Ini Pendidikan Elon Musk, Bos Tesla yang Bawa Starlink ke Indonesia

ADVERTISEMENT

Ini Pendidikan Elon Musk, Bos Tesla yang Bawa Starlink ke Indonesia

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 20 Mei 2024 19:30 WIB
Elon Musk saat pidato dalam pembukaan WWF ke-10 di ITDC The Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5/2024). (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Pendidikan Elon Musk, bos Tesla yang baru launching Starlink di Indonesia. Foto: Elon Musk saat pidato dalam pembukaan WWF ke-10 di ITDC The Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (20/5/2024). (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk telah meresmikan peluncuran internet Starlink miliknya di Puskesmas Pembantu 1 Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024) kemarin. Meski sempat terkendala, layanan internet berbasis satelit ini resmi beroperasi di Indonesia.

Jadi salah satu orang terkaya di dunia, sosok Elon Musk memang terkenal sebagai pengusaha asal Amerika yang luar biasa. Tapi tahukah kamu bila sebenarnya Elon Musk lahir di Afrika Selatan?

Ya, Musk lahir pada tanggal 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan. Ibunya, Maye Musk adalah model Kanada dan ayahnya Errol Musk adalah seorang insinyur kaya asal benua hitam tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip laman Biography, Musk menghabiskan masa kecilnya bersama saudara laki-laki yakni Kimbal dan suara perempuannya Tosca di Pretoria.

Kedua orang tuanya bercerai ketika ia berusia 10 tahun. Ketika masa-masa itu, ia mulai tertarik pada komputer dan belajar tentang pemrograman. Ketertarikan itu terus berkembang hingga ketika berusia 12 tahun ia menjual game pertama yang dia buat bernama Blastar.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 1988 ketika ia berusia 17 tahun, Musk meninggalkan Afrika Selatan ke Amerika Serikat usai memperoleh paspor Kanada. Alasan utama mengapa ia memilih pindah karena tidak mau mendukung apartheid (sistem pemisahan ras) melalui wajib militer.

Selain itu, ia mencari peluang ekonomi yang lebih besar sehingga kehidupannya di Amerika Serikat dimulai.

Pendidikan Elon Musk

Pendidikan Elon Musk dimulai saat bersekolah di Waterkloof House Preparatory School, Bryanston High School dan Pretoria Boys High School, demikian informasi yang dikutip dari Times of India.

Pada saat sekolah dasar (SD), Musk bertubuh pendek, sosok yang tertutup dan kutu buku. Selama sekolah ia sempat diintimidasi dan mengalami pembullyan hingga usia 15 tahun. Oleh karena itu, ia belajar tentang bela diri melalui karate dan gulat.

Selama bersekolah, Musk tidak memiliki prestasi akademis yang luar biasa. Diketahui, bos Paypal ini memperoleh nilai 61 di mata pelajaran bahasa Afrika dan nilai B di pelajaran matematika. Meski begitu, ia menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA-nya.

Ketika berusia 17 tahun, ia mengajukan paspor Kanada melalui sang ibu yang juga lahir di Kanada. Pada saat itu ia juga memperoleh kewarganegaraan Kanada yang membuka pintu lebih luas untuk memperoleh kewarganegaraan Amerika pada tahun 2002.

Selama menunggu paspor Kanada, ia sempat berkuliah di Universitas Pretoria selama lima bulan. Hingga akhirnya pada bulan Juni 1989, Musk memilih untuk terbang ke Kanada dan memulai berbagai pekerjaan serabutan seperti pertanian dan 'kuli' pabrik kayu di wilayah Saskatchewan, Kanada.

Sempat mengenyam pendidikan tinggi, ia melanjutkan kuliahnya di Queen's University pada tahun 1990. Namun dua tahun kemudian, Musk dipindahkan ke Universitas Pennsylvania.

Di UPenn, ia mengejar dua gelar yakni Bachelor of Arts di bidang fisika dan gelar Bachelor of Science di bidang ekonomi dari Wharton School. Meskipun ia mengklaim telah lulus dari UPenn pada 1995, nyatanya gelar tersebut baru diberikan secara resmi pada tahun 1997.

Selama berkuliah, Musk sempat menjalani magang di Pinnacle Research Institute dan Rocket Science Games yang masing-masing berfokus pada energi terbarukan dan teknologi game. Pendidikan bos SpaceX ini tidak berhenti.

Pada tahun 1995, ia diterima dalam program PhD ilmu material di Stanford University. Tetapi ia lepaskan program tersebut dua hari setelah penerimaannya dan bergabung dengan booming internet untuk mengejar peluang di industri internet yang terus berkembang.

Perusahaan Elon Musk dari Zip2 hingga Starlink

Sejak memutuskan fokus pada industri internet, Musk meluncurkan perusahaan pertamanya yakni Zip2 Corporation pada tahun 1995. Perusahan ini dirintis bersama saudara laki-lakinya Kimbal Musk yang menyediakan konten untuk situs web baru seperti The New York Times dan Chicago Tribune.

Pada tahun 1999, sebuah divisi dari Compaq Computer Corporation membeli Zip2 seharga $307 juta tunai dan $34 juta dalam bentuk opsi saham.

Zip2 akhirnya dijual dan didirikan berbagai perusahaan lain dari PayPal, Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX), Tesla Motor, Solarcity Corp, The Boring Company, Twitter (Kini X) hingga yang baru hadir di Indonesia Starlink.

Starlink: Internet Satelit

Pada akhir Maret 2018, SpaceX mendapat izin dari pemerintah AS untuk meluncurkan armada satelit ke orbit rendah Bumi. Tujuannya untuk menyediakan layanan internet.

Jaringan satelit ini diberi nama Starlink yang akan membuat akses internet lebih mudah di berbagai daerah pedesaan. Musk juga ingin meningkatkan persaingan di pasar yang berpenduduk padat seperti Indonesia yang biasanya hanya didominasi satu atau dua penyedia layanan internet.

SpaceX meluncurkan 60 satelit pada gelombang pertama kehadiran Starlink pada Mei 2019 dan 60 satelit lain pada bulan November. Perbedaan yang paling terasa dari Starlink adalah koneksi internet dipancarkan melalui satelit luar angkasa bukan fiber optic.

Nantinya pelanggan starlink akan mendapat dua perangkat untuk mengakses layanan internet, seperti antena dan WiFi Router. Kini Starlink telah memperoleh izin untuk beroperasi di Indonesia, termasuk melalui proses uji laik operasi (ULO) yang ketat.

Selain di Bali, Starlink rencananya juga diuji coba di Ibu Kota Negara Nusantara pada Mei ini.




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads