Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada 88 kasus cacar monyet di Indonesia per Selasa (3/9/2024). Penyakit yang juga disebut Mpox ini perlu diwaspadai lantaran dapat menular.
Hal tersebut dibenarkan oleh pakar dan dosen Pendidikan Profesi Dokter Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dr Nieke Andina Wijaya. Ia mengimbau masyarakat agar sadar terhadap penyakit ini.
Menurutnya bentuk kesadaran bisa dimulai dari memahami penyebab hingga gejala cacar monyet. Gunanya untuk membuat langkah antisipasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala Penyakit Cacar Monyet
Nieke menjelaskan gejala klinis cacar monyet bisa muncul dalam waktu 4-21 hari setelah terpapar virusnya. Ia menegaskan bahwa gejala penyakit ini hampir mirip dengan flu.
"Gejala awal monkeypox mirip dengan flu atau cacar air, seperti demam, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening," katanya, dikutip dari laman Unesa, Minggu (8/9/2024).
Setelah gejala awal tersebut muncul, biasanya akan timbul bintik-bintik merah dan ruam pada beberapa hari kemudian. Ruam lalu akan menggelembung dan berisi cairan bening berisi nanah.
Terkadang kulit yang berisi nanah tersebut akan mengering dan mengelupas. Biasanya ruam muncul di bagian wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.
Bisa juga, ruam muncul di daerah sensitif seperti mata, mulut hingga alat kelamin. Nieke menyebut infeksi cacar monyet ini berlangsung selama 2-4 minggu.
Penularan Penyakit Cacar Monyet
Dokter spesialis kulit ini kemudian membeberkan proses penularan cacar monyet. Menurutnya, infeksi bisa menular lewat banyak cara.
Misalnya kontak langsung dengan manusia atau hewan yang terinfeksi. Selain itu, benda yang terkontaminasi juga bisa jadi jalan virus tertular ke seseorang.
"Bukan akibat vaksin covid-19. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka atau terbuka walaupun luka tersebut tidak terlihat, saluran pernapasan, atau selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut," jelas Nieke.
Penularan lewat kontak langsung bisa membuat virus langsung masuk ke kulit hingga membran mukosa. Walau begitu, penyakit ini dikatakan Nieke tidak termasuk ke dalam infeksi menular seksual (IMS).
"Virus ini juga bisa ditemukan dalam air mani dan swab rektal dari pasien, yang mengonfirmasi bahwa dapat ditularkan melalui aktivitas seksual, namun ini hanya salah satu dari banyak cara penularan," tegasnya.
Tips Mencegah Penularan Penyakit Cacar Monyet
Pakar kesehatan Unesa lainnya, dr Rahmantio Adi menambahkan cara agar masyarakat bisa terhindar dari penyakit cacar monyet. Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati karena penyakit ini cukup serius.
Walaupun bisa sembuh dengan sendirinya, tapi cacar monyet punya risiko tinggi. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, gangguan kesehatan, masalah mata, hingga infeksi kulit sekunder.
"Pada kasus yang jarang, cacar monyet dapat menyebabkan kematian. Terutama pada bayi baru lahir, anak-anak, wanita hamil, serta mereka yang mengalami penurunan kekebalan tubuh," tambahnya.
Untuk menghindari risiko tertular penyakit ini, Rahmantio menyarankan masyarakat untuk rajin mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir. Langkah ini menjadi wajib dilakukan jika sempat berkontak langsung dengan pengidap Mpox.
Langkah selanjutnya adalah memakai masker, pelindung mata, dan sarung tangan bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien. Lalu, tips lain yang menurutnya tidak kalah penting adalah menjaga sanitasi di lingkungan sekitar.
"Lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh, peralatan, dan lingkungan yang mungkin terkontaminasi untuk mencegah penyebaran virus," tambahnya.
(cyu/nwy)