Sinyal Radio Misterius Terdeteksi Bumi Setelah 8 Miliar Tahun, Siapa Pengirimnya?

ADVERTISEMENT

Sinyal Radio Misterius Terdeteksi Bumi Setelah 8 Miliar Tahun, Siapa Pengirimnya?

Muhammad Alfathir - detikEdu
Jumat, 20 Sep 2024 10:30 WIB
Galaksi Bimasakti yang jadi tempat bernaung tata surya ternyata tak selalu berbentuk spiral sebagaimana yang diketahui. Hilangnya pola spiral di lengan galaksi merupakan efek tarik menarik dengan galaksi tetangga, Andromeda.
Foto: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/Galaksi Bima Sakti
Jakarta -

Para astronom dibuat bingung dengan penemuan semburan sinyal radio dari luar angkasa. Sinyal ini diperkirakan telah menempuh perjalanan selama 8 miliar tahun dan menjadikannya sinyal radio terjauh dan paling kuat yang pernah ditemukan.

Sinyal tersebut dijuluki FRB 20220610A dan termasuk semburan radio cepat atau fast radio bursts (FRBs). Semburan ini adalah kilatan gelombang radio yang sangat intens dan hanya berlangsung selama beberapa milidetik.

Menurut astronom, sinyal-sinyal tersebut dapat berasal dari wilayah yang jauh di luar galaksi Bima Sakti kita. Namun, asal-usul sinyal ini masih menjadi misteri, termasuk siapa atau apa yang mengirimkannya dan dari mana asalnya.

Siapa yang Mengirim Sinyal Radio ke Bumi?

Mengutip earth.com, semburan radio cepat atau FRB pertama kali ditemukan pada 2007. Sejak pertama ditemukannya, FRB berhasil menarik perhatian komunitas ilmiah di seluruh dunia.

Sebagai contoh, FRB yang baru-baru ini ditemukan memancarkan energi setara dengan energi yang dihasilkan Matahari selama 30 tahun, meskipun semburan ini hanya berlangsung dalam waktu kurang dari satu milidetik.

Para peneliti berspekulasi bahwa peristiwa kosmik ini mungkin berterkaitan dengan magnetar, atau sisa-sisa energi tinggi yang ditinggalkan oleh ledakan bintang.

Di sisi lain, yang membuat menarik adalah asal usul sinyal radio ini. Seorang astronom di Macquarie University di Australia, Dr Stuart Ryder, berusaha mengungkap misteri seputar teka-teki mengenai sinyal FRB ini.

Para astronom menggunakan teknologi Australian Square Kilometer Array Pathfinder (ASKAP) untuk mendeteksi semburan FRB dan melacak asal-usulnya.

"Kami menggunakan antena radio ASKAP untuk secara terampil menentukan dari mana ledakan itu berasal," kata Dr Ryder.

Hasilnya, mereka berhasil menemukan bahwa FRB yang ditemukan baru-baru ini berasal dari galaksi yang lebih jauh dibandingkan dengan FRB lainnya yang pernah ditemukan.

Belum Ada Hasil dan Lokasi Pasti

Meski telah melakukan penelitian pada hampir 50 FRB untuk menelusuri asal-usulnya menggunakan teknologi ASKAP, sampai saat ini asal-usul dan penyebab dari semburan radio cepat belum diketahui.

Namun, astronom lain yakni Profesor Ryan Shannon, menjelaskan bahwa FRB memiliki kemampuan unik untuk "melacak" materi yang terionisasi di ruang yang hampir kosong. Menurutnya, ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur materi yang terletak di antara galaksi, dengan menggunakan metode hubungan Macquart (Macquart relation).

Dia percaya bahwa teleskop radio masa depan, yang saat ini sedang dibangun, akan mendeteksi ribuan FRB lagi.

"FRB adalah hal yang umum dan sangat menjanjikan. Kita dapat menggunakannya untuk membuat peta baru struktur alam semesta dan menjawab pertanyaan besar tentang kosmologi," ungkapnya.

Shannon meneruskan, bahwa setiap deteksi baru membawa astronom semakin dekat untuk mengungkap rahasia peristiwa kosmik yang dahsyat. Terlebih, FRB dapat memandu astronom pada pertanyaan mendasar tentang cara kerja alam semesta, termasuk seperti apa dan bagaimana kekuatan serta peristiwa kosmik yang membentuk kosmos kita.

"Meskipun basis pengetahuan kita semakin berkembang, FRB tetap menjadi salah satu misteri besar alam semesta. Ketika para peneliti mempelajari lebih dalam tentang kilatan kosmik ini, satu hal menjadi jelas: kita masih sangat sedikit mengetahui tentang alam semesta tempat kita tinggal," tutur para astronom.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads