Kisah Sinyal Radio Aneh yang Terdeteksi dari Bawah Es Antartika

ADVERTISEMENT

Kisah Sinyal Radio Aneh yang Terdeteksi dari Bawah Es Antartika

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 23 Jun 2025 11:30 WIB
Antartika
Antartika. Foto: via Daily Mail
Jakarta -

Hampir dua dekade lalu, sebuah eksperimen yang melayang tinggi di atas Antartika menangkap sinyal aneh. Awalnya, eksperimen ini dirancang untuk menangkap semburan radio sinar kosmik yang jatuh dari atas.

Pada 2006 Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA) merekam denyut pendek gelombang radio dari bawah sebuah peristiwa yang tampak seperti hujan sinar kosmik terbalik, tidak memantul dari permukaan, tetapi berasal dari bawah lapisan es.

Rangkaian instrumen yang dibawa balon udara merekam peristiwa serupa pada 2014, dan para ilmuwan masih belum menemukan jawabannya. Tidak ada penjelasan yang tepat, yang menunjukkan jika penyebabnya bisa jadi adalah partikel yang tidak diketahui oleh sains.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gelombang radio yang kami deteksi berada pada sudut yang sangat curam, seperti 30 derajat di bawah permukaan es," jelas astrofisikawan Stephanie Wissel dari Universitas Negeri Pennsylvania dalam Science Alert.

"Ini masalah yang menarik karena kita masih belum memiliki penjelasan yang sebenarnya tentang anomali tersebut, tetapi yang kita tahu adalah bahwa anomali tersebut kemungkinan besar tidak mewakili neutrino," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sinyal itu merupakan denyut gelombang radio yang sangat singkat dan mirip dengan neutrino, partikel subatom yang tidak berinteraksi dengan partikel lain. Tetapi ada beberapa alasan mengapa interpretasi neutrino terhadap sinyal tersebut sulit dipecahkan.

Para ilmuwan mengira jika neutrino tersebut mungkin berasal dari supernova yang kemudian menembus Bumi dan keluar dari sisi lain. Namun, hal ini hanya terdeteksi pada 2014 yang bertepatan dengan supernova yang dapat menjadi penyebabnya. Tidak ada peristiwa seperti itu yang ditemukan pada deteksi 2006.

Selain itu, sudut deteksi yang curam berarti bahwa neutrino harus menembus batu sebelum muncul dari es.

"Ada satu miliar neutrino yang melewati kuku jempol Anda setiap saat, tetapi neutrino tidak benar-benar berinteraksi," kata Wissel.

"Jadi, ini adalah masalah pedang bermata dua. Jika kita mendeteksinya, itu berarti mereka telah menempuh perjalanan sejauh ini tanpa berinteraksi dengan apa pun. Kita dapat mendeteksi neutrino yang datang dari tepi Alam Semesta yang dapat diamati," imbuhnya.

Untuk membantu memecahkan misteri sinyal radio aneh, tim peneliti internasional yang besar melakukan studi cermat terhadap data yang dikumpulkan oleh Observatorium Pierre Auger di Argentina. Mereka melakukan simulasi untuk menentukan bagaimana peristiwa ANITA mungkin muncul dalam data Observatorium Pierre Auger, dan menyisir pengamatan dari tahun 2004 hingga 2018, mencari sinyal serupa.

Mereka tidak menemukan apa pun yang menjelaskan deteksi ANITA. Namun, dalam sains, tidak menemukan apa pun sering kali berarti menemukan sesuatu.

ANITA sudah pensiun. penerbangan terakhirnya terjadi pada tahun 2016. Eksperimen balon Antartika baru yang disebut Payload for Ultrahigh Energy Observations (PUEO), penerus ANITA, akan segera mulai beroperasi.

"Dugaan saya adalah bahwa beberapa efek propagasi radio yang menarik terjadi di dekat es dan juga di dekat cakrawala yang tidak sepenuhnya saya pahami, tetapi kami tentu saja telah menjelajahi beberapa di antaranya, dan kami juga belum dapat menemukannya," kata Wissel.

"Jadi, saat ini, ini adalah salah satu misteri yang sudah lama ada, dan saya gembira bahwa saat kita menerbangkan PUEO, kita akan memiliki sensitivitas yang lebih baik. Pada prinsipnya, kita akan menemukan lebih banyak anomali, dan mungkin kita akan benar-benar memahami apa itu. Kita juga mungkin mendeteksi neutrino, yang dalam beberapa hal akan jauh lebih menarik," imbuhnya.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads