Tentunya, bagi yang kerap beraktivitas di luar, hal ini perlu diketahui agar dapat mempersiapkan diri.
Apa Penyebab Hujan Es?
Hujan terjadi saat kondisi atmosfer tidak stabil, sehingga memicu pertumbuhan awan konvektif seperti Cumulonimbus yang menjulang tinggi. Dikutip dari unggahan Instagram BMKG pada Senin (4/11/2024), dalam awan ini, butiran air membeku dikarenakan suhu puncak awan sangat dingin, bahkan bisa hingga di bawah -60 derajat celsius.
Saat proses konveksi kian kuat, butiran es yang terbentuk jadi semakin besar. Lalu ketika udara tidak lagi mampu menahan berat butiran es itu, es kemudian mulai turun ke permukaan.
Apabila suhu permukaan cukup dingin, maka butiran es tidak mencair dan jatuh sebagai hujan es.
Tanda-tanda Hujan Es
- Satu hari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari terasa gerah dan panas lantaran radiasi matahari yang cukup kuat.
- Sejak pukul 10.00 pagi tampak tumbuh awan Cumulus, yakni awan putih yang bertumpuk-tumpuk.
- Awan Cumulus tersebut akan cepat berubah warna jadi abu-abu atau hitam yang disebut sebagai awan Cumulonimbus.
- Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar kita.
- Dahan atau ranting pohon bergoyang cepat.
- Hujan deras datang dengan tiba-tiba dan dapat disertai angin kencang.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Hujan Es?
- Segera berlindung di dalam bangunan yang kokoh.
- Hindari beraktivitas di luar ruangan.
- Jauhkan kendaraan dari tempat terbuka, seperti di bawah pohon atau area tanpa atap.
- Apabila tengah berkendara, segera menepilah dan cari tempat aman untuk berlindung.
- Jangan gunakan es sebagai minuman.
Itulah beberapa tanda hujan es. Waspadai jika kalian sering beraktivitas di luar ruangan ya!
(nah/nwk)