Minum Air Terasa Begitu Nikmat Ketika Haus, Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya

ADVERTISEMENT

Minum Air Terasa Begitu Nikmat Ketika Haus, Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya

Muhammad Alfathir - detikEdu
Minggu, 20 Okt 2024 13:00 WIB
Seorang wanita sedang minum air putih
Foto: Thinkstock/Ilustrasi minum
Jakarta -

Bayangkan, ketika berolahraga di bawah terik Matahari, detikers merasa lelah dan sangat haus. Kemudian, saat meminum air, akan memberikan sensasi lega dan nikmat setelahnya. Mengapa demikian?

Secara sederhana akan normal ketika kita mengeluarkan banyak keringat lalu akan merasa haus karena dibutuhkan cairan pengganti. Namun, akan ada tahap selanjutnya yakni perasaan nikmat saat meminum air setelah kehausan.

Apakah ada penjelasan ilmiahnya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Respons Otak Dalam Mendeteksi Rasa Haus

Ketika melakukan aktivitas fisik, tubuh seringkali kehilangan air yang menyebabkan penurunan volume pada darah. Sebagian besar otak manusia dilindungi oleh sawar darah-otak, yakni lapisan sel yang mencegah racun untuk masuk.

Namun, beberapa area otak yang berada di luar sawar ini mampu mendeteksi penurunan volume darah dan memicu sinyal rasa haus pada tubuh. Area otak yang mendeteksi rasa haus tersebut diantaranya adalah organ subfornical (SFO), organum vasculosum lamina terminalis (OVLT), dan nukleus preoptik median (MnPO). Ketiga area ini memiliki neuron yang bertugas memicu rasa haus.

ADVERTISEMENT

"Respons ini berjalan cepat dan sangat penting untuk bertahan hidup. Jika tidak, Anda mungkin akan mengalami dehidrasi," jelas profesor biologi di Caltech, Yuki Oka dalam Live Science, dikutip Selasa (15/10/2024).

Menurut Oka, tubuh memerlukan sekitar 30 menit untuk menyerap dan mendistribusikan air. Namun, sinyal ke otak sudah dikirimkan segera setelah tegukan pertama diminum. Otak kemudian akan memberikan sinyal dengan cara melepaskan dopamin, yakni hormon yang dapat memicu rasa nikmat dan lega.

Mengapa Bisa Muncul Perasaan Nikmat?

Meski tahu bagaimana otak melepaskan dopamin, Oka belum sepenuhnya memahami bagaimana pelepasan dopamin dipicu saat minum. Namun, dalam penelitian sebelumnya, ia menemukan bahwa tindakan menelan dapat memicu pelepasan dopamin pada tikus.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, tindakan menelan dapat mengirimkan pesan ke neuron di MnPO bahwa tubuh menerima air. Kemudian, MnPo menonaktifkan neuron haus di SFO dan memberikan sensasi kenyang pada tubuh.

Menurut Oka, menelan air bukan satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa haus. Setelah air sampai ke usus, tubuh mendeteksi penurunan kadar garam dan air dalam darah, yang memicu peningkatan hormon bernama peptida intestinal vasoaktif (VIP). Hormon ini yang memberi sinyal ke otak bahwa tubuh sudah cukup minum.

Namun, masih banyak hal yang belum dipahami, seperti dari mana asal VIP dan bagaimana hormon ini dilepaskan.

"Kami bahkan tidak tahu bagaimana osmolalitas [konsentrasi partikel terlarut dalam darah] dideteksi oleh sel-sel usus ini," ujar Oka.

Oka juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa proses ini mungkin berevolusi bukan hanya untuk melindungi individu, tetapi juga untuk membantu kelangsungan hidup suatu kelompok atau spesies.

Ketika air sebagai sumber daya penting terbatas, kemampuan untuk segera merasa cukup minum bisa membantu memastikan kelangsungan hidup seluruh spesies.

Menurut studi yang terbit di Jurnal Neuron pada 2019, ini baru sebatas hipotesis sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi pemicu spesifik dari pelepasan dopamin ini.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads