Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan golden visa RI pada Kamis (25/7) di Hotel Raffles, Jakarta. Dalam peresmian itu, golden visa diberikan kepada Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Kendati demikian, Shin Tae-yong bukanlah pemegang golden visa pertama RI. Lantas, siapa?
Golden visa RI merupakan visa yang bertujuan untuk memudahkan warga negara asing (WNA) berinvestasi di Indonesia. Pemerintah memberikan golden visa kepada sejumlah warga asing terpilih.
Para penerima golden visa akan diberi izin tinggal selama 5 atau 10 tahun di Indonesia. Para WNA juga dapat menginvestasikan dananya di berbagai instrument termasuk di bank milik negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam seremoni peluncurannya, Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mendapatkan golden visa langsung dari Presiden Jokowi. Namun ternyata, Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim mengungkapkan, sudah ada beberapa nama besar yang menerima golden visa tersebut.
"Yang pertama yang sebenarnya mendapatkan itu kan Sam Altman kan. Terus kemudian yang tadi kita sampaikan pada kegiatan launching ini adalah Shin Tae-yong," katanya dalam CNBC Indonesia dikutip Senin (29/7/2024).
Lantas, siapakah Sam Altman?
Profil Sam Altman
Nama Sam Altman tentu tak asing di kalangan peminat teknologi. Sam Altman adalah bos openAI, perusahaan yang mengembangkan chatbot ChatGPT.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, profil Altman masuk dalam kategori warga asing yang bisa mendapatkan golden visa.
"Misalnya ada orang yang punya kapasitas intelektual tinggi, peneliti dari top university, orang-orang berpengaruh seperti Chat GPT ya (CEO) Sam Altman," kata Luhut.
Chatbot AI viral beberapa waktu lalu karena kepintarannya dalam menjawab pertanyaan dan menerima perintah. Inovasi tersebut masih digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia hingga saat ini.
Sebelum menjadi CEO OpenAI, Altman pernah mendirikan venture fund bernama Hydrazine Capital. Saat itu, dia berhasil mendapatkan US$ 21 juta.
Kekayaan yang dimiliki oleh Altman menjadi syarat utama untuk mendapatkan golden visa. Sebab untuk mendapatkan visa khusus itu, para WNA harus menanamkan investasi di Indonesia dengan jumlah yang tidak sedikit.
Keluar dari Stanford University
Sam Altman besar di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Ia berkuliah di Stanford University dengan mempelajari computer science.
Namun dia hanya bertahan 2 tahun. Altman bersama dua orang temannya drop out untuk bekerja penuh waktu pada aplikasi mobile berbagi lokasi bernama Loopt.
Menurut Business Insider, Loopt menjadi salah satu startup dalam akselerator Y Combinator. Di sana tiap perusahaan rintisan mengantongi US$ 6.000 per pendiri.
Startup yang Altman dirikan memiliki valuasi mencapai US$ 175 juta. Namun Loopt tak banyak diminati orang dan akhirnya dijual senilai US$ 43 juta pada 2012 lalu.
Usai dari Loopt, Altman mendirikan venture fund bernama Hydrazine Capital. Saat itu dia berhasil mendapatkan US$ 21 juta.
Karier Altman berikutnya adalah sebagai presiden akselerator startup di Y Combinator pada 2014. Di sana, dia mengembangkan ide untuk memasukkan lebih banyak startup di sektor science dan teknik.
Setahun di Y Combinator, Altman membangun OpenAI bersama dengan miliarder bos Tesla Elon Musk. OpenAI disebut sebagai perusahaan AI non-profit dan memastikan teknologi tidak terhapus oleh manusia.
Baru 3 tahun bekerja, Altman menjadi CEO dan mengubah OpenAI menjadi perusahaan dengan 'laba terbatas'. Tahun 2022 menjadi titik balik OpenAI setelah meluncurkan ChatGPT.
ChatGPT dirilis pada 30 November 2022. Dalam waktu lima hari saja, Altman mengklaim chatbotnya telah mengantongi 1 juta pengguna.
(nir/nwy)