Baden Powell dikenal sebagai bapak Pramuka internasional. Lantas, tahukah detikers siapa bapak Pramuka di Indonesia?
Ternyata, bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Raja Kasultanan Yogyakarta ke-9 ini merupakan pencetus nama Pramuka dan merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pertama di Indonesia.
Sultan HB IX resmi menyandang jabatan tersebut pada 14 Agustus 1961. Pada kemudian hari, tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Awal Pramuka di Indonesia
Awal mula gerakan Pramuka di Indonesia berawal saat masa penjajahan Belanda. Organisasi tersebut dibawa Belanda dengan nama Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda (Nederland Indische Padvinders Vereeniging/NIPV).
Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda atau Padvinders mulai dikenal oleh para pemimpin gerakan. Menurut buku Sejarah Pramuka Indonesia dan Cikal Bakal Jambore Nasional: Seri Ensiklopedi Sejarah Pramuka oleh R Toto Sugiarto dkk, para pemimpin ini melihat gerakan kepanduan membentuk karakter manusia Indonesia.
Berawal dari situ, muncul organisasi kepanduan yang mereka prakarsai. Beberapa di antaranya yakni Sarekat Islam Afdeling Padvindery dan Jong Java Padvindery (JJP).
Sri Sultan Hamengkubuwono IX aktif dalam kelahiran Pramuka di Indonesia. Jelang tahun 1960-an, ia menjadi pemimpin kepanduan yang disebut Pandu Agung.
Presiden Soekarno aktif berdiskusi dengannya terkait penyatuan organisasi-organisasi kepanduan, pendirian gerakannya, dan pengembangannya.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX Usulkan Nama Pramuka
Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengusulkan nama Pramuka yang terinspirasi dari kata poromuko yakni pasukan terdepan dalam perang. Istilah Pramuka ini lalu menjadi singkatan untuk 'praja muda karana', yang artinya jiwa muda yang suka berkarya.
Pada 3 Desember 1960, organisasi pramuka nasional resmi di Indonesia kelak terbentuk berdasarkan Tap MPRS No II/MPRS/1960. Presiden Soekarno membubarkan organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya jadi organisasi pramuka.
Soekarno kemudian melantik Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Ka Kwarnas Pertama pada 14 Agustus 1961.
Gerakan Kepramukaan di Indonesia
Sejak terbentuk, kepramukaan di Indonesia diarahkan menjadi proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda untuk belajar di luar kelas dan di alam.
Organisasi pramuka di Indonesia sendiri wajib menyesuaikan pendidikannya dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa, serta negara. Di internasional, pramuka wajib membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan sebagai sesama pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan atau agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa.
Adapun ciri universal pramuka yakni kepramukaannya dapat digunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja. Pelaksanaan pendidikannya wajib menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
Dapat Penghargaan Tertinggi Pramuka Dunia
Sementara itu, atas jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX di bidang kepramukaan Indonesia, ia diganjar Bronze World Award 1973 dari World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Penghargaan ini merupakan yang tertinggi dan satu-satunya dari WOSM pada sosok berjasa dalam pengembangan kepramukaan di dunia.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX dinilai berjasa besar dalam membangun Gerakan Pramuka. Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988 pun mengukuhkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Bapak Pramuka Indonesia, sebagaimana tertuang di Surat Keputusan No 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.
(nir/faz)