Sejarah Penemuan Kacamata, Sudah Ada Sejak 2.000 Tahun Lalu

ADVERTISEMENT

Sejarah Penemuan Kacamata, Sudah Ada Sejak 2.000 Tahun Lalu

ilham fikriansyah - detikEdu
Sabtu, 06 Jul 2024 20:00 WIB
Woman holding glasses against eye chart on blue background, closeup. Ophthalmologist prescription
Ilustrasi kacamata. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila Chernetska
Jakarta -

Kacamata merupakan sepasang kaca berangka yang berfungsi sebagai pelindung lensa mata. Hadirnya kacamata telah membantu banyak orang yang memiliki kekurangan dalam penglihatan, seperti mata minus, plus, atau silinder.

Ternyata, alat bantu penglihatan ini diyakini sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu. Tentu, bentuk kacamata di zaman itu jauh berbeda dengan yang digunakan oleh detikers sekarang ini.

Lantas, seperti apa sejarah penemuan kacamata? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Penemuan Kacamata

Sampai sekarang, tidak ada yang tahu pasti siapa orang yang pertama kali menciptakan kacamata. Namun dalam catatan sejarah, kacamata diyakini telah ada sejak ribuan tahun lalu.

Mengutip laman Google Arts and Culture, kacamata pertama kali digunakan oleh orang Inuit sekitar 2.000 tahun lalu. Sedikit informasi, suku Inuit merupakan penduduk asli Amerika yang tinggal di kawasan Alaska dan Kanada Utara. Orang Inuit disebut juga Inuk yang artinya 'manusia'.

ADVERTISEMENT

Namun, kacamata yang digunakan saat itu bukanlah kacamata yang menggunakan lensa, melainkan terbuat dari kayu berukir, tulang, taring walrus, sampai tanduk caribou (rusa kutub).

Orang Inuit mengenakan kacamata salju, asal-usul kacamata hitam modern.Foto: 2L.T. Burwash/Library and Archives Canada/PA-099362

Bagi warga setempat, kacamata ini disebut noxtth'og dari bahasa Deg Xinag, yang artinya kacamata, kacamata salju (snow glasses), dan sun goggles (kacamata hitam). Kacamata tersebut berfungsi untuk melindungi mata dari cahaya silau yang terpantul dari salju.

Cara kerja kacamata ini cukup sederhana, yakni dengan memblokir cahaya yang masuk ke mata lewat tutup kayu atau tulang. Terdapat sedikit celah di bagian tengahnya untuk mengintip kondisi di luar.

Asal-usul Penemuan Kacamata

Beberapa ahli meyakini kalau kacamata sebenarnya ditemukan pada abad pertama Masehi. Mengutip laman Glasses History, saat itu Kaisar Romawi Nero menggunakan permata zamrud yang telah dipoles untuk menonton pertandingan gladiator dari atas tribun.

Tak hanya memberikan penglihatan yang lebih jelas, zamrud juga berfungsi untuk menunjukkan kelas dan statusnya yang tinggi dihadapan orang-orang. Selain itu, zamrud juga dianggap dapat mengurangi silau matahari.

Pada abad ke-12, orang-orang di Cina menciptakan sebuah benda seperti kacamata yang terbuat dari lembaran kuarsa (quartz) atau mineral kristal yang tembus pandang. Para sejarawan berpendapat bahwa "kacamata" tersebut digunakan untuk melindungi mata dari sinar matahari.

Kala itu, para hakim di Cina juga menggunakan alat tersebut saat menghadiri persidangan. Namun, tujuannya bukan untuk melindungi mata dari sinar matahari, tetapi untuk membantu menyembunyikan ekspresi wajah hakim di persidangan.

Dalam catatan sejarah lain, kacamata ditemukan pertama kali pada 1284 di Italia. Dilansir situs Eyediology Opticians, kacamata tersebut ditemukan oleh Salvino D'Armate.

Kala itu, lensa kacamata terbuat dari kaca atau batu seperti kristal dengan pegangan agar bisa ditempel ke mata. Lensanya hanya berfungsi bagi orang yang mengalami hiperopia (rabun dekat) dan presbiopia (mata tua).

Nicholas of Cusa kemudian menemukan lensa miopia (rabun jauh) dengan menciptakan lensa cekung. Para ahli meyakini sekitar tahun 1400-an, orang-orang di Italia telah membuat lensa kacamata yang berbeda-beda untuk mata miopia, hiperopia, dan presbiopia.

Karena kacamata mulai banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, akhirnya sekitar tahun 1600-an dibuatlah kacamata dengan pita atau tali yang bisa diikatkan ke daun telinga. Namun, penggunaan tali dinilai kurang kuat sehingga kacamata mudah jatuh.

Akhirnya pada 1752, seorang ahli kacamata asal Inggris, James Ayscough menciptakan kacamata berengsel yang bisa diletakkan di daun telinga. Selain itu, ia juga membuat kacamata dengan lensa berwarna hijau dan biru yang berfungsi sebagai terapi bagi orang yang sensitif terhadap cahaya matahari.

Pada akhir abad ke-18, pendayung gondola di Venesia, Italia, mulai menggunakan kacamata berwarna untuk melindungi mata dari silau matahari. Karena kacamata ini secara khusus digunakan untuk melindungi mata dari matahari, maka para ahli mengatakan sebagai kacamata hitam pertama di dunia.

Kacamata hitam tersebut kemudian dikenal sebagai kacamata Goldoni. Sebab, Carlo Goldoni yang merupakan seorang penulis naskah terkenal saat itu, menggunakan kacamata tersebut dan membuatnya populer di kalangan masyarakat.

Cikal Bakal Kacamata Modern

Penggunaan kacamata terus berkembang pesat di tahun 1800-an. Seorang astronom asal Inggris, George Airy, menciptakan lensa pertama yang digunakan untuk mengoreksi astigmatisme pada 1825. Sebagai informasi, astigmatisme adalah suatu gangguan penglihatan yang disebabkan oleh cacat pada lengkungan lensa atau kornea.

Memasuki tahun 1900-an, penggunaan bingkai untuk kacamata semakin ringan karena sudah menggunakan plastik dan logam ringan. Selain itu, desain bingkai kacamata juga terlihat lebih stylish, sehingga kacamata menjadi salah satu aksesoris fashion yang populer kala itu.

Pada 1929, seorang pengusaha asal Amerika Serikat, Sam Foster, mulai menjual kacamata hitam murah di sekitar pantai Atlantic City, New Jersey. Kacamata hitam tersebut laku keras dibeli masyarakat karena dapat melindungi mata dari sinar matahari.

Pada 1936, Edwin H. Land menciptakan kacamata hitam polarized agar mata lebih nyaman saat beraktivitas di luar ruangan. Ia juga mendirikan perusahaan Polaroid dan menemukan filter khusus untuk lensa kacamata, sehingga mengurangi silau matahari namun tetap menjaga visibilitas.

Kacamata hitam juga berperan penting selama Perang Dunia Ke-II. Saat itu, Ray Ban menciptakan sebuah kacamata hitam anti silau (anti-glare) yang menggunakan teknologi polarized.

Awalnya, kacamata tersebut digunakan untuk para pilot Korps Udara Angkatan Darat AS agar lebih nyaman saat menerbangkan pesawat di siang hari. Namun setelah perang berakhir, kacamata tersebut mulai dijual untuk umum dan banyak dibeli oleh masyarakat hingga kalangan selebriti.

Bisa dibilang, kacamata menjadi salah satu penemuan terbesar karena telah membantu banyak orang di seluruh dunia. Kini, untuk bisa mendapatkan kacamata baca harus menggunakan resep dari dokter agar sesuai dengan kondisi mata.

Terkecuali kacamata hitam, karena fungsinya untuk mengurangi silau matahari saat beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, kacamata hitam juga menjadi salah satu tren fashion yang populer karena selalu mengusung model bingkai kacamata terbaru setiap tahunnya.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads