Melihat Bumi dari Mata Krikalev, Kosmonaut Uni Soviet Terakhir di Dunia

ADVERTISEMENT

Melihat Bumi dari Mata Krikalev, Kosmonaut Uni Soviet Terakhir di Dunia

Kholida Qothrunnada - detikEdu
Sabtu, 07 Sep 2024 07:00 WIB
Kosmonot Rusia, Sergei Krikalev saat di lubang intip pada modul layanan Zvezda di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama Ekspedisi 1, ketika Pesawat Ulang Alik Atlantis. Awan yang tersebar di atas Pasifik Barat terlihat dalam pemandangan jendela.
Kosmonot Rusia, Sergei Krikalev di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama Ekspedisi 1. Foto: dok. NASA
Jakarta -

Sergei Krikalev adalah seorang kosmonaut asal Uni Soviet yang terkenal sebagai kosmonaut Uni Soviet terakhir. Ia memulai karir luar angkasanya pada tahun 1985 dan menjadi anggota Ekspedisi 1 yang bertugas di Stasiun Ruang Angkasa Mir.

Kosmonaut adalah sebutan untuk penerbang pesawat ruang angkasa. Melalui pengalaman dan foto-foto yang diambil selama misi luar angkasa, Krikalev memberikan kita kesempatan untuk tahu planet bumi dari sudut pandang yang jarang dijangkau.

Krikalev Sudah 5.000 Kali Mengelilingi Bumi

Dikutip dari laman Eurasian Times, awalnya Krikalev menjalankan misi rutin ke stasiun luar angkasa Mir. Pada tanggal 18 Mei 1991, Krikalev tiba di stasiun luar angkasa Mir dengan pesawat antariksa Soyuz setelah bertugas selama 5 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kosmonot Rusia, Sergei Krikalev saat di lubang intip pada modul layanan Zvezda di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama Ekspedisi 1, ketika Pesawat Ulang Alik Atlantis. Awan yang tersebar di atas Pasifik Barat terlihat dalam pemandangan jendela.Kosmonot Rusia, Sergei Krikalev di depan lubang intip pada modul layanan Zvezda di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama Ekspedisi 1, ketika Pesawat Ulang Alik Atlantis. Awan yang tersebar di atas Pasifik Barat terlihat dalam pemandangan jendela. Foto: dok. NASA

Namun ia harus tinggal di sana hampir 2 kali lipat dari durasi yang diamanatkan. Karena ada pergolakan politik yang terjadi di negaranya dan disintegrasi lambat Uni Soviet.

Negaranya pun hancur berantakan, membuat Uni Soviet dibubarkan dan pecah menjadi 15 negara di tahun 1991.

ADVERTISEMENT

Karena hal itu, Krikalev berada di luar angkasa selama 312 hari atau sekitar 10 bulan. Krikalev telah mengelilingi Bumi sebanyak 5.000 kali dan menyaksikan ribuan matahari terbit dan terbenam.

Sebelum meninggalkan Bumi, sejatinya Krikalev hanya mendapat pelatihan yang mempersiapkan agar dirinya bisa bertahan selama 5 bulan di luar angkasa.

Penampakan Bumi dari Luar Angkasa

Dilansir laman Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Krikalev mengaku takjub ketika melihat cakrawala. Ia menyebut kalau Bumi tidak datar, melainkan memiliki kelengkungan dengan lapisan atmosfer yang cukup tipis.

Awak Ekspedisi 11 di stasiun luar angkasa (termasuk kosmonot Sergei Krikalev) yang melenturkan Canadarm2 ketika terbang sekitar 362 kilometer (225 mil) di atas Tanjung Horn.Awak Ekspedisi 11 di stasiun luar angkasa (termasuk kosmonot Sergei Krikalev) yang melenturkan Canadarm2 ketika terbang sekitar 362 kilometer (225 mil) di atas Tanjung Horn. Foto: dok.NASA

Ia menyebut bahwa bumi memiliki filter biru yang terlihat di seluruh datarannya. FIlter tersebut membuat semua warna sebenarnya tidak begitu jelas.

Inilah alasan kalau detikers melihat ke langit, warna langitnya tampak biru bukan?

Namun, Krikalev menyebut kalau yang sebenarnya kita lihat itu atmosfer tebal yang ada di permukaan Bumi.

"Kita sebenarnya melihat lapisan atmosfer tebal di antara kita dan permukaan Bumi. Jadi sebenarnya, hijau tidak begitu hijau. Itu lebih seperti hijau kebiruan. Biru lebih biru karena kita punya lebih banyak warna biru dari atmosfer. Di mana kita punya warna yang sangat cerah adalah di cakrawala, terutama saat matahari terbit dan terbenam," kata Krikalev dikutip dari laman NASA.

Kesan Pertama di Luar Angkasa

Ketika pertama kali melihat Bumi dari luar angkasa, Krikalev mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi detail di permukaan.

Kalau di peta kita bisa melihat batas negara, di luar angkasa kita tidak bisa melihatnya. Ia hanya bisa melihat fitur besar seperti sungai, gunung, dan pantai.

Krikalev juga menyadari bahwa bencana seperti kebakaran hutan dan banjir, bisa menyebar tanpa memperhatikan batasan wilayah.

"Tidak ada tembok perbatasan. Maka jika terjadi bencana di satu sisi maka dengan mudahnya akan menyebar ke sisi lain. Contohnya terjadi banjir maka akan membanjiri suatu wilayah yang tidak memandang batas wilayah atau negara berbeda," ujarnya.

Sergei Krikalev Kembali ke Bumi

Setelah berbulan-bulan di luar angkasa, Krikalev kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992. Tepatnya setelah Jerman membayar 24 juta dolar atau setara Rp 4,71 triliun (kurs Rp 15.480) untuk tiket kepulangannya.

Setibanya di Bumi, Krikalev masih menggunakan pakaian ruang angkasa bertuliskan USSR dengan patch bendera Uni Soviet.

Ia juga mendapati banyak perubahan. Termasuk perubahan nama kampung halamannya dan pendapatan. Kampung halamannya berubah nama dari Leningrad menjadi St. Petersburg.

Meski begitu, Krikalev dihargai sebagai pahlawan Rusia, Ordo Lenin, gelar Prancis L'Officier de la Legion d'Honneur, serta Dianugerahi Medali Penerbangan Luar Angkasa NASA (1994, 1998).

Selain itu, Sergei Krikalev dikenang sebagai kosmonot Rusia pertama yang terbang dengan shuttle NASA dan mengalami pengalaman di International Space Station.

Krikalev juga menjadi warga negara terakhir Uni Soviet. Meski sempat menghadapi kesulitan dan komitmennya terhadap program luar angkasa Uni Soviet, membuat Krikalev menjadi sosok yang diperhitungkan.

(khq/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads