Pernahkah detikers melihat penemuan mayat di sebuah berita? Ada yang ditemukan dengan kondisi tubuh membusuk hingga tinggal tulang belulang. Lantas, seperti apa fase yang terjadi pada tubuh manusia setelah meninggal?
Secara umum, yang terjadi pada tubuh manusia adalah proses pembusukan. Namun, bagaimana tahapannya, ini pernah diteliti oleh para peneliti di 'body farm' pertama di Australia.
Dalam studinya, mereka menemukan bahwa tubuh yang sudah menjadi mayat dapat berubah selama proses pembusukan. Secara khusus, mereka mencatat bahwa lengan berubah dari posisi di samping tubuh, menjadi terentang di kedua sisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pikir gerakan tersebut berhubungan dengan proses pembusukan, saat tubuh menjadi mumi dan ligamen mengering," tutur peneliti taphonomy, Alyson Wilson, dalam BBC Science Focus, yang dikutip Selasa (30/7/2024).
Tahapan yang Terjadi pada Tubuh Manusia Setelah Meninggal
1. Tubuh Memucat
Mengutip Britannica, perubahan pertama yang terlihat pada tubuh terjadi 15 hingga 20 menit setelah kematian. Tahapan ini disebut sebagai pallor mortis atau tubuh yang mulai pucat. Ini terjadi saat tubuh mulai kekurangan sirkulasi dan darah berhenti bergerak melalui kapiler. Setelah itu, sel-sel mulai rusak dan tubuh mulai lemas.
2. Kembung
Tahap kedua adalah ketika semua sel rusak, bakteri di usus tidak lagi dapat dikendalikan. Akibatnya, mereka mulai berkembang biak dan memakan tubuh.
Studi yang dilakukan oleh The Human Microbiome Project menemukan bahwa bakteri membutuhkan waktu sekitar 58 jam untuk menyebar ke seluruh tubuh hingga ke hati, limpa, jantung, dan otak.
Hal ini yang kemudian menghasilkan gas dan menyebabkan perut kembung. Di daerah beriklim sedang, kembung akan terjadi selama dua hingga tiga hari.
3. Kulit Terkelupas
Pada akhirnya, kembung pada tubuh meningkatkan tekanan dan mendorong cairan di antara lapisan kulit dan menyebabkan lapisan luar terkelupas.
Setelah itu, daging juga akan mulai berubah. Ini karena tidak ada oksigen yang dapat mengikatnya, hemoglobin dalam darah akan berikatan dengan belerang, sehingga mengisi arteri dan vena dengan zat berwarna hitam kehijauan. Hal ini membuat daging tampak seperti 'marmer'.
Pada tahap tekanan ini, juga sekaligus memaksa cairan tubuh dan organ yang mencair keluar dari lubang yang ada. Bola mata bisa copot dan bahkan ada yang diketahui bisa meledak.
4. Serangga Berkembang Biak
Selanjutnya, tubuh yang mengeluarkan bahan kimia mulai menarik serangga, seperti lalat. Itu akan membuat serangga bertelur di dalam. Segera setelah itu, belatung menetas dan mulai memakan daging dan organ tubuh.
Ini kemudian disusul serangga lain, seperti kumbang, burung kecil, dan hewan lain yang melihat mayat tersebut membusuk.
5. Skeletonisasi
Pada tahap terakhir, terjadi skeletonisasi yakni jaringan lunak telah hilang seluruhnya. Pemutihan dan pengelupasan tulang dimulai sekitar sembilan bulan setelah paparan.
Angin, hujan, erosi dan abrasi mengambil alih dan tulang-tulang tersebut terdisartikulasi selama beberapa bulan dan tahun berikutnya.
Mengapa Ada Tubuh yang Bisa Bertahan Ratusan Tahun?
Pada kenyataannya, tubuh yang bisa bertahan lama dari pembusukan, terjadi karena proses pengawetan seperti mumifikasi.
Faktor pengawetan sangat beragam, mulai dari temperatur sekitar mayat yang stabil dan cenderung rendah, faktor cuaca dan iklim yang mendukung, hingga tambahan bahan tertentu yang digunakan agar pembusukan terhenti.
Contohnya adalah tiga jenazah orang kaya Abad 17-18 yang ditemukan oleh ilmuwan Gaspare Baggieri di ruangan bawah tanah. Di situ temperaturnnya tak jauh berbeda antara musim panas dan musim dingin dan lantai di atasnya terbuat dari batu dan membuat suhu tetap rendah.
Temperatur di dalam ruang makam tersebut dikatakan stabil di kisaran 58 derajat Fahrenheit (sekitar 14 derajat Celcius), beberapa derajat di bawah ambang batas ideal bagi tumbuhnya bakteri, sebagaimana dilansir dari detikNews.
Selain itu, juga ada jasad-jasad Inka di Amerika Latin terjaga keawetannya sampai 500 tahun karena ketinggian tempat mereka bersemayam. Ada yang di ketinggian 5.300 meter, ada pula yang ditemukan di Gunung Llullaillaco di ketinggian 6.739 meter.
(faz/nwk)