Fenomena yang bisa dilihat sekali seumur hidup akan melintasi Bumi. Nova alias ledakan bintang ini disebut akan melewati Bumi pada bulan Juli hingga September 2024 mendatang.
Ledakan bintang ini berasal dari bintang bernama T Coronae Borealis, juga dikenal sebagai T Cor Bor, T CrB, dan bintang Blaze. Dr Laura Driessen, dari fakultas fisika Universitas Sydney, mengatakan bintang Blaze akan seterang kaki kanan Orion bagi mereka yang berada di belahan bumi selatan.
Nova berulang, T Coronae Borealis, terlihat setiap 80 tahun setelah ledakan termonuklir di permukaan katai putih yang berjarak sekitar 3.000 tahun cahaya. Katai tersebut menyedot hidrogen dari raksasa merah di dekatnya, menyebabkan penumpukan tekanan dan panas yang pada akhirnya memicu ledakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nova dari T Coronae Borealis terakhir terlihat pada tahun 1946. Ledakan bintang ini diperkirakan akan terlihat kapan saja mulai Juli hingga September.
Terdapat titik gelap pada Corona Borealis. Para astronom dan non-astronom di mana pun akan memantau tempat itu, di mana bintang baru itu akan muncul. Asyiknya, ledakan ini akan tetap terlihat dengan mata telanjang selama sekitar satu minggu.
Driessen mengatakan kedua bintang tersebut cukup dekat sehingga tarikan gravitasi mengakibatkan katai putih menyedot material.
"Saat kita memikirkan nova, kita sering memikirkan supernova, yaitu saat mereka meledak di akhir masa hidupnya... tidak ada jalan kembali dari hal itu. Tapi sebuah nova memiliki ledakan permukaan yang lebih kecil, berdasarkan pada pertambahan ini, pengumpulan material ini," jelasnya dalam The Guardian dikutip Selasa (9/7/2024).
Penampakan pertama bintang Blaze terjadi pada tahun 1217, ketika kepala biara Ursberg, di Jerman, melihat sebuah bintang redup yang untuk sementara waktu bersinar dengan cahaya yang sangat besar.
Driessen mengatakan bintang selalu berubah-ubah, semakin terang dan semakin redup. Namun sekitar 10 tahun sebelum ledakan, warnanya mulai menjadi sedikit lebih terang, sebelum memudar lagi pada bulan-bulan sebelum ledakan.
"Ini tidak akan berjalan seperti jarum jam, ini berkaitan dengan penumpukan material. Jadi ini bukan angka pastinya tapi kami mendapat peringatan dini," ujarnya.
Meskipun fenomena spektakuler ini telah diamati sebelumnya, Driessen mengatakan ini adalah pertama kalinya fenomena tersebut dapat dipelajari dengan teknologi modern.
"Itulah mengapa ini sangat menarik. Ini akan menjadi teleskop pertama di mana kita mendapatkan informasi yang dapat kita akses sekarang, kita memiliki semua teleskop yang tidak kita miliki 80 tahun yang lalu," ujarnya.
Teleskop Luar Angkasa James Webb, dan Very Large Array milik National Radio Astronomy Observatory di New Mexico termasuk dalam instrumen yang akan melacak ledakan nova ini.
Cara Melihat Ledakan Nova
Ilmuwan proyek Fermi, Dr Elizabeth Hays, yang juga kepala Laboratorium Fisika Astropartikel NASA, mengatakan peristiwa nova pada umumnya masih jauh terjadi.
"Yang ini akan sangat dekat, dengan banyak perhatian, mempelajari berbagai panjang gelombang dan mudah-mudahan memberi kita data untuk mulai mengungkap struktur dan proses spesifik yang terlibat," katanya.
NASA memiliki peta Corona Borealis untuk membantu orang menentukan di mana mencarinya, dan Driessen mengatakan perangkat lunak seperti Stellarium juga berguna. Ada beberapa aplikasi gratis untuk melihat peta langit malam.
Driessen mengatakan masyarakat harus menemukan tempat paling gelap yang mereka bisa, sejauh mungkin dari kota, dan menggunakan teropong untuk melihat lebih baik.
"Biarkan matamu menyesuaikan diri dengan kegelapan," katanya.
"Dan bagus juga kalau punya senter merah. Letakkan sedikit plastik di atasnya, agar tidak merusak penglihatan malam Anda," sambungnya.
(nir/nwk)