Unik! Ini Penemuan Kain Penahan Panas untuk Mengatasi Kegerahan di Kota

Hani Muthmainnah - detikEdu
Senin, 21 Okt 2024 13:00 WIB
Ilustrasi cuaca panas. Foto: Getty Images/Phira Phonruewiangphing
Jakarta -

Permasalah panas sering kali menjadi keluhkan oleh mereka yang tinggal diperkotaan selain polusi. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi kegerahan, seperti memilih pakaian.

Baru-baru, sebuah penelitian menarik telah menemukan kain penahan panas dari bahan alami yang dapat digunakan menjadi solusi untuk mengatasi tingginya suhu di kota-kota seluruh dunia.

Gelombang panas yang semakin meningkat di berbagai belahan dunia mendorong pencarian solusi inovatif. Harapannya di masa depan, akan ada tekstil pendingin yang dapat digunakan pada berbagai produk, seperti topi, sepatu, bahkan permukaan bangunan. Kain ini diharapkan dapat mengurangi intensitas penggunaan pendingin ruangan (AC), yang merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal Science Bulletin berjudul "Radiation Cooling Textiles Countering Urban Heat Islands", insinyur dari Universitas Zhengzhou dan Universitas Australia menjelaskan bahwa kain penahan panas ini dirancang untuk dapat memantulkan sinar matahari, mengeluarkan suhu panas, dan menghalau sinar matahari.

Kain ini menjanjikan akan memberikan kelegaan bagi jutaan penduduk kota yang mengalami suhu yang lebih hangat dan tidak nyaman akibat perubahan iklim global serta berkurangnya ruang terbuka hijau.

Yangzhe Hou, peneliti tamu dari UniSA, mengatakan bahwa kain tersebut memanfaatkan prinsip pendingin radiatif. Prinsip ini merupakan proses alami di mana bahan yang dirancang memancarkan panas ke atmosfer dan akhirnya ke luar.

"Tidak seperti kain konvensional yang menahan panas, tekstil ini terbuat dari tiga lapisan yang dirancang untuk mengoptimalkan pendinginan," kata Hou.

Cara kerja Lapisan Kain Penahan Panas

Setiap lapisan dari kain penahan panas telah dirancang untuk berfungsi secara optimal dalam mengatasi kegerahan. Menurut Hou, seorang peneliti tamu, menjelaskan cara kerja masing-masing lapisan sebagai berikut:

1. Lapisan Teratas

Lapisan ini terbuat dari serat polimetil pentena yang mampu memancarkan panas secara efektif. Hal inilah yang membantu mengurangi akumulasi suhu panas di permukaan kain.

2. Lapisan Tengah

Lapisan ini terbuat dari nano kabel perak yang dapat meningkatkan daya pantul kain. Sehingga mencegah panas tambahan dari luar masuk ke dalam dan mengenai tubuh.

3. Lapisan Terbawah

Lapisan ini terbuat dari wol yang berfungsi untuk menjauhkan panas dari kulit dan memastikan pemakainya tetap sejuk bahkan di lingkungan yang sangat panas. .

Hasil Percobaan Kain Penahan Panas

"Dalam percobaan yang telah kami lakukan, saat kain diletakkan secara vertikal, suhu kain tersebut tercatat 2,3°C lebih dingin dibandingkan tekstil tradisional. Sementara itu, ketika digunakan sebagai penutup pada permukaan yang horizontal, kain ini 6,2°C lebih dingin daripada suhu disekitarnya," kata peneliti.

"Kemampuan kain untuk secara pasif mengurangi suhu panas menawarkan alternatif berkelanjutan untuk pendingin udara konvensional, serta dapat menghemat energi dan mengurangi ketegangan pada jaringan listrik selama gelombang panas," imbuh para peneliti.

Peneliti Universitas Zhengzhou Jingna Zhang dan Profesor Xianhu Liu mengatakan teknologi tersebut tidak hanya mengatasi masalah langsung suhu panas perkotaan, tetapi juga berkontribusi pada upaya yang lebih luas untuk mengurangi perubahan iklim dan bergerak menuju kehidupan perkotaan yang lebih berkelanjutan.

Diharapkan teknologi ini dapat diadaptasi untuk aplikasi yang lebih luas, termasuk bahan konstruksi, furnitur luar ruangan, dan perencanaan kota.

Kekurangan Kain Penahan Panas

Meskipun kain tersebut memiliki potensi besar, para peneliti mengatakan proses untuk memproduksi kain ini masih mahal, dan ketahanan jangka panjang tekstil tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan dukungan pemerintah sebelum dapat dikomersialkan.

"Apakah konsumen bersedia membayar lebih untuk kain yang dapat dikenakan bergantung pada efek pendinginan, daya tahan, kenyamanan, dan kesadaran lingkungan mereka," kata para peneliti.



Simak Video "Video: Paket Sabu Tak Bertuan Ditemukan di Pantai Bangka"

(nah/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork