi, dan tempat pangkas rambut. Sebanyak 200 tentara dapat menghuni 'kota' tersebut.

AS juga menempatkan stasiun radar untuk memelihara sistem peringatan dini rudal balistik (BMEWS) dan jalur peringatan dini jauh (DEW). Keduanya berfungsi untuk memberi peringatan dini akan serangan nuklir Soviet.

Untuk menyamarkan tujuan pertahanan, kamp tersebut dibangun untuk tujuan ilmiah di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Kutub, Angkatan Darat AS. Sejumlah penelitian di sana menghasilkan pengetahuan tentang inti es dan proses geologis.

Proyek Rahasia Dihentikan

Proyek tahun 1959 ini kemudian dihentikan akibat kendala birokrasi dengan Denmark dan negara NATO lain. Lapisan es Greenland juga dinilai rentan runtuh jika dipakai untuk peluncuran rudal.

Aktivitas di Camp Century kemudian berakhir pada 1966. Terowongan bawah es di sana pun runtuh dan tertimbun lapisan es sedalam puluhan meter. Baru pada 1997, rahasia proyek Iceworm dan Camp Century dilaporkan ke muka umum oleh Institut Urusan Internasional Denmark (DUPI).

Bom Waktu Limbah Radioaktif Camp Century

Reaktor nuklir Camp Century sudah dipindahkan AS dari Greenland. Namun, 47.000 galon (177.914 liter) limbah radioaktif dari reaktor tersebut masih tertimbun di bawah es.

Ilmuwan iklim William Colgan menjelaskan, orang-orang di tahun 1960-an belum familiar dengan konsep pemanasan global. Sedangkan Camp Century diperkirakan mulai kehilangan es pada 2090. Ia mengkhawatirkan, limbah radioaktif ini berpotensi bocor dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.

"Mereka mengira itu tidak akan pernah terungkap. Saat itu, di tahun 60-an, istilah pemanasan global bahkan belum diciptakan. Tetapi iklim sedang berubah, dan pertanyaannya sekarang adalah apakah apa yang ada di bawah sana akan tetap di bawah sana," jelasnya.

Penemuan Camp Century

Pada April 2024, ilmuwan NASA Chad Greene dan tim teknisi semula hendak memantau instrumen radar. Pesawat Gulfstream III yang mereka tumpangi mendeteksi ada sesuatu di bawah lapisan es Greenland. Namun, mereka tidak yakin apa.

"Kami mencari lapisan es dan muncullah Camp Century," kata Alex Gardner, seorang ilmuwan kriosfer di Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA, dikutip dari laman Earth Observatory NASA.

Camp Century diperkirakan terkubur setidaknya 30 meter di bawah es. Untuk mengetahui kedalamannya, radar mengukur jarak dengan mengirimkan gelombang radio dan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk memantulkannya kembali ke sensor.

Ilmuwan juga bisa menggunakan radar untuk memetakan permukaan es, lapisan dalamnya, dan batuan dasar di bawahnya. Radar UAVSAR (Uninhabited Aerial Vehicle Synthetic Aperture Radar) NASA yang dipasang di perut pesawat menurut peneliti memungkinkan dimensi hasilnya lebih baik dari penelitian sebelumnya.

Greene menjelaskan, peta hasil tangkapan radar kemudian dibandingkan dengan peta tata letak Camp Century yang rencananya akan berdiri. Rupanya, struktur-struktur tersebut cocok dengan terowongan-terowongan yang sedianya dibor untuk menjadi tempat sejumlah tentara.

"Dalam data baru, struktur-struktur individual di kota rahasia itu terlihat dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata Greene.

Greene dan Gardner menjelaskan, mereka sebenarnya tidak hendak mencari keberadaan Camp Century. Namun, mereka hendak mengkalibrasi, memvalidasi, dan memahami kemampuan dan keterbatasan UAVSAR dalam memetakan lapisan internal lapisan es dan antarmuka lapisan es.

Gardner menjelaskan, pengetahuan tentang ketebalan es penting untuk mengetahui pengaruh pemanasan laut dan atmosfer terhadap pencairan es. Penurunan ketebalan es nantinya dapat dipakai untuk memperkirakan laju kenaikan permukaan laut.

Kendati demikian, penerbangan mereka memungkinkan pemetaan lanjutan di Greenland, Antartika, dan sekitarnya.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads