Otzi merupakan mumi berusia 5.300 tahun yang ditemukan terbunuh di pegunungan Alpen dengan panah di punggungnya. Kini, ia menjadi salah satu mumi paling populer di dunia yang mampu menarik minat 300 ribu pengunjung setiap tahunnya di Museum Arkeologi South Tyrol di Bolzano, Italia.
Melalui Otzi, kehidupan di Eropa Zaman Tembaga terungkap. Awalnya ia dijelaskan sebagai penduduk asli Eropa Tengah dan isi perutnya menunjukkan bila ia makan daging ibex (sejenis kambing hutan).
Dari tubuhnya, Otzi diketahui memiliki tato di dadanya. Beberapa peneliti percaya tato ini merupakan teknik pengobatan kuno untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu ketika ditemukan, beberapa tumbuhan yang memiliki khasiat obat ada di dekat tempat peristirahatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi rekonstruksi awal Otzi belum mengetahui bagaimana rupa manusia es Alpen itu. Sampai akhirnya dilakukan studi genetika terbaru untuk mengungkap lebih detail bagaimana rupa Otzi hingga garis keturunan leluhurnya.
Studi ini menggunakan teknik modern dan data komparatif untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik daripada sebelumnya. Diterbitkan di jurnal Cell Genomics, disebutkan bila Otzi memiliki mata dan pigmentasi kulit yang lebih gelap.
Hal ini ternyata berbeda dengan penduduk modern Yunani, Sisilia, atau orang Eropa yang tinggal di Pegunungan Alpen saat ini. Mereka diketahui memiliki kulit yang lebih terang.
Menariknya ditemukan bila Otzi menderita penyakit kuno yang kini ditemukan pada manusia modern. Penyakit ini disebut membuatnya menjadi botak.
Keturunan Petani Anatolia
Meski tinggal di Eropa Tengah, mata coklat, rambut coklat, dan warna kulit lebih gelap yang ditunjukkan oleh Otzi tampaknya merupakan ciri khas migran Neolitikum Anatolia di Eropa. Para peneliti telah melakukan perbandingan DNA individu purba lainnya untuk mengetahui garis keturunan Otzi.
Hasilnya ditemukan bila manusia es ini merupakan keturunan petani Anatolia, sebuah wilayah yang kini menjadi bagian Asia dan Turki. Petani Anatolia disebut sebagai komunitas pertama yang membawa pertanian ke daratan Eropa sekitar 9 ribu tahun yang lalu.
Mulai sekitar tahun 7000 SM, para petani bermigrasi dari Anatolia melintasi Mediterania, melalui Balkan, mengikuti Sungai Danube hingga tiba di Eropa Tengah. Ketika di perjalanan mereka menikah dengan pemburu dan pengumpul lokal Eropa.
Sehingga keturunannya sebagian besar memiliki DNA dari kedua kelompok tersebut dan hal ini masih terlihat pada orang Eropa Modern. Kelompok Anatolia dikenal cepat beradaptasi dengan kehidupan di Eropa.
Albert Zink, kepala Eurac Institute for Mummy Studies di Bolzano dan salah satu peneliti melaporkan Otzi diperkirakan berusia pertengahan 40 ketika ia dibunuh. Selama ini, manusia purba direkonstruksi dengan banyak bulu termasuk masalah rambut, tetapi Otzi tidak.
Ia memiliki alel genetik yang terkait dengan pola kebotakan pria. Hal ini bertentangan dengan asumsi modern bila manusia purba selalu memiliki rambut panjang berantakan.
"Saya pikir masih ada sedikit gagasan tentang manusia gua berambut panjang di benak kita," ujarnya dikutip dari Smithsonian Magazine.
Ketika menetap di Pegunungan Alpen, petani Anatolia tinggal di lingkungan yang cukup terisolasi. Sehingga mereka tidak banyak bergerak dan bersosialisasi dengan masyarakat lain.
Seperti penggembala berisi orang-orang dari Stepa Rusia yang bermigrasi ke barat dan membentuk populasi Eropa. Keturunan Otzi yang memiliki keturunan Stepa kemungkinan besar telah terkontaminasi DNA Modern tetapi tetap mempertahankan hubungan dengan leluhur mereka.
Otzi Punya Penyakit Kardiovaskular
Dalam proses rekonstruksi mendalam, ditemukan berbagai bekas luka fisik dan penyakit di badan Otzi. Termasuk patah tulang rusuk, patah hidung, gigi berlubang dan ada parasit di usus.
Tangan kanannya terpotong hampir sampai ke tulang antara ibu jari dan telunjuk. Alasannya mungkin karena menahan pukulan pisau pada hari-hari sebelum ia meninggal dunia.
Terkait penyakit, Otzi memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit kardiovaskular. Menurut Zink penemuan ini menarik karena kardiovaskular awalnya hanya diyakini sebagai penyakit manusia modern.
"Tetapi tampaknya hal ini tidak bergantung pada gaya hidup tetapi pada susunan genetik Anda," katanya.
Bukan hanya kardiovaskular, Otzi juga memiliki kecenderungan terkena penyakit diabetes tipe 2 dan obesitas. Namun, penyakit ini tidak pernah berkembang karena gaya hidup dan pola makannya mengalahkan kecenderungan genetiknya.
Zink menyayangkan bila studi ini belum bisa menjelaskan banyak tentang komunitas Otzi selama hidup dan kematian tragis yang dialaminya. Karena hal ini bisa diketahui jika para ilmuwan menemukan lebih banyak 'mumi' atau kerangka individu lain yang juga hidup pada era Otzi.
Hal ini terus diupayakan dengan penemuan 100 kerangka untuk membantu menyempurnakan gambaran kelompok kuno tempat tinggal Otzi di masa lalu.
"Kami berharap dapat belajar lebih banyak. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik apakah dia (Otzi) adalah individu yang unik pada masa itu dan berbeda dari yang lain," tutup Zink.
tag:
mumi
mumifikasi
otzi
studi
(det/nwk)