Studi: 16 Bulan Jadi Usia Kritis Perkembangan Otak Anak, Ayah-Bunda Harus Paham!

ADVERTISEMENT

Studi: 16 Bulan Jadi Usia Kritis Perkembangan Otak Anak, Ayah-Bunda Harus Paham!

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 30 Jul 2024 08:30 WIB
Baby girl looking out the window
Ilustrasi bayi 16 bulan. Foto: Getty Images/iStockphoto/tolgart
Jakarta -

Usia 16 bulan pada seorang anak adalah periode kritis untuk perkembangan otak. Hal inilah yang ditemukan dari penelitian yang dipimpin oleh Universitas Bristol dan Oxford dan dipublikasikan dalam jurnal Imaging Neuroscience.

Dua tahun pertama kehidupan seorang anak sangat penting untuk mengembangkan keterampilan kognitif, khususnya fungsi eksekutif yang membantu mengatur pikiran, tindakan, dan perilaku untuk kehidupan sehari-hari.

Kontrol untuk menahan diri merupakan salah satu fungsi eksekutif yang penting dalam hal ini. Keterampilan khusus ini memungkinkan individu menghentikan diri mereka sendiri dari melakukan sesuatu karena impuls, kebiasaan, atau godaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah diketahui bahwa keterampilan tersebut mulai berkembang pada masa bayi dan tumbuh hingga anak usia dini. Namun, sampai saat ini mekanisme otak yang terlibat dalam perkembangannya masih belum jelas.

16 Bulan Usia kritis bagi Perkembangan Otak

Para peneliti di Oxford University Baby Lab dan Bristol University Baby Lab, berusaha memeriksa aktivitas otak balita berusia 16 bulan dengan menggunakan teknik pencitraan otak yang ramah anak, yang disebut spektroskopi inframerah dekat fungsional (fNIRS).

ADVERTISEMENT

Mereka memberi 103 balita tugas layar sentuh sederhana untuk diselesaikan. Tugas ini mengharuskan mereka menggunakan keterampilan pengendalian diri tersebut.

Eksperimen ini memungkinkan peneliti untuk melihat area otak mana yang diaktifkan saat keterampilan menahan diri digunakan. Studi ini mengulangi eksperimen sebelumnya dengan kelompok anak yang sama saat mereka berusia 10 bulan.

Studi sebelumnya menemukan anak berusia 10 bulan menggunakan sisi kanan korteks prefrontal dan parietal mereka untuk mengendalikan diri. Dalam studi terbaru ini, tim menunjukkan pada usia 16 bulan, balita menggunakan korteks parietal kiri dan kedua sisi korteks prefrontal lebih ekstensif.

Menguji kelompok anak yang sama pada usia 10 dan 16 bulan, tim menemukan, saat bayi tumbuh menjadi balita, mereka terus berjuang untuk menghentikan diri dari melakukan tindakan kebiasaan, tetapi aktivasi otak yang terkait dengan keterampilan ini berubah secara dramatis.

Hal ini menunjukkan balita berusia 16 bulan menggunakan lebih banyak area otak daripada balita berusia 10 bulan, meskipun keterampilan yang dapat diamati tetap sama.

Hasil penelitian mengungkapkan usia 16 bulan merupakan periode kritis bagi perkembangan otak, yang memungkinkan balita untuk mengikuti instruksi sederhana dan mengendalikan impuls.

Penelitian ini dipimpin oleh Abigail Fiske, peneliti pascadoktoral di Universitas Oxford, dan Karla Holmboe, associate professor dalam Ilmu Perkembangan di Sekolah Ilmu Psikologi Universitas Bristol.

"Hasil ini menarik karena memberikan pandangan baru tentang perubahan substansial dalam otak selama transisi dari masa bayi ke masa balita, meskipun tidak ada peningkatan dalam keterampilan pengendalian penghambatan selama periode ini," jelas mereka.

"Penemuan kami memberikan pengetahuan baru tentang peran area otak dalam perkembangan awal dan dapat membantu penelitian di masa mendatang untuk menyusun gambaran tentang bagaimana keterampilan kognitif penting (mengendalikan diri), dan area otak yang terlibat, berkembang dari masa bayi hingga dewasa," imbuh mereka.

Drs Fiske dan Holmboe menjelaskan sering kali terlihat bahwa balita sering kali kesulitan untuk menghentikan diri mereka sendiri dari melakukan sesuatu. Mereka menyebut menunjukkan banyak perubahan terjadi di otak balita.

"Kami pikir perubahan ini mendukung mereka dalam mempelajari keterampilan baru yang penting ini," kata para peneliti.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads