Makan Jadi Sulit Dikontrol Saat Mood Jelek, Studi Ungkap Cara Mengatasinya

ADVERTISEMENT

Makan Jadi Sulit Dikontrol Saat Mood Jelek, Studi Ungkap Cara Mengatasinya

Muhammad Alfathir - detikEdu
Jumat, 11 Okt 2024 19:40 WIB
5 Cara Mudah Cegah Lapar dan Makan Berlebih di Malam Hari
Foto: Getty Images/iStockphoto/molishka1988/Ilustrasi makan saat mood tidak stabil pada malam hari
Jakarta -

Saat sedang sedih, marah, atau mengalami emosi yang tidak stabil, pernahkah detikers jadi makan lebih banyak atau justru jarang makan? Perubahan pola makan semacam ini ternyata disebut "emotional eating".

"Emotional eating" atau "makan karena emosi" biasanya memicu seseorang untuk makan terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit ketika menghadapi ketidakstabilan emosi. Meski ini sebuah kondisi yang normal, tetapi pakar mengatakan bahwa emotional eating bisa mengurangi kenikmatan makan.

Lantas bagaimana cara mengatasinya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak Orang Mengalami Emotional Eating

Sebuah studi yang terbit di International Journal of Environmental Research and Public Health pada 2021, menunjukkan bahwa sekitar 20 persen orang mengalami emotional eating, dengan prevalensi tertinggi di kalangan remaja dan wanita.

Dalam studi yang sama, disebutkan bahwa dari 1.500 remaja yang mengalami emotional eating, 34 persen di antaranya melakukan saat sedang sedih dan 40 persen di antaranya saat sedang cemas.

ADVERTISEMENT

Penyebabnya adalah efek fisiologis seperti stres dan emosi yang intens. Efek ini memengaruhi hormon-hormon seperti kortisol, insulin, dan glukosa, yang berkaitan dengan nafsu makan.

Selain itu, depresi dan ketidakstabilan emosi juga berpengaruh dalam meningkatkan maupun menurunkan pola makan seseorang. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang memikirkan sesuatu sebelum makan.

Bagaimana Cara Mengatasi Emotional Eating?

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi emotional eating, sebagaimana dikutip dari Science Alert.

1. Mengenal Emosi di Dalam Diri dan Pikiran

Pertama, setiap individu perlu mengenali emosi dalam diri, baik yang positif maupun negatif. Misal, pahami kondisi dan terima bahwa kita sedang cemas, sedih, atau marah. Dengan mengenali dan memahami emosi kita, maka kita akan berusaha mengatasinya.

Alih-alih memikirkan cara cepat untuk menghilangkan kecemasan atau kesedihan dengan makan, diperlukan pengenalan terlebih dulu untuk emosi yang ada pada diri kita.

2. Kenali Rasa Lapar dan Kenyang

Setelah mengenal emosi yang kita rasakan, selanjutnya dapat mengembangkan "cara makan intuitif" atau berarti mengenali, memahami, dan menanggapi sinyal internal berupa rasa lapar dan rasa kenyang.

Dengan memahami sinyal rasa lapar dan kenyang, kita bisa lebih tepat mengelola pola makan, seperti mengetahui kapan harus makan dan kapan harus berhenti.

3. Mencari Pertolongan Profesional

Apabila perilaku emotional eating dinilai sudah mengganggu dan tidak dapat dihentikan, maka perlu mencari pertolongan profesional. Tujuannya adalah agar bisa menjalani terapi yang berfungsi untuk memperbaiki aspek-aspek yang terkait dengan emotional eating.

Beberapa indikator yang menunjukkan seseorang perlu mencari pertolongan professional, di antaranya:

- Terjadi penurunan berat badan secara cepat dalam waktu dekat
- Timbulnya rasa cemas yang berlebih terhadap berat badan dan bentuk tubuh
- Makan makanan dalam jumlah sangat banyak dalam waktu singkat (dua jam atau kurang) dan merasa kehilangan kendali
- Sering melakukan makan secara diam-diam
- Mengkompensasi makanan yang dimakan dengan muntah, olahraga, atau pencahar.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads