Teori konspirasi telah menjadi bagian dari kepercayaan yang ada di masyarakat. Salah satunya teori tentang makhluk luar angkasa yakni alien. Apakah konspirasi bisa merugikan?
Selama ini, teori konspirasi tentang alien terus menerus dilanggengkan narasinya. Banyak penemuan jejak-jejak misterius di Bumi dan luar angkasa yang dikaitkan dengan keberadaan alien. Sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang memastikan apakah alien itu benar-benar ada.
Sejak lama konspirasi ini bertahan dan dipercaya. Hal ini membuat ilmuwan kemudian menganggap konspirasi alien harus ditanggapi secara serius. Sebab, teori konspirasi tentang alien bisa mengancam kelompok tertentu. Kok bisa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa yang Bisa Terancam oleh Teori Konspirasi Alien?
Salah satu teori tentang keberadaan alien yang beredar adalah peradaban masa lalu yang sangat canggih padahal belum ada teknologi modern. Teori ini mengarah pada dugaan bahwa manusia dibantu oleh pihak dengan kemampuan dari luar Bumi.
Belum lagi, teori penampakan benda langit yang tak teridentifikasi atau UFO, yang kerap diarahkan pada dugaan alien benar-benar bisa datang ke Bumi.
Banyaknya, teori konspirasi ini telah membuat ilmuwan dari King's College London, Inggris menanggapinya secara serius. Tanggapan ini dilakukan untuk menunjukkan fakta yang ada, bahwa kepercayaan akan teori konspirasi bisa mengancam pihak lain.
Menurut peneliti, klaim-klaim dalam teori tentang alien bisa menjadi ancaman dan merugikan kelompok minoritas yang rentan seperti kelompok agama dan etnis minoritas. Salah satu bentuk ancamannya adalah soal rasisme.
Jadi alih-alih ikut percaya terhadap teori ini, peneliti ingin mempertimbangkan dampak dari keberadaan teori konspirasi tersebut.
Klaim Peradaban Kuno Alien Dianggap Rasis
Seorang ilmuwan dan filsuf etika dari King's College London, Dr Tony Milligan mengungkapkan bahwa alasan utama teori dan klaim tentang alien serta UFO dianggap sebagai ancaman adalah rasisme.
Klaim bahwa alien datang ke Bumi untuk membantu membangun peradaban kuno didasari oleh rasisme orang Eropa yang menolak kemajuan peradaban bangsa lain. Rasisme orang Eropa terhadap bangsa lain inilah yang melahirkan berbagai teori konspirasi tentang alien.
Orang Eropa tidak percaya atau mengakui kehebatan peradaban kuno yang mampu membangun struktur besar seperti piramida.
Dengan demikian, alih-alih mengakui kemajuan masyarakat kuno pada saat itu, para sejarawan Eropa seringkali mengklaim bahwa masyarakat kuno "pasti" mendapat bantuan dari makhluk luar angkasa atau alien.
"Kata 'pasti' tersebut dapat merusak kebudayaan masyarakat kuno dalam hal menceritakan kisah mengenai asal-usul mereka, klaim orang Eropa ini juga dinilai telah melecehkan kepercayaan masyarakat kuno dengan kemunculan teori konspirasi yang tidak berdasar," ucap Milligan, sebagaimana dikutip dari Live Science.
Konspirasi Alien Bisa Menghambat Sains
Selain itu, ilmuwan juga mengatakan bahwa teori konspirasi tentang alien dapat menghambat komunikasi sains. Hal ini karena klaim-klaim yang beredar sering kali tidak didasarkan pada pemahaman ilmiah. Misalnya, penampakan cahaya UFO atau lintasan Oumuamua sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah.
Namun, masyarakat saat ini lebih percaya pada klaim teori konspirasi yang beredar. Di sisi lain, para ilmuwan belum melakukan banyak penelitian untuk membantah klaim-klaim tersebut. Padahal, para ilmuwan sebenarnya memiliki kemampuan dan kredibilitas untuk menjelaskan secara ilmiah.
Oleh karena itu, Milligan berpendapat bahwa perlu dibentuk program penelitian atau Scientific Research Program (SRP) untuk menangani klaim-klaim tentang alien dan UFO, sebagaimana dikutip dari penelitiannya yang diterbitkan dalam Jurnal Proceedings of the International Astronomical Union.
(faz/faz)