Teka-teki Situs Berusia 1000 Tahun di Madagaskar, Diduga Peninggalan Kaum Zoroaster?

ADVERTISEMENT

Teka-teki Situs Berusia 1000 Tahun di Madagaskar, Diduga Peninggalan Kaum Zoroaster?

Muhammad Alfathir - detikEdu
Jumat, 04 Okt 2024 10:00 WIB
Ceruk potongan batu di perbukitan utara Sirāf, Iran (a-b) dan Teniky, Madagaskar
Foto: Schreurs dkk. 2024 via phys.org/Situs Teniky
Jakarta -

Para arkeolog mengungkap sebuah situs bernama "Teniky" di Madagaskar. Namun, mereka masih meneliti, siapa yang membuat atau menggunakan situs tersebut pada masa lalu.

Situs Teniky terletak di Taman Nasional Isalo, Madagaskar dan telah diketahui keberadaannya selama lebih dari 100 tahun. Namun, hingga kini belum ada penggalian lebih lanjut.

Selama ini, hipotesis sementara tentang asal usul Teniky ialah dari ilmuwan Prancis yakni Alfred dan Guillaume Grandidier yang pernah mengunjungi situs pada 1940-an. Menurut mereka, situs ini dibangun oleh pelaut Portugis yang karam di sekitar pulau tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dua dekade kemudian, penggalian parit pada 1960-an menemukan pecahan guci Tiongkok yang berasal dari abad ke-16. Akhirnya, hipotesis sebelumnya menjadi diragukan dan ilmuwan mulai meneliti lagi dari mana asal usul situs Teniky.

Bukti di Situs Teniky Bukan Mengarah ke Pelaut Portugis

Penelitian oleh arkeolog Prof Dr Schreurs dan rekan-rekannya yang diterbitkan di Azania mencoba mengungkapkan kemungkinan asal usul situs Teniky.

ADVERTISEMENT

"Proyek kami merupakan proyek kolaborasi antara Institut de Civilizations/MusΓ©e d'Art et d'Archeologie (ICMAA) dari Universitas Antananarivo, Universitas Bern dan Universitas Fribourg," ucapnya, sebagaimana dikutip dari phys.org.

Schreurs dan rekan-rekannya melakukan survei lapangan dan penggalian pada struktur yang diketahui di Teniky dan diidentifikasi dalam citra satelit.

Hasilnya, mereka menemukan lusinan relung batu berbentuk lingkaran dan persegi panjang yang diukir di tebing, serta lebih dari 30 hektar teras buatan, bongkahan batu konglomerat yang dipotong, cekungan batu, struktur batu berbentuk lingkaran dan persegi panjang, serta pecahan keramik.

Berdasarkan arang yang ditemukan dari penggalian dan pecahan keramik, diperkirakan bahwa situs tersebut dihuni selama abad ke-10 dan ke-12. Pecahan tersebut bukan berasal dari daerah setempat, melainkan berasal dari wilayah Asia Tenggara.

Penemuan ini secara tidak langsung membuktikan bahwa spekulasi mengenai situs Teniky yang dibangun oleh pelaut Portugis tidak benar. Hal ini diperkuat dengan bukti sejarah yang menunjukkan bahwa kapal Portugis tidak berlayar ke Samudra Hindia hingga tahun 1498.

Diduga Dibangun oleh Kaum Zoroaster

Berdasarkan analisis peneliti, situs arkeologi Teniky kemungkinan dibangun oleh komunitas Zoroastrian sekitar 1.000 tahun yang lalu.

Zoroastrianisme adalah agama monoteistik pertama di dunia yang berasal dari Persia Kuno. Agama ini dipelopori oleh Zarathushtra, seorang pembaharu agama yang hidup pada abad ke-2 SM. Para pengikut agama ini disebut sebagai Zoroaster.

Diketahui bahwa penduduk Madagaskar secara genetik, budaya dan bahasa memiliki kedekatan dengan bangsa Austronesia, India, Arab dan Persia. Hal ini mendorong para peneliti untuk mengunjungi tempat-tempat terkait untuk mencari kemiripan struktur yang sama dengan situs Teniky.

Dalam hal ini, Schreurs dikejutkan dengan penemuan relung dan cekungan di banyak wilayah Iran yang serupa dengan situs Teniky di Madagaskar. Maka dari itu, dia berhipotesis bahwa Teniky kemungkinan dibangun oleh komunitas Zoroaster.

"Kita mengetahui bahwa wilayah pesisir Iran (misalnya kota pelabuhan Siraf) terlibat dalam perdagangan maritim sejak zaman Sassanid dan bahwa kapal-kapal dari Siraf berlayar di lautan hingga sejauh Cina dan Afrika Timur," ucap Schreurs.

Lebih lanjut, perdagangan ini terus berlanjut ketika bangsa Arab menaklukan Persia pada abad ke-7 dan memaksa penduduk Persia untuk memeluk agama Islam. Hal ini mendorong bangsa Persia untuk melakukan perdagangan ke wilayah lain, salah satunya adalah Madagaskar.

Tradisi Meletakkan Jenazah

Peneliti mengungkapkan bahwa komunitas Zoroaster dikenal memiliki keyakinan bahwa jenazah tidak boleh dikubur di tanah karena dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, Zoroaster memiliki tradisi meletakkan jenazah di atas tanah dalam ceruk yang disebut "dakhma".

Jenazah selanjutnya akan mengalami pembusukan secara alami hingga menyisakan tulang belulang. Tulang-tulang ini kemudian akan diangkut ke ceruk melingkar yang lebih kecil yang dapat ditutup, yang disebut "astōdans".

Akan tetapi, tidak ada relung di Teniky yang berisi tulang maupun sisa-sisa manusia bekas tradisi Zoroaster.

"Sangat mungkin sisa-sisa manusia tersebut dipindahkan oleh penduduk berikutnya di daerah tersebut, mungkin untuk tujuan terkait ilmu hitam, yang masih dipraktikkan hingga kini di beberapa situs makam Bara," ujar Steve Goodman, ahli biologi di Field Museum of Natural History, Amerika Serikat,

Meski begitu, studi mereka tetap mengungkapkan bagaimana sudut pandang sejarah, arkeologi, dan arsitektur, sehingga kemungkinan besar struktur Teniky pertama kali dibangun oleh komunitas Zoroaster pada pergantian milenium pertama.

Menurut mereka, penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk mengungkap pertanyaan-pertanyaan ini dan membuktikan atau membantah hipotesis awal asal usul situs Zoroaster.

"Kami akan kembali ke Teniky pada tahun 2025 untuk penggalian arkeologi lebih lanjut. Kami merencanakan survei Lidar untuk memvisualisasikan struktur dan teras dengan sangat detail, membantu kami mendeteksi struktur yang mungkin terlewatkan. Area yang dapat menjadi subjek penelitian lebih detail adalah sebuah situs, berukuran sekitar 80 x 80 m, di lembah Sahanafo yang dibatasi oleh dinding batu," tutur Schreurs.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads