Mengenang Serangan 11 September Amerika yang Mengubah Dunia Penerbangan

ADVERTISEMENT

Mengenang Serangan 11 September Amerika yang Mengubah Dunia Penerbangan

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 10 Sep 2024 14:00 WIB
11 September 2001, tepat 20 tahun yang lalu, dua pesawat yang dibajak menabrak menara kembar World Trade Center (WTC).
Mengenang Serangan 11 September 2001. (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Keamanan nasional Amerika Serikat terancam saat pelaku terorisme merebut pesawat-pesawat komersial yang sedang mengudara. Pesawat tersebut tersebut kemudian ditabrakkan ke sejumlah gedung dan menewaskan ribuan orang.

Melansir dari BBC News, empat pesawat yang terbang di atas wilayah timur AS dirampas secara bersamaan oleh tim pembajak. Mereka kemudian digunakan sebagai rudal berpemandu raksasa untuk menabrak gedung-gedung penting di New York dan Washington.

Dua pesawat diatur untuk menghantam Menara Kembar World Trade Center di New York. Pesawat pertama American Airlines AA11 menghantam Menara Utara pada pukul 08:46 waktu setempat dan pesawat kedua United Airlines UA175 menabrak Menara Selatan pada pukul 09:03.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan-bangunan itu terbakar, menjebak orang-orang di lantai atas, dan menyelimuti kota dengan asap. Dalam waktu kurang dari 2 jam, kedua menara setinggi 110 lantai itu runtuh.

Pada pukul 09:37 pesawat ketiga AA77 menghancurkan sisi barat Pentagon, markas besar militer AS di luar ibu kota negara, Washington DC.

ADVERTISEMENT

Pesawat keempat UA93 jatuh di sebuah ladang di Pennsylvania pada pukul 10:03 setelah penumpang melawan. Diperkirakan para pembajak bermaksud menyerang Gedung Capitol di Washington DC. Serangan tersebut kemudian dikenal sebagai serangan 9/11.

Jumlah Korban Serangan 9/11

Secara keseluruhan, 2.977 orang (tidak termasuk 19 pembajak) kehilangan nyawa. Semua 246 penumpang dan awak di keempat pesawat tewas.

Di Menara Kembar, 2.606 orang tewas - saat itu atau setelahnya karena cedera, sementara di Pentagon 125 orang tewas. Korban termuda adalah Christine Lee Hanson yang berusia dua tahun, yang tewas di salah satu pesawat bersama orang tuanya Peter dan Sue. Tertua adalah Robert Norton yang berusia 82 tahun, yang berada di pesawat lain bersama istrinya Jacqueline, dalam perjalanan menuju sebuah pesta pernikahan.

Ketika pesawat pertama menabrak, diperkirakan ada 17.400 orang di menara tersebut. Tidak ada yang selamat di atas zona benturan di Menara Utara, tetapi 18 orang berhasil melarikan diri dari lantai di atas zona benturan di Menara Selatan.

Warga dari 77 negara yang berbeda termasuk di antara para korban. Kota New York kehilangan 441 responden pertama. Ribuan orang terluka atau kemudian terserang penyakit yang terkait dengan serangan tersebut, termasuk petugas pemadam kebakaran yang bekerja di puing-puing beracun.

Siapakah Penyerang 9/11?

Pelaku penyerangan ini berasal dari jaringan ekstremis Islam yang disebut al-Qaeda. Dipimpin oleh Osama Bin Laden, al-Qaeda merencanakan serangan ke Amerika atas konflik di dunia Muslim.

Sembilan belas orang melakukan pembajakan, bekerja dalam tiga tim yang terdiri dari lima orang dan satu tim yang terdiri dari empat orang (di pesawat yang jatuh di Pennsylvania).

Setiap kelompok terdiri dari seseorang yang telah menerima pelatihan pilot. Pelatihan ini dilakukan di sekolah penerbangan di AS sendiri.

Lima belas pembajak adalah warga Saudi seperti Bin Laden sendiri. Dua orang berasal dari Uni Emirat Arab, satu orang dari Mesir, dan satu orang dari Lebanon.

Penangkapan Osama Bin Laden

Kurang dari sebulan setelah serangan, Presiden George W Bush memimpin invasi ke Afghanistan untuk membasmi al-Qaeda dan memburu Bin Laden. Namun, baru pada tahun 2011 pasukan AS akhirnya menemukan dan membunuh Bin Laden di negara tetangga Pakistan. Terduga perencana serangan 9/11, Khalid Sheikh Mohammad, ditangkap di Pakistan pada tahun 2003.

Ia ditahan di tahanan AS di Teluk Guantanamo selama bertahun-tahun tanpa diadili, tetapi ia dan dua pelaku lainnya kini telah menandatangani perjanjian pembelaan sebagai imbalan untuk menghindari hukuman mati. Al-Qaeda masih ada dan menjadi kelompok paling kuat di Afrika Sub-Sahara.

Dunia Penerbangan Setelah 9/11

Butuh waktu lebih dari delapan bulan untuk membersihkan "Ground Zero" lokasi runtuhnya Menara Kembar. Sebuah tugu peringatan dan museum kini berdiri di lokasi tersebut, dan bangunan-bangunan telah berdiri kembali, dengan desain yang berbeda.

Pusat bangunan yang telah rampung, One World Trade Center, atau "Freedom Tower" berdiri lebih tinggi 541 m dari Menara Utara asli. Rekonstruksi di Pentagon memakan waktu kurang dari setahun, dengan staf kembali ke kantor mereka pada bulan Agustus 2002.

Keselamatan penerbangan diperketat di seluruh dunia pada tahun-tahun setelah 9/11. Di AS, Administrasi Keamanan Transportasi atau Transportation Security Administration (TSA) dibentuk untuk meningkatkan keamanan di bandara dan di pesawat.

Secara bertahap, keamanan bandara mulai diperketat. Melansir NPR, bandara mulai mewajibkan pelepasan sepatu di pos keamanan bandara pada Desember 2001. Pada akhir 2002, bandara mulai menerapkan sistem deteksi bahan peledak dengan gambar 3D yang terperinci.

Pilot juga diminta untuk membawa senjata api ke dalam pesawat beserta perlindungan lainnya di kokpit. Kemudian bandara mulai melarang cairan dan petugas kepolisian udara diperbanyak. Serangan 11 September Amerika mengubah dunia penerbangan untuk selamanya.




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads