Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis potensi terjadinya La Nina di tengah musim hujan saat ini. Potensi La Nina tersebut terlihat pada indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO).
ENSO tersebut berstatus normal karena menunjukkan indeks Nino 3,4 sebesar -0,64. La Nina ini diprediksi akan terjadi pada November 2024 sampai Maret 2025.
La Nina sendiri adalah fenomena penurunan suhu muka air di laut Samudera Pasifik tropis tengah dan timur yang lebih rendah dari biasanya. Tanda-tanda La Nina biasanya ditunjukkan dengan peningkatan angin yang pesat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, beberapa potensi bisa terjadi dan harus diwaspadai oleh masyarakat. Seperti disampaikan oleh Ahli hidrologi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Basyar Ihsan Arijuddin, S S., M Sc.
"La Nina ini memiliki tingkatan. Ada yang lemah ada yang kuat. Kalau saya lihat prediksi BMKG, La Nina tahun ini tidak kuat," katanya dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (10/11/2024).
Dampak Fenomena La Nina
Dampak yang ditimbulkan dari La Nina ini bisa berupa angin kencang hingga hujan petir yang akan lebih sering terjadi saat pergantian musim. Hal tersebut terjadi sebagai bentuk penyeimbangan energi di bumi.
Adapun curah hujan selama La Nina menurut BMKG bisa meningkat 20-40 persen. Basyar mengatakan akibatnya dapat menimbulkan musibah seperti banjir atau longsor.
Potensi banjir ini harus diwaspadai pada kawasan padat penduduk atau daerah pinggir sungai. Terutama juga di wilayah penggundulan hutan.
"Ketika La Nina, airnya akan meluap. Apalagi dengan penggundulan hutan di area hulu, sehingga peluang terjadinya banjir dan longsor semakin tinggi saat La Nina," katanya.
Selain itu, La Nina yang kuat juga dapat menimbulkan badai. Namun, Indonesia sendiri dilalui garis khatulistiwa sehingga potensi tersebut sangat kecil terjadi.
"Siklon tropis seperti ini banyak terjadi di wilayah subtropis seperti Filipina hingga Taiwan. Tapi, ekor siklon tropis dan dampaknya bisa saja dirasakan di sebagian wilayah indonesia," jelas Basyar.
Langkah Mitigasi Menghadapi La Nina
Upaya yang bisa dilakukan masyarakat sebagai langkah mitigasi menurut Basyar bisa dimulai dari hal sederhana. Seperti tidak membuang sampah sembarangan di saluran air.
Selain itu, masyarakat bersama pemerintah juga harus memastikan kebersihan gorong-gorong agar air tak tersumbat sampah. Lebih jauh, upaya dalam menghadapi La Nina ini bisa lewat penanaman hutan yang sudah gundul.
"Akan lebih bijak kalau tanamannya disesuaikan dengan fungsinya. Misalnya kalau lahan konservasi ya jangan ditanam tanaman produksi," tandasnya.
(cyu/nwy)