Reruntuhan benteng Romawi di Jerman ditemukan oleh para arkeolog di pulau Alderney. Reruntuhan ini dijuluki Nunnery, situs yang mengungkapkan struktur yang tumpang tindih dari era abad pertengahan, Tudor, dan Napoleon.
Dikutip dari artnews.com, di dalam benteng Romawi kuno dibangun bunker Nazi pada Perang Dunia II. Situs Nunnery juga pernah menjadi pelindung dari penyusup barbar kala itu.
Lebih dari satu abad, para sejarawan menduga bahwa struktur pertahanan yang dikenal sebagai castrum bersembunyi di bawah jalan berbatu di Aachen, sebuah kota di Jerman barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, baru setelah penggalian baru-baru ini menjelang proyek konstruksi, para arkeolog akhirnya melihat sisa-sisa benteng berusia 1.700 tahun tersebut. Mereka mengetahui segera bahwa itu adalah konstruksi Romawi.
Sejauh ini yang saya tahu adalah kota saat ini tidak merencanakan garasi parkir di bawah alun-alun pasar," kata Andreas Schaub, seorang arkeolog kota Aachen yang bekerja pada penggalian tersebut.
Tentang Bangunan Tembok Romawi
Diketahui, tembok Romawi dibangun sekitar abad ketiga dan bagian yang digali memiliki panjang sekitar 7 meter dan lebar 90 sentimeter. Namun, panjang penuh tembok tersebut tidak diketahui.
Benteng setinggi 26 kaki ini memiliki menara pusat dengan dinding setebal 10 kaki. Biara Alderney menjadi lokasi sempurna untuk mempertahankan Teluk Longis, satu-satunya pelaburan alami di pulau itu.
"Cara pembangunan tembok itu tidak diragukan lagi pasti berasal dari Romawi," ujar Donata Kyritz, arkeolog dan Pemilik sk ArcheoConsult, dikutip dari Live Science.
Mortar seperti beton dan batu pilihan adalah ciri khas zaman Romawi. Selain itu, dimensi dan cara pondasi dibangun berbeda dengan teknik yang digunakan pada abad pertengahan.
Miami Herald mewakili para arkeolog, berargumen mengenai tembok tersebut kemungkinan dibangun membentuk lingkaran untuk melindungi kota. Dindingnya pun mungkin memiliki serangkaian gerbang.
"Kastrum serupa yang ditemukan di tempat lain di Jerman menunjukkan jenis gerbang ini. Di mana ada dua dinding paralel menopang sebuah menara," tutur Schaub melanjutkan.
Menurut WDR (Westdeutscher Rundfunk) tembok itu kemungkinan besar digunakan untuk melindungi diri dari suku-suku Jermanik pada tahun 275 dan 276 Masehi.
Temuan tersebut dikuatkan oleh argumen pemimpin arkeolog, Jason Monaghan. "Selama Perang Dunia II, Jerman menduduki Alderney dan mengubah benteng Romawi menjadi Resistance Point Pirantenschloss (Kastil Bajak Laut)," katanya.
Penduduk Alderney Dipekerjakan Membangun Bunker
Alderney adalah satu-satunya wilayah Inggris yang diserang oleh Nazi dan masih berada di bawah kendali mereka sejak tahun 1940-1945. Sebagian besar penduduk pulau dievakuasi ketika tentara Jerman mendirikan dua kamp kerja paksa dan dua kamp konsentrasi.
Pada 1942, para Nazi membawa 6.000 penduduk ke pulau kecil. Para tentara memanfaatkan Biara Alderney yang hanya berjarak 60 mil dari pantai Inggris dan delapan mil dari Perancis untuk membangun bunker di dalam benteng yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian Adolf Hitler memutuskan untuk membentengi Kepulauan Channel dan menciptakan benteng yang tak tertembus.
Orang-orang yang dipenjara dipekerjakan untuk membangun bunker anti-tank, tempat senjata, tempat perlindungan serangan udara, terowongan, barikade, dan beton.
"Kami tidak tahu apakah ada banyak tentara yang menjalankan kastrum atau apakah penduduk harus mempertahankan diri," ungkap Schaub.
"Yang kami ketahui hanyalah cara berhasil. Kami tidak memiliki indikasi adanya kerusakan besar setelah kastrum dibangun," imbuhnya,
Sementara itu, Kyritz juga menambahkan bahwa lapisan kerikil di area pembukaan menunjukkan kemungkinan adanya trotoar.
"Pekerjaan konstruksi di lokasi tersebut akan dimulai setelah penggalian usai," tutupnya.
(faz/faz)