Tahun baru Islam tahun ini jatuh hari ini Minggu, 7 Juli 2024. Bertepatan dengan hari besar itu, masyarakat Indonesia rutin merayakan tradisi tahun baru Islam.
Seperti diketahui, tahun baru Islam menandakan pergantian tahun Hijriah. Hari besar ini juga untuk memperingati peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah ke Madinah. Dalam kalender Jawa, 1 Muharram juga merupakan permulaan kalender Jawa pada 1 Suro.
Dalam perayaannya, masyarakat Indonesia menyambut 1 Suro dan tahun baru Islam dengan beragam tradisi. Mulai dari Kirab Kebo Bule hingga mabit di masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu dan bagaimana pelaksanaannya? Simak berikut ini.
5 Tradisi 1 Suro dan Tahun Baru Islam di Indonesia
1. Tradisi Kirab Kebo Bule
![]() |
Melansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, masyarakat yang tinggal di Kota Surakarta atau Solo rutin mengadakan kirab kebo bule. Tradisi ini bertepatan dengan Tahun Baru Islam pada 1 Muharram atau Malam 1 Suro.
Tradisi 1 Suro di Jawa ini berawal dari Sultan Agung yang menyebarkan Islam melalui ajaran dengan tradisi Jawa. Di Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah setiap malam 1 Suro digelar Kirab Kebo Bule untuk menjaga pusaka milik Kiai Slamet, tradisi ini juga kerap disebut Kirab Muharram.
2. Tradisi Tapa Bisu
![]() |
Masyarakat Yogyakarta juga rutin membangkitkan malam tahun baru Islam dengan Tradisi Tapa Bisu. Tradisi ini berupa ritual mengelilingi benteng keraton.
Menurut laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Ritual tersebut dinamakan Tapa Bisu karena kegiatannya dilakukan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat mengelilingi benteng keraton sejauh 7 kilometer. Sejarah ritual ini diprakarsai oleh Paguyuban Abdi Dalem Keprajan Keraton Yogyakarta.
3. Tradisi Tabuik
Di Pariaman, Sumatera Barat, terdapat tradisi upacara bernama Tabuik. Berbeda dengan tradisi sebelumnya yang dirayakan pada 1 Muharram, Tradisi Tabuik biasa dilakukan untuk memperingati Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram.
Menurut laman Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Sumatera Barat, upacara ini dilakukan untuk mengenang gugurnya Imam Husain Cucu, Nabi Muhammad SAW.
Tradisi serupa juga terdapat di Bengkulu yang dikenal dengan nama Tabot. Tabuik diambil dari bahasa Arab yang berarti peti kayu.
Tradisi ini dilakukan dengan serangkaian pembuatan Tabuik dari tanggal 1 Muharram sampai tanggal 10 Muharram. Pada tanggal 10 Muharram, Tabuik diarak bersama masyarakat dan kemudian dibuang ke laut.
4. Tradisi Nganggung
Masyarakat di kawasan Pangkalpinang, Bangka, menyambut Tahun Baru Islam pada 1 Muharram dengan tradisi Nganggung. Dalam acara Nganggung, masyarakat datang ke masjid dan membawa dulang berisi makanan dan lauk pauk untuk dinikmati bersama.
Dalam laman Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tradisi Nganggung dirayakan sebagai ungkapan rasa syukur dan mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan.
5. Tradisi Mabit di Masjid
Tradisi menyambut Tahun Baru Islam di Indonesia yang tak kalah sering ditemukan yaitu kegiatan mabit di masjid. Mabit juga salah satu kegiatan rutin yang digelar masyarakat Jakarta saat menyambut Tahun Baru Islam pada 1 Muharram.
Mabit merupakan singkatan dari Malam Bina Taqwa. Biasanya kegiatan Tahun Baru Islam ini diisi dengan ceramah agama dengan tujuan untuk melakukan refleksi diri selama berdiam di masjid. Masyarakat juga bisa memperbanyak ibadah saat di masjid seperti mendirikan sholat sunnah, sholat fardhu berjamaah dan juga memperbanyak zikir.
Itulah lima tradisi tahun baru Islam di Indonesia. Ada tradisi dari daerahmu, detikers?
(nir/nwk)