Planetarium Jakarta Gelar Pengamatan Oposisi Saturnus Nanti Malam, Gas Daftar!

This NASA handout image obtained October 19, 2009 shows Saturn during an equinox captured by the robot explorer Cassini. The images comprising the mosaic, taken over about eight hours, were extensively processed before being joined together. With no enhancement, the rings would be essentially invisible in this mosaic. To improve their visibility, the dark right half of the rings has been brightened relative to the brighter left half by a factor of three, and then the whole ring system has been brightened by a factor of 20 relative to the planet. So the dark half of the rings is 60 times brighter, and the bright half 20 times brighter, than they would have appeared if the entire system, planet included, could have been captured in a single image.The images were taken on August 12, 2009, beginning about 1.25 days after exact equinox, using the red, green and blue spectral filters of the wide angle camera and were combined to create this natural color view. The images were obtained at a distance of approximately 526,000 miles from Saturn and at a Sun-Saturn-spacecraft, or phase, angle of 74 degrees. Image scale is 31 miles per pixel. AFP PHOTO/NASA/JPL/SPACE/RESTRICTED TO EDITORIAL USE (Photo by HO / NASA / AFP) — Planetarium Jakarta Gelar Oposisi Saturnus Besok. (Foto: NASA/AFP)

Jakarta -

Fenomena antariksa akan kembali menghiasi langit. Kali ini, Planetarium Jakarta menggelar pengamatan Planet Saturnus Senin (9/9/2024) malam.

Salah satu peristiwa langit bulan ini yang berkaitan dengan Saturnus adalah konjungsi bulan dengan Planet Saturnus. Menurut Royal Museums Greenwich, konjungsi terjadi ketika dua objek astronomi tampak berdekatan di langit. Bergeraknya bulan dan planet-planet di sepanjang ekliptika dengan kecepatan berbeda menyebabkan satu dengan lainnya akan berpapasan. Bulan yang bergerak cepat akan mengalami konjungsi dengan setiap planet kira-kira sebulan sekali.

Tentang Konjungsi Bulan-Saturnus

Pada konjungsi kali ini, saturnus akan tertutup oleh bulan purnama. Cincin-cincin tersebut akan tampak sangat redup di hadapan bulan yang cemerlang. Perhatikan apakah cincin lebih terang dari biasanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat berada tepat pada oposisi, bayangan partikel cincin "tersembunyi" akan meningkatkan kecerahan. Efek ini dikenal sebagai efek Seeliger (berdasarkan astronom Jerman Hugo von Seeliger), efek ini juga ditingkatkan oleh hamburan balik sinar matahari dari partikel halus.

Pengamatan Planet Saturnus di Planetarium Jakarta

Dalam menyambut fenomena langit Planet Saturnus, Planetarium Jakarta membuka pengamatan bersama secara gratis. Pengamatan akan dilaksanakan di Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki pukul 17.00-20.30 WIB.

Sebelum melakukan pengamatan, akan ada diskusi di Planetarium Mini. Adapun kuota yang disediakan 250 orang dan bebas biaya.

Bagi detikers yang berminat, bisa melakukan pendaftaran di https://linktr.ee/planetariumjkt.

Fenomena Astronomi September 2024

Selain Konjungsi Bulan-Saturnus, terdapat tujuh fenomena astronomi yang bisa kamu saksikan di langit September. Melansir dari Instagram Observatorium Bosscha @bosschaobservatorium, berikut daftarnya:

1 September 16.17 WIB
Konjungsi Bulan-Merkurius

5 September 17.16 WIB
Konjungsi Bulan-Venus

9 September
Puncak Hujan Meteor Epsilon-Perseid

17 September 17.21 WIB
Konjungsi Bulan-Saturnus

22 September
Ekuinoks September

24 September 06.22 WIB
Konjungsi Bulan-Jupiter

25 September 18.50 WIB
Konjungsi Bulan-Mars

27 September
Posisi terbaik gugus bola 47 Tuc

Demikian informasi pengamatan Planet Saturnus di Planetarium Jakarta. Jangan sampai terlewat, ya!