Saat melewati pemeriksaan di bandara, penumpang diharuskan mengeluarkan laptop dari tas dan menaruhnya di tempat terpisah. Apa alasannya?
Sebelum peristiwa terorisme 11 September 2005 di Amerika Serikat, keamanan bandara memperbolehkan penumpang lewat dengan membawa tas berisi segala sesuatu yang diperlukan untuk liburan, termasuk pisau, cairan, dan berbagai perangkat elektronik. Namun sejak serangan teroris 9/11, terjadi perubahan peraturan keamanan bandara untuk menghindari bahan peledak buatan.
Barang cair seperti sabun diperbolehkan dalam bagasi jinjing jika volumenya tidak lebih dari 100 mililiter. Kendati demikian, laptop dan perangkat elektronik lainnya harus dikeluarkan dari tas jinjing untuk pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa Kita Harus Mengeluarkan Laptop saat Pemeriksaan Bandara?
Ternyata, hal ini berkaitan dengan baterai laptop. Menurut laman Simple Flying, baterai laptop dinilai terlalu padat sehingga sinar X tidak dapat menembusnya secara efektif.
Hal yang sama berlaku untuk kabel listrik, tablet, dan kamera. Selain itu, perangkat elektronik juga bisa menghalangi benda lain dari pandangan.
Memindainya secara terpisah memungkinkan petugas keamanan melihat isi tas dengan jelas di layar. Dalam situasi tertentu, kamu mungkin diminta menyalakan laptop untuk menunjukkan bahwa laptop berfungsi.
Selain itu, penting untuk dipahami bahwa semua baterai laptop terbuat dari bahan lithium-ion yang sangat mudah terbakar. Baterai ini juga berpotensi panas berlebih jika disimpan di ruang kargo pesawat.
Bandara Telah Adaptasi Teknologi Terbaru
Kendati demikian, ada beberapa bandara yang membolehkan kamu membawa laptop tanpa mengeluarkannya saat pemeriksaan. Bandara-bandara ini mengadopsi pemindai generasi terbaru yang mampu melihat bagasi jinjing dari berbagai sudut.
Bandara-bandara ini termasuk Milan Linate (LIN), Amsterdam Schiphol Airport (AMS), Rome Fiumicino Airport (FCO), London City Airport (LCY), and Eindhoven Airport (EIN).
(nir/nwy)