Ada sebuah teknik yang dikenal sebagai forest bathing atau shinrin-yoku di Jepang. Teknik ini berasal dari Jepang kuno, tepatnya tahun 1980-an dan merupakan cara terapeutik untuk terhubung dengan alam.
Shinrin-yoku adalah bentuk relaksasi sensorik di mana seseorang menghabiskan waktu pemulihan di hutan atau lingkungan alam lainnya. Cara melakukannya cukup dengan pergi ke hutan, melibatkan indra, mematikan ponsel dan menghabiskan beberapa jam dengan penuh perhatian semampunya, dan melakukan olahraga ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berinteraksi dengan alam memiliki efek yang terukur pada kesehatan fisik dan mental kita.
Sebuah meta-analisis pada 2018 tentang penelitian yang dilakukan tentang paparan ruang hijau menemukan penurunan yang signifikan secara statistik pada tekanan darah diastolik, kortisol saliva, dan detak jantung. Penelitian tersebut juga mencatat insiden diabetes yang lebih rendah, ditambah kematian kardiovaskular dan semua penyebab pada orang yang melakukan forest bathing dan aktivitas serupa.
Di Jepang dan Korea Selatan, tempat sebagian besar penelitian tentang forest bathing dilakukan hingga saat ini, praktik tersebut dianggap cukup serius. Praktik ini diresepkan oleh dokter.
"Anda dapat pergi ke dokter umum jika Anda stres atau mengalami tekanan darah tinggi, dan Anda bisa mendapatkan resep untuk pergi dan melakukan forest bathing di klinik di hutan," kata Dr Kirsten McEwan, profesor madya kesehatan dan kesejahteraan di Universitas Derby, dikutip dari BBC Science Focus.
Kini, McEwan dan peneliti lain tengah memimpin studi di Inggris tentang forest bathing. Awalnya, ia mengaku skeptis.
"Saya memiliki latar belakang ilmu kedokteran yang kuat," katanya.
"Namun, ada bukti bahwa hal itu meningkatkan variabilitas detak jantung orang dan itu merupakan ukuran hasil utama saat kita melihat berbagai intervensi untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular kita," paparnya.
Dalam penelitiannya, mandi hutan menghasilkan peningkatan variabilitas detak jantung sebesar 12 persen serta peningkatan suasana hati. Hasilnya signifikan secara klinis.
"[Perubahan itu] dapat mengubah Anda dari risiko penyakit kardiovaskular menjadi kategori risiko rendah," kata McEwan.
Pohon Melepaskan Zat Kimia
Namun, bagaimana alam terbuka yang luas membawa perubahan terukur yang memprediksi kesehatan jangka panjang orang? Sulit untuk menentukan mekanisme pastinya, menurut McEwan.
Bisa jadi paparan terhadap pepohonan dan suara alam memicu sistem saraf parasimpatis. Sistem istirahat dan pencernaan tubuh Anda. Dalam kondisi ini, sel-sel diperbaiki dan detak jantung Anda lebih rendah.
Teori lain adalah bahwa pohon melepaskan zat kimia, seperti fitonida dan sitokin, yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
McEwan terlibat dalam beberapa uji coba pertama di Inggris yang mengukur bagaimana berbagai tanaman melepaskan senyawa ini. Penelitian tersebut menemukan kadar zat kimia yang lebih tinggi ditemukan di hutan kuno dibandingkan dengan taman kota yang terawat. Spesies pohon tertentu, termasuk konifer dan cemara, melepaskan zat-zat tersebut lebih banyak.
McEwan selanjutnya akan mengambil sampel darah dari orang-orang saat mereka menghabiskan waktu di alam.
"Penelitian di Jepang telah melihat peningkatan 50 persen protein pelindung kanker dalam darah orang," katanya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hanya dua jam seminggu yang dihabiskan di alam dapat meningkatkan kesehatan.
(nah/nwk)