Badai Milton yang kuat baru saja menghantam wilayah Florida, Amerika Serikat. Badai ini menyebabkan pohon-pohon tumbang dan menutup jalan hingga memutus jaringan listrik.
Berdasarkan keterangan yang dilaporkan AFP pada Jumat (11/10) lalu, badai Milton mengakibatkan setidaknya 10 orang tewas. Badai ini telah membuat lebih dari 1 juta orang mengungsi.
Diketahui, bahwa badai Milton yang melanda pesisir Florida melaju dengan kecepatan angin mencapai 180 mph (289,68 km/jam). Lantas apakah ini termasuk badai terkuat dan berapa kekuatan maksimal badai?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berapa Kekuatan Maksimal Badai?
Meski topan Milton memiliki kekuatan dahsyat, tapi dalam sejarah badai di Amerika terdapat badai yang daya rusaknya sangat parah. Badai tersebut menimpa pelabuhan Galveston, di Texas pada tahun 1900. Badai Galveston ini mengakibatkan 8.000 orang tewas dan 3.600 bangunan hancur.
Untuk menghitung seberapa kuat badai, ilmuwan memiliki batas potensial maksimumnya. Dalam hal ini, angin yang sangat cepat seperti dalam badai memiliki "batas kecepatan" yang disebut "intensitas potensial maksimum".
Batasan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk panas yang ada di lautan. Perhitungan saat ini mengenai potensi intensitas maksimum badai biasanya mencapai puncaknya sekitar 200 mph (322 km/jam).
Perhitungan batas kecepatan badai ini dilakukan dengan model yang dikembangkan oleh profesor ilmu atmosfer dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Kerry Emanuel. Menurutnya, batas kecepatan badai maksimal yang mencapai 322 km/jam bisa meningkat seiring waktu.
"Hal ini mungkin akan berubah dalam beberapa dekade mendatang seiring dengan memanasnya lautan dan perubahan iklim. Potensi badai kuat telah meningkat selama 30 tahun terakhir," ungkap Emanuel dalam Live Science, yang dikutip Senin (14/10/2024).
Bahkan, diperkirakan pada akhir abad ini, batas kecepatan badai dapat meningkat hingga mencapai 220 mph (354,05 km/jam).
Apa yang Membuat Badai Bisa Sangat Kuat?
Ilmuwan iklim dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), James Kossin, menjelaskan bahwa bahan bakar untuk badai adalah panas yang mereka tarik dari lautan.
"Semakin hangat airnya, semakin banyak bahan bakar yang tersedia," ujarnya.
Dia mengatakan, terdapat faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan potensi kecepatan pada badai, seperti panas di atmosfer dan suhu puncak awan yang dapat menentukan seberapa cepat panas dapat berpindah dari permukaan laut ke puncak badai.
Selain itu, geseran angin juga dapat menentukan perbedaan kecepatan dan arah angin pada badai. Gesekan angin yang terlalu cepat dapat menghancurkan, melemahkan atau bahkan mencegah badai untuk mencapai potensi maksimumnya.
"Saat lautan dan atmosfer menghangat, badai pun semakin kuat," kata Emanuel, menambahkan.
Sebuah studi yang terbit di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) pada 2020, menyebutkan bahwa proporsi badai besar telah meningkat sebesar 8 persen per dekade antara tahun 1979 dan 2017.
Penelitian tersebut juga memperkirakan bahwa akan ada badai kategori enam dengan kecepatan di atas 192 mph (308 km/jam). Badai ini akan menciptakan kategori baru dalam skala Saffir-Simpson yang sebelumnya hanya memiliki lima kategori.
Dengan demikian, seiring dengan perubahan kondisi alam, ilmuwan mengatakan tidak ada seorang pun yang benar-benar tahu batas angin maksimum secara teoritis.
(faz/faz)