Ekspedisi Peneliti BRIN Ungkap Spesies Baru Keong Darat di Pulau Bacan

ADVERTISEMENT

Ekspedisi Peneliti BRIN Ungkap Spesies Baru Keong Darat di Pulau Bacan

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Kamis, 01 Mei 2025 07:00 WIB
Diancta batubacan sp. nov spesies baru keong darat yang ditemukan di Pulau Bacan, Maluku Utara
Diancta batubacan sp. nov spesies baru keong darat yang ditemukan di Pulau Bacan, Maluku Utara Foto: Dok. BRIN
Jakarta -

Pulau Bacan di Maluku Utara kembali menjadi sorotan dalam dunia ilmu pengetahuan. Hasil riset yang dilakukan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak ekspedisi tahun 2022 hingga penelaahan pada 2024 ini mencatat total 27 spesies dari 11 famili, dengan Trochomorpha ternatana sebagai spesies yang paling dominan.

Selain itu, terdapat juga spesies baru yang ditemukan diberi nama Diancta batubacan sp. nov.. Temuan tersebut menambah jumlah keseluruhan keong darat yang tercatat di pulau tersebut menjadi 56. Dari jumlah itu, 13 di antaranya merupakan spesies endemik, hanya ditemukan di Pulau Bacan. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal ZooKeys akhir Maret 2025 lalu.

Pulau Bacan yang termasuk dalam wilayah Wallacea dikenal sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi, termasuk jenis keong darat. Sejak masa ekspedisi Alfred Russel Wallace pada 1858-1859, pulau ini telah menjadi lokasi penting bagi studi biodiversitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari masa itu hingga tahun 1963, tercatat sedikitnya 15 kajian ilmiah yang mendokumentasikan kehadiran keong darat di wilayah tersebut.

Dalam ekspedisi terbaru, tim yang dipimpin oleh peneliti BRIN Ayu Savitri Nurinsiyah berhasil mengoleksi 555 spesimen dari 27 spesies keong darat.

ADVERTISEMENT

Seluruh spesimen kini tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, BRIN Cibinong. Berdasarkan kajian spesimen dan literatur hingga 2024, penelitian ini mencatat sebaran baru untuk sembilan spesies, serta satu spesies yang sebelumnya belum pernah dideskripsikan.

Spesies Trochomorpha ternatana tercatat sebagai yang paling melimpah ditemukan di lapangan. Penemuan ini menunjukkan bahwa Pulau Bacan adalah habitat penting bagi keanekaragaman hayati, khususnya keong darat. Masih banyak potensi biodiversitas di sana yang belum tergali.

"Penemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Pulau Bacan menjadi rumah yang baik bagi keanekaragaman hayati Indonesia termasuk keong darat, dan masih banyak keragaman hayati disana yang belum sepenuhnya terungkap," ujar Ayu.

Penelitian dilakukan di lima lokasi berbeda yang mewakili variasi habitat, mulai dari kebun hingga hutan karst yang unik. Lokasi-lokasi ini dipilih untuk memahami keragaman habitat Pulau Bacan.

Jumlah spesies keong darat paling banyak tercatat pada kawasan karst yang memiliki tutupan hutan, lebih tinggi dibandingkan lahan pertanian. "Hutan karst memiliki peran penting dalam mendukung populasi keong darat," imbuh Ayu.

Lebih lanjut, Ayu menegaskan pentingnya pendekatan survei sistematis dan identifikasi yang mendalam dalam studi keanekaragaman hayati. Menurutnya, pemahaman terhadap distribusi dan pola biogeografi spesies di Wallacea menjadi kunci untuk konservasi.

Sebelumnya, Ayu dan timnya juga menemukan spesies baru lainnya di Pulau Moti, Maluku Utara, yang dinamai Palaina motiensis. Masih banyak keanekaragaman hayati keong darat di Maluku Utara dan Wallacea yang menunggu untuk diungkap.

"Keanekaragaman hayati itu seperti potongan puzzle yang membentuk gambar indah. Kalau kepingan-kepingannya hilang, maka gambar indah itu tidak akan sempurna. Oleh karena itu, penting kita kenali dan jaga keanekaragaman hayati Indonesia beserta habitatnya agar gambar indah ciptaan Yang Kuasa dapat bermakna," ujarnya.




(pal/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads