Tahukah kamu, bahwa kita memiliki objek yang paling jauh dari Bumi? Objek terjauh dari Bumi itu akhirnya mengirimkan data ke Bumi setelah puluhan tahun lamanya.
Voyager 1 adalah pesawat luar angkasa buatan manusia yang paling jauh dari Bumi. Objek tersebut berada di ruang antarbintang yang jauhnya 24 miliar km dari Bumi.
Para ilmuwan di NASA bergembira atas kembalinya Voyager 1. Seperti yang telah disampaikan melalui platform X pada 15 Juni 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Voyager 1 kami melakukan operasi sains normal untuk pertama kalinya sejak November 2023. Keempat instrumen, yang mempelajari gelombang plasma, medan magnet, dan partikel, mengembalikan data sains yang dapat digunakan," demikian postingan NASA di X.
Data Voyager Harus Dibaca Ulang
Menjadi yang pertama kali dalam beberapa bulan terakhir, Vogayer 1 yang berusia 46 tahun ini dapat membagikan seluruh hasil penyelidikan dari daerah perbatasan tata surya kita yang hampir beku, di luar pengaruh Matahari.
Di bulan November 2023, Voyager 1 telah mengirimkan kembali pembacaan acak yang tidak masuk akal bagi para ilmuwan. Dianggap tidak masuk akal kemungkinan berasal dari chip kecil yang rusak pada sistem memori pesawat.
Kerusakan chip itu dapat disebabkan oleh usia tua atau dipicu oleh partikel energik di ruang antarbintang.
Melihat kerusakan-kerusakan itu, teknologi Voyager 1 disebut telah ketinggalan zaman dan mengharuskan para insinyur di NASA harus membaca manual dari tahun 1970-an untuk mencoba mengatasi masalah tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Voyager 1 menunjukkan beberapa tanda penuaan. Selain mulai terjadi kerusakan komputer internal pada tahun 2022, pesan radio dari wahana Voyager ketika bepergian dengan kecepatan cahaya pun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pada akhirnya tanggal 19 Mei 2024, NASA tetap berhasil mengembalikan data yang dapat dibaca ke Bumi dengan membawa 2 dari 4 instrumen sains di Voyager 1.
"Seperti saat pemadaman listrik dan Anda harus berkeliling ke seluruh rumah untuk mengatur ulang semua perangkat elektronik... Pada dasarnya, itulah yang saya dan tim lakukan sekarang," jelas akun resmi Voyager 1 melalui postingannya di X.
Kini, keempat instrumen sains yang ada di wahana antariksa dapat mengembalikan data yang dapat digunakan ke Bumi sekali lagi.
Tantangan dan Misteri Voyager di Tata Surya
Voyager 1 dan Voyager 2 sedang menjelajahi wilayah luar angkasa yang belum pernah ditemui secara langsung oleh objek buatan manusia sebelumnya, sehingga kehilangan data apapun menjadi suatu hal yang mengecewakan. Hal ini karena Voyager adalah satu-satunya alat yang memungkinkan ilmuwan mempelajari medium antar bintang secara langsung.
Pengukuran dari Voyager telah mengungkapkan detail penting mengenai pembentukan tata surya kita dan sejauh mana 'gelembung matahari' yang dihasilkan oleh Matahari meluas.
Meskipun wahana antariksa Voyager sering disebut telah meninggalkan tata surya, mereka baru keluar dari heliopause dan belum mencapai awan Oort yang diperkirakan, yang dianggap sebagai zona terluar dari sistem terikat gravitasi kita.
Akan tetapi, kedua Voyager tidak akan pernah dapat mencapai tepian es dalam kondisi baik karena generator mereka di kapal terus-menerus kehilangan daya.
Para ahli NASA memperkirakan, dengan kecepatannya saat ini, Voyager 1 akan membutuhkan waktu 3 abad untuk mencapai awan Oort. Sedangkan untuk sampai ke sisi lain awan memerlukan waktu sekitar 30.000 tahun lagi.
Para insinyur memperkirakan bahwa Voyager 1 akan memiliki setidaknya satu instrumen yang masih beroperasi pada tahun 2025 dan dapat terus berkomunikasi dengan Deep Space Network milik NASA hingga tahun 2036.
Hal itupun bergantung pada seberapa besar daya yang tersisa dari wahana tersebut pada saat itu.
(nah/nah)