Strategi perang laut pada era sebelum Masehi terungkap berkat penemuan benda berbahan perunggu di Lepas Pantai Sisilia. Benda tersebut adalah pendobrak kapal perang Romawi yang berusia 2.300 tahun.
Badan Pengawas Laut Wilayah Sisilia melaporkan bahwa penemuan pendobrak kapal Romawi ditemukan pada kedalaman 80 meter di antara pulau Levanzo dan Favignana, di lepas pantai barat Sisilia. Benda itu berhasil ditemukan berkat "instrumen canggih" di atas kapal penelitian Hercules.
Setelah diamankan, para peneliti kemudian menganalisis beberapa temuan selain pendobrak kapal, yang diduga digunakan selama perang era Romawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertempuran Aegates di Lautan
Mengutip IFLScience, diketahui bahwa pada 241 SM, terjadi sebuah Pertempuran Aegates di lepas pantai Sisilia, yang membuat Roma berhasil mengalahkan Kartago. Pertempuran Aegates menandai berakhirnya Perang Punisia pertama, yang terjadi antara Romawi dan Kartago antara tahun 264 dan 146 SM.
Kala itu, Roma telah menjadi kekuatan dominan di Mediterania barat selama ribuan tahun sebelum konflik-konflik ini terjadi. Namun ketika pengaruh Roma mulai menyebar ke wilayah yang sekarang disebut Italia, kerusuhan di pulau Sisilia memicu salah satu titik balik yang paling signifikan dalam sejarah.
Kemenangan Romawi dalam Pertempuran Aegates membuat Roma muncul sebagai kekuatan utama di wilayah tersebut, kemudian memperluas kerajaannya ke segala penjuru.
Maka dari itu, di kemudian hari, lokasi pulau Sisilia dan sekitarnya meninggalkan jejak-jejak peperangan Romawi yang belum semua ditemukan.
"Dasar laut Aegates selalu menjadi sumber informasi berharga untuk menambah pengetahuan lebih lanjut tentang pertempuran laut antara armada Romawi dan Kartago," kata Francesco Paolo Scarpinato, anggota dewan regional untuk warisan budaya di Sisilia.
Strategi Kapal Perang Romawi
Para peneliti menyebutkan bahwa pendobrak perunggu ini kemungkinan digunakan oleh angkatan laut Romawi untuk menghancurkan kapal musuh.
Menurut Inspektur Pengawas Laut Wilayah Sisilia, alat pendobrak semacam ini dijadikan senjata pemusnah yang mematikan. Alat itu diterapkan pada haluan kapal perang dan akan membuat kapal musuh tertabrak dan kemudian tenggelam.
Selama dua dekade terakhir, diketahui bahwa 27 mimbar serupa juga telah ditemukan di perairan yang sama, bersama dengan 30 helm Romawi dan dua pedang.
Para arkeolog kini melakukan analisis mendalam terhadap senjata kuno tersebut, yang menampilkan relief dekoratif yang menggambarkan helm militer Romawi di bagian depannya. Namun karena banyaknya kehidupan laut yang menutupi permukaan mimbar perunggu, prasasti apa pun belum dapat diidentifikasi.
(faz/faz)