Pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah resmi ditunda. Keputusan ini berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Pelestarian Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Chattra adalah pelindung yang berbentuk mahkota sehingga dipasang di puncak stupa. Selain perlindungan, chattra juga bermakna sebagai bentuk keberanian dan simbol kesucian tahapan spiritualitas.
Melansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), penundaan ini selaras dengan hasil kajian teknis dan Detail Engineering Design (DED) yang disusun oleh tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyimpulkan bahwa perlu dilakukan studi yang lebih mendalam tentang otentisitas chattra. Dengan demikian, rencana peresmian chattra pada 18 September 2024 ditunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru Bicara Kemenag, Sunanto, menjelaskan jika berdasarkan hasil kajian teknis oleh pakar BRIN atas permohonan dari Bimas Buddha Kemenag, kondisi material saat ini belum memungkinkan pemasangan chattra karena kondisi batu yang antara lain tidak utuh.
"Berdasarkan hasil kajian teknis yang komprehensif, meliputi pengamatan langsung, pengukuran, pengujian, serta perhitungan dan analisis kekuatan, bahwa kondisi material chattra ada yang tidak utuh atau terbagi banyak bagian batu dan batu bahan material tidak memiliki kait antar batu. Maka, memerlukan tahapan yang harus dikoordinasikan sesuai ketentuan yang berlaku," jelas Sunanto dikutip dari laman Kemenag, Jumat (12/9/2024).
Bakal Dikaji Lebih Lanjut
Mengingat kondisi material chattra tersebut, Kemenag berencana untuk melakukan pembahasan lebih lanjut terkait pendekatan adaptasi chattra. Kemenag juga berkomitmen untuk mematuhi prosedur dan kaidah yang diatur dalam Undang- Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan Pelestarian Cagar Budaya.
Sebagai informasi, rencana pemasanganchattra ini telah dibahas dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Semester 1 Tahun 2023 oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves) yang dihadiri Menteri BUMN, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Agama,MenPANRB, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan kepala daerah pada tanggal 21 Juli 2023.
Penolakan dari IAAI
Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dilansir dari detikTravel dengan tegas menolak rencana pemasangan Chattra di Candi Borobudur. Menurut Ketua IAAI, Marsis Sutopo, kajian yang menjadi dasar pemasangan tersebut dinilai tidak memenuhi standar akademis dan melanggar prosedur hukum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Marsis menjelaskan bahwa pemasangan Chattra ini didasarkan pada asumsi yang tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat. Menurut IAAI, proses kajian tidak sesuai dengan aturan yang seharusnya diterapkan dalam perubahan yang menyangkut situs cagar budaya, apalagi Borobudur adalah warisan dunia yang diakui UNESCO.
Kehilangan Status dari UNESCO
Penolakan ini juga terkait dengan kekhawatiran akan status Borobudur sebagai salah satu situs warisan dunia yang terdaftar di UNESCO. Jika pemasangan chattra dilakukan tanpa prosedur yang benar dan tanpa persetujuan dari UNESCO, status Borobudur sebagai situs warisan dunia bisa terancam.
Lebih lanjut, Candi Borobudur juga dapat kehilangan autentisitas jika pemasangan chattra dilakukan tanpa kajian yang tepat. Borobudur bukan hanya sebuah bangunan cagar budaya, tetapi juga simbol nasional dan warisan sejarah.
Setiap perubahan yang dilakukan pada candi harus melalui prosedur yang sangat ketat untuk menjaga keaslian bentuk dan makna sejarahnya. Pemasangan chattra, yang merupakan semacam payung hiasan yang biasa dipasang di atas stupa, menurut Marsis, tidak relevan dengan data sejarah asli yang dimiliki Borobudur.
(nir/nwy)