Mengapa Sering Lupa Mimpi Setelah Bangun Tidur? Ini Kata Pakar

ADVERTISEMENT

Mengapa Sering Lupa Mimpi Setelah Bangun Tidur? Ini Kata Pakar

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Rabu, 25 Des 2024 20:00 WIB
mimpi basah
Ilustrasi mimpi Foto: Getty Images/Daly and Newton
Jakarta -

Tak jarang mimpi muncul saat tidur terlelap, entah bermimpi indah, menakutkan, atau hal-hal ganjil. Anehnya, sering kali mimpi yang dialami terlupakan begitu saja segera setelah bangun tidur, kecuali mimpi tersebut sangat berkesan.

Ingatan mimpi kerap kali memudar dan hanya teringat samar-samar. Sebagian bahkan cuma mengingat mimpi yang dialaminya semalam termasuk mimpi bahagia atau buruk saja, sisa memorinya lenyap tak berbekas. Kira-kira mengapa ya kita sering melupakan mimpi?

Alasan Sering Lupa Mimpi Setelah Bangun Tidur

Menurut pakar, alasan tidak dapat mengingat mimpi dapat berbeda-beda setiap orangnya. Tapi beberapa alasan mimpi memudar dan terlupakan begitu saja, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Otak Penyimpanan Jangka Panjang Tidak Aktif

Mengutip Scientific American, fenomena tak bisa mengingat mimpi dapat dipengaruhi oleh durasi tidur.

Otak manusia tetap aktif ketika tertidur selayaknya saat terbangun. Meski begitu, sejumlah area otak yang menyimpan memori jangka panjang nonaktif selama tidur. Jikalau bisa menyimpan mimpi pun, memorinya hanya bertahan 30 detik. Sehingga makin lama tidur maka seseorang dapat mengingat mimpinya.

ADVERTISEMENT

2. Durasi Tidur REM Kurang

Mimpi terjadi saat tidur tahap Rapid Eye Movement (REM). Dikutip dari Verywell Mind, jika tidur REM tidak terjadi atau seseorang tidak mengalami tahap tidur tersebut dalam jumlah cukup, maka ia lupa akan mimpinya.

Meskipun tidur REM terjadi lama, seseorang juga langsung tidak mengingat mimpinya saat mengalami transisi ke tahap tidur lainnya.

"Umumnya, kamu harus bangun dari tidur REM untuk bisa mengingat mimpi. Sebaliknya, jika kamu masuk ke tahap tidur berikutnya tanpa terbangun, mimpi itu tidak akan pernah tersimpan dalam ingatan jangka panjang," kata pakar kesehatan tidur Harvard Medical School, Deirdre Barrett.

3. Kekurangan Hormon Norepinefrin

Kurangnya atau tidak adanya hormon norepinefrin di korteks serebral menyebabkan kelupaan akan mimpi yang dialami. Korteks serebral sendiri merupakan wilayah otak yang memainkan peran penting dalam memori, pikiran, bahasa, dan kesadaran.

Studi yang diterbitkan pada 2002 di American Journal of Psychiatry mendukung teori keberadaan norepinefrin meningkatkan memori pada manusia. Sehingga hormon norepinefrin yang tidak ada di korteks serebral mempengaruhi tersimpannya memori mimpi.

Penelitian lain menunjukkan bahwa mimpi terletak pada suatu kontinum dengan bentuk-bentuk fungsi mental lainnya, yang semuanya dicirikan oleh aktivitas di korteks serebral.

Di satu sisi kontinum terdiri dari pikiran yang terkonsentrasi dan terfokus, sementara mimpi dan pikiran lain berada di sisi lain. Kontinum bagian mimpi terkadang melibatkan material yang tidak biasa sehingga jenis pemikiran ini menjadi tidak mudah diingat.

4. Pengaruh Gender-Kepribadian

Ingatan akan mimpi juga dipengaruhi oleh gender, usia, dan kepribadian setiap orang. Perempuan cenderung lebih mengingat mimpi dibandingkan laki-laki. Serta orang tua lebih gampang melupakan mimpinya dibanding anak muda.

Anak-anak umumnya punya ingatan mimpi yang bagus dan remaja hingga dewasa muda cenderung stabil. Sedangkan mengingat mimpi pada lansia berkurang, apalagi bila mengalami demensia.

Di sisi lain, memori mimpi pada orang ekstrovert lebih mudah memudar dibanding kepribadian introvert. Karena orang introvert lebih banyak menggunakan otak untuk mengingat.




(azn/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads