Belanda Buka Ladang Rumput Laut 5 Hektar dalam Kebun Angin untuk Serap CO2

ADVERTISEMENT

Belanda Buka Ladang Rumput Laut 5 Hektar dalam Kebun Angin untuk Serap CO2

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Rabu, 04 Sep 2024 15:00 WIB
NORTH SEA, NETHERLANDS - AUGUST 25:  King Willem-Alexander of The Netherlands visits the Tennet transformer platforms of the Net op Zee, the Q13a-A platform of Neptune Energy and the Oceans of Energy pilot project where the future of the energy system is being worked on, with wind, sun and green hydrogen on August 25, 2022 in North Sea, Netherlands. (Photo by P van Katwijk/Getty Images)
Foto: Getty Images/P van Katwijk
Jakarta -

Belanda akan membuka pertanian rumput laut komersial dalam kebun angin pertama di dunia! Rumput laut ini akan menyerap karbon dioksida (CO2) dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Ladang rumput laut komersial pertama di dunia di dalam ladang angin dijadwalkan akan dibuka di lepas pantai Belanda. Lahan akuakultur perintis ini akan berlokasi di Hollandse Kust Zuid (HKZ), di antara 139 turbin angin di Laut Utara Belanda, sekitar 18 kilometer (11 mil) dari Den Haag dan Zandvoort, demikian dilansir dari IFL Science ditulis Rabu (4/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanam rumput laut adalah cara mudah untuk menyerap karbon dioksida dan membuangnya dari atmosfer, sehingga mengatasi masalah perubahan iklim. Data dari proyek ini akan digunakan oleh para ilmuwan untuk membantu penelitian lebih lanjut tentang pengurangan karbon melalui budidaya rumput laut. Kebun rumput laut ini direncanakan seluas 5 hektar dan diharapkan dapat menghasilkan sedikitnya 6.000 kilogram (13.227 pon) rumput laut segar di tahun pertamanya.

"Integrasi budidaya rumput laut dengan kebun angin lepas pantai menawarkan peluang untuk mengatasi kendala ruang bagi sektor rumput laut di wilayah pesisir, dengan potensi tambahan untuk penyerapan CO2 atmosfer. Tujuan kami adalah untuk memahami bagaimana sektor ini dapat digunakan untuk penyerapan karbon jangka panjang, yang masih kurang dipahami," kata Profesor Ana QueirΓ³s, Ahli Ekologi Kelautan dan Perubahan Iklim di Laboratorium Kelautan Plymouth.

ADVERTISEMENT

Pembukaan ladang rumput laut ini merupakan gagasan North Sea Farmers, sebuah kelompok nirlaba Belanda, yang mendirikan proyek ini dengan bantuan dana sebesar €1,5 juta ($1,67 juta setara Rp 25,8 miliar) dari Right Now Climate Fund milik Amazon.

"Kami sangat gembira bahwa North Sea Farm 1 akan segera menjadi pertanian rumput laut yang beroperasi penuh. Kami berharap dapat memperoleh lebih banyak wawasan tentang potensi rumput laut untuk menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer melalui penelitian ilmiah yang akan dilakukan oleh North Sea Farmers, Plymouth Marine Laboratory, dan mitra mereka," kata Roeland Donker, Country Manager Amazon Belanda, dalam sebuah pernyataan.

Rumput laut adalah makanan yang sangat bergizi (dan seringkali lezat). Selain mengandung karbohidrat dasar, protein, dan lemak, rumput laut juga kaya akan nutrisi seperti magnesium, seng, vitamin B12, yodium, dan asam lemak tak jenuh ganda, serta antioksidan seperti karotenoid dan flavonoid. Terlebih lagi, rumput laut memiliki berbagai aplikasi bermanfaat lainnya, mulai dari bahan pengemasan dan pakan ternak hingga produk kosmetik dan farmasi.

Permintaan untuk rumput laut ini akan meroket di Eropa selama beberapa tahun mendatang. Sebuah laporan tahun 2021 oleh Seaweed for Europe di Inggris menyatakan bahwa pasar rumput laut yang berkembang di Eropa dapat bernilai €9 miliar (sekitar $10 miliar setara Rp 154 triliun) pada tahun 2030, menciptakan 115.000 pekerjaan, dan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi penduduk.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads