Penemuan sebuah kamar tidur sempit di sebuah vila Romawi dekat Pompeii, Italia, mengungkap fakta kelam pahitnya kehidupan budak Romawi kuno. Kamar kecil itu diperkirakan ditinggali para budak Romawi hampir 2000 tahun lalu.
Dilansir Euro News, lokasi kamar ini ada di dalam vila Civita Giuliana, sekitar 600 meter di utara tembok Pompeii. Kemungkinan besar dulunya, kamar ini dihuni oleh 3 orang.
Isi dan Kondisi Kamar
Dikutip dari Live Science, kamar budak Romawi ini memiliki luas sekitar 172 kaki persegi atau 16 meter persegi). Terdapat dua tempat tidur, namun hanya satu yang memiliki matras
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat tidur itu terbuat dari papan kayu dan tiang dengan alas tali, yang ditutupi selimut. Dua tempat tidur berukuran panjang sekitar 5 kaki dan 7 inci (1,7 meter), tara semenyang lainnya hanya berukuran 4 kaki dan 7 inci (1,4 m).
![]() |
Ada juga dua lemari kecil berisi serangkaian guci dan wadah keramik, yang didalamnya berisi bangkai-bangkai tikus.
Menteri Kebudayaan Italia, Gennaro Sangiuliano, menggarisbawahi kondisi rawan dan buruknya kebersihan yang dialami oleh masyarakat kelas bawah di masa itu.
Satu-satunya cahaya alami di ruangan seluas 16 m2 itu berasal dari jendela atas kecil. Selain itu, tidak ada bukti adanya dekorasi dinding.
Para arkeolog tidak menemukan tanda-tanda jeruji, kunci, atau rantai untuk mengurung penghuni ruangan tersebut.
Diyakini seorang tuan dan budaknya, ditemukan di vila yang sama. Dilansir The Guardian, poros kereta perang juga ditemukan di kamar tersebut.
Menurut para arkeolog, ruangan ini pernah berfungsi sebagai tempat tinggal sederhana. Kemungkinan dihuni sebuah keluarga kecil yang melakukan pekerjaan sehari-hari di vila tersebut, termasuk mempersiapkan dan merawat kereta perang.
Penemuan vila dan kamar budak itu terjadi hampir setahun setelah sisa-sisa dua korban letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M.
Kejadian tersebut menewaskan ribuan warga Romawi. Letusan itu telah mengubur kota dalam lapisan abu tebal, dan melestarikan banyak penduduk dan bangunannya.
Saksi Realitas Suramnya Kehidupan Para Budak Romawi
Para peneliti juga terkejut, ketika melihat betapa kecilnya tempat tinggal para budak tersebut.
"Yang paling mencolok adalah sifat ruangan yang sempit dan tidak aman ini, yang merupakan gabungan antara asrama dan gudang," ungkap Gabriel Zuchtriegel, direktur Taman Arkeologi Pompeii dalam pernyataannya dikutip dari Live Science.
Para sejarawan sejatinya telah lama tahu jika perbudakan memainkan peran kunci, dalam kebangkitan dan keberhasilan Kekaisaran Romawi.
Namun, para peneliti hanya menemukan sedikit bukti langsung mengenai bagaimana budak diperlakukan oleh tuan mereka.
"Harta karun yang sesungguhnya di sini adalah pengalaman manusia, dan mempelajari lebih lanjut tentang"anggota masyarakat kuno yang paling rentan," kata Zuchtriegel.
Penemuan ini juga menjadi tambahan pandangan yang langka dan unik, mengenai dinamika antara budak dan pemiliknya pada zaman dahulu.
Sebagai informasi, penggalian di villa Civita Giuliana dilakukan selama tahun 1907-1908. Kemudian dilakukan lagi di tahun 2017.
(khq/fds)