Studi Sebut 115 Pulau Indonesia Akan Hilang pada 2100, Begini Kata Peneliti BRIN

ADVERTISEMENT

Studi Sebut 115 Pulau Indonesia Akan Hilang pada 2100, Begini Kata Peneliti BRIN

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 23 Jul 2024 16:30 WIB
Foto udara sejumlah kapal motor bersandar di Tanggul Plaza Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (6/1/2023). Tanggul Plaza Kalibaru yang dilengkapi dengan polder kolam retensi dan baru selesai dibangun tersebut diharapkan dapat menahan kenaikan muka air laut (rob) dan mengendalikan meluapnya aliran air sungai baik yang diakibatkan tingginya intensitas hujan maupun aliran air kiriman.ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Studi dari 2009 memproyeksikan 115 pulau di Indonesia akan hilang pada tahun 2100. Begini respons peneliti BRIN. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta -

Sebanyak 115 pulau berukuran sedang di Indonesia diperkirakan akan hilang pada tahun 2100. Salah satunya Pulau Belitung dan Pulau Nusa Penida.

Hasil studi Susandi dan rekan-rekan pada 2009 tersebut kembali mengemuka saat disampaikan peneliti ahli utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA), Organisasi Riset (OR) Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Ir Eddy Hermawan MSc pada Professor Talk: Sumber Daya Air dan Perubahan Iklim, disiarkan di kanal YouTube BRIN Indonesia, Selasa (23/7/2024).

Eddy mengatakan, berbasis climate reanalyzer, terdapat tiga skenario proyeksi kenaikan muka laut Indonesia pada hilangnya luas area. Hasil studi di atas merupakan skenario terburuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi menunjukkan, 30.120 km persegi area di Indonesia diperkirakan akan hilang pada 2050 seiring kenaikan muka laut setinggi 0,56 meter.

Pada tahun 2100, 90.260 km persegi area di Indonesia diperkirakan akan hilang dengan naiknya muka laut setinggi 1,1 meter. Perkiraan ini meliputi pulau-pulau di Sumatra Utara hingga Papua Barat.

ADVERTISEMENT

"Paling tidak 115 pulau yang akan hilang," ucap Eddy.

115 Pulau yang Diprediksi Akan Hilang pada Tahun 2100

  • Sumatra Utara: Pulau Batu
  • Sumatra Barat: Pulau Sipora, Pulau Bagai Utara, Pulau Bagai Selatan
  • Kepulauan Riau: Pulau Singkep, Pulau Sebangka, Pulau Lingga, Pulau Abang Besar, Pulau Benuwa, Pulau Panuba, Pulau Tambelan, dan Pulau Pinangseribu
  • Bangka Belitung: Pulau Belitung
  • Kalimantan Barat: Pulau Karimata
  • Kalimantan Selatan: Pulau Laut, Pulau Sebuku
  • Jawa Timur: Pulau Giliraya, Pulau Gili-genteng, Pulau Puteran, Pulau Sapudi, Pulau Raas, Pulau Kangean
  • Bali: Pulau Nusa Penida
  • Nusa Tenggara Barat: Pulau Giligede, Pulau Sangeang
  • Nusa Tenggara Timur: Pulau Solor, Pulau Pantar, Pulau Adonara
  • Sulawesi Selatan: Pulau Selayar, Pulau Tanah, Pulau Jampea, Pulau Bonerate, Pulau Kaloatoa
  • Sulawesi Tenggara: Pulau Tukang Besi
  • Sulawesi Tengah: Pulau Banggai
  • Maluku Utara: Pulau Mangole, Pulau Tubulai, Pulau Obi, Pulau Obilatu, Pulau Damar, Pulau Gebe
  • Maluku: Pulau Watubela, Pulau Wetar, Pulau Tanibar, Pulau Babar, Pulau Kai
  • Papua Barat: Pulau Rumberpon, Pulau Gag

Proyeksi 2050 di Jakarta, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Surabaya

Menanggapi proyeksi tenggelamnya pulau-pulau di Indonesia, Eddy khususnya menyorot data pada 2050. Ia mengatakan data Land Projected to be Below Annual Flood Level in 2050 dari Coastal Risk Screening Tool, Coastal Central soal proyeksi hilangnya area Pantura selaras dengan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diterbitkan pada 2019.

"(Data menyatakan) bahwa kawasan Pantura mulai tidak nyaman dihuni akibat land subsidence (penurunan muka tanah) khususnya," ucap Eddy.

Ia mengatakan, berdasarkan penurunan muka kota Pantura pada 2015-2020, lima kota mengalami kenaikan kecepatan land subsidence signifikan sebagai berikut:

  • DKI Jakarta: 0,1- 8 cm per tahun
  • Cirebon: 0,3-4,0 cm per tahun
  • Pekalongan: 2,1-11 cm per tahun
  • Semarang: 0,9-6 cm per tahun
  • Surabaya: 0,3-4,3 cm per tahun

"Dari tiga kota (Pekalongan, Semarang, DKI Jakarta), Pekalongan merupakan kawasan pertama yang akan menerima dampak, kemudian Semarang. Jakarta tidak terlalu besar," ucapnya.

Waspada Kawasan Kalsel, Timur Sumatra, dan Papua

Berdasarkan data Land Projected to be Below Annual Flood Level in 2050, Eddy mengatakan penting juga untuk memperhatikan kawasan di tepi Kalimantan Selatan, Sumatra, dan Papua yang terdampak, di samping kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa.

"Ternyata kawasan Kalimantan Selatan memiliki potensi besar karena memang kawasan ini kawasan gambut. Begitu juga dengan di Papua, dan juga pantai timur Sumatra," ucapnya.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads