5 Tradisi Ngabuburit Unik di Indonesia, Ada Kumbohan dari Lamongan

5 Tradisi Ngabuburit Unik di Indonesia, Ada Kumbohan dari Lamongan

Katherine Yovita - detikJatim
Jumat, 07 Mar 2025 03:45 WIB
Kumbohan, tradisi berburu ikan untuk menunggu waktu berbuka puasa di Lamongan, Jawa Timur
Kumbohan, tradisi berburu ikan untuk menunggu waktu berbuka puasa di Lamongan, Jawa Timur. Foto: Eko Sudjarwo/detikcom
Surabaya -

Ngabuburit jadi momen yang dinanti saat Ramadan, di mana masyarakat menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa dengan berbagai aktivitas unik. Di Indonesia, setiap daerah mempunyai tradisi ngabuburit khas yang sudah berlangsung turun-temurun.

Salah satunya adalah Kumbohan dari Lamongan, yang berhubungan dengan aktivitas di Bengawan Solo. Selain itu, ada juga tradisi menarik lainnya yang membuat suasana Ramadan semakin berwarna. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.

Dilansir dari laman kemenparekraf, istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, yakni "ngalantung ngadagoan burit", yang artinya bersantai sambil menunggu waktu sore. Sementara itu, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ngabuburit artinya menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa waktu bulan Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Tradisi Ngabuburit Unik di Indonesia

Meskipun ngabuburit sering dikaitkan dengan berburu takjil, beberapa daerah di Indonesia justru memiliki cara unik dan seru untuk mengisi waktu menjelang berbuka. Berbagai tradisi khas ini tidak hanya menambah semarak Ramadan, tetapi mencerminkan kekayaan budaya yang patut dilestarikan. Berikut tradisi ngabuburit di berbagai daerah.

1. Kumbohan

Kumbohan merupakan tradisi ngabuburit yang kerap dilaksanakan di Lamongan. Dalam tradisi ini, warga berburu ikan munggut atau mabuk di Sungai Bengawan Solo. Jangan salah paham dulu, mabuk yang dimaksudkan di sini merujuk pada kondisi di mana air sungai sedang dalam keadaan keruh, sehingga ikan-ikan dianggap "mabuk" dan mudah ditangkap.

ADVERTISEMENT

Jenis ikanmunggut bermacam-macam, mulai dari udang, lobster,bader, keting, dan bandeng. Bahkan, tidak jarang ketika matahari mulai tenggelam, sejumlah warga rela meninggalkan pekerjaan utamanya demi ikut memeriahkan acaraKumbohan.

Kumbohan, tradisi berburu ikan untuk menunggu waktu berbuka puasa di Lamongan, Jawa TimurKumbohan, tradisi berburu ikan untuk menunggu waktu berbuka puasa di Lamongan, Jawa Timur Foto: Eko Sudjarwo/detikcom

2. Balap Perahu

Balap perahu merupakan tradisi yang biasanya ditemui di Kota Pahlawan, atau tepatnya Surabaya. Tidak sedikit warga Surabaya yang gemar menikmati waktu sebelum berbuka puasa dengan hal-hal seru dan menyenangkan.

Namun, perlu digarisbawahi, perahu yang digunakan bukanlah perahu sungguhan, melainkan perahu mini rakitan yang terbuat dari barang-barang bekas. Aktivitas balap perahu ini biasanya digelar di PantaiKenjeran Surabaya.

Peserta mempersiapkan perahu saat mengikuti lomba balap perahu layar mini di Pantai Kenjeran, Bulak Cumpat, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Kegiatan yang diikuti 102 peserta tersebut guna menarik wisatawan sekaligus penyaluran hobi balap perahu layar mini bagi masyarakat nelayan di sekitar Pantai Kenjeran. ANTARA FOTO/Moch Asim/rwa.Peserta mempersiapkan perahu saat mengikuti lomba balap perahu layar mini di Pantai Kenjeran, Bulak Cumpat, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). ANTARA FOTO/Moch Asim/rwa. Foto: ANTARA FOTO/MOCH ASIM

3. Bebeledugan

Tradisi ngabuburit selanjutnya merupakan salah satu warisan budaya yang sudah ada sejak masa penjajahan lho! Bebeledugan sendiri merupakan sebuah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Barat.

Bebeledugan juga disebut sebagai meriam bambu, karena bisa mengeluarkan suara yang sangat keras bak senjata meriam. Permainan ini cukup populer di kalangan anak-anak yang kerap membutuhkan hiburan selagi menunggu adzan magrib untuk berbuka puasa.

Eksistensi permainan tradisional seperti Bebeledugan terus dijaga dan dilestarikan, untuk mengembalikan suasana guyub dan keakraban di kalangan anak-anak muda, yang kian tergerus kehadiran gadget atau smartphone.

4. Panjat Tebing

detikers tentu tidak asing dengan cabang olahraga yang satu ini. Di Madiun, ternyata panjat tebing menjadi salah satu alternatif kegiatan yang kerap dilakukan sembari menunggu waktu berbuka. Umumnya, panjat tebing dilakukan di Stadion Wilis dan terbuka untuk publik.

Selain melatih kekuatan fisik dan ketangkasan, panjat tebing juga merupakan aktivitas seru untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa. Bagi sebagian orang, ngabuburit dengan olahraga seperti ini memberikan sensasi yang berbeda, dibanding hanya sekadar menunggu waktu magrib dengan berburu takjil.

Pegiat panjat tebing membuat jalur pengibaran bendera merah putih di sebuah tebing kawasan lereng Gunung Wilis, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (15/7/2023). Jalur tersebut akan digunakan untuk pengibaran Bendera Merah Putih oleh pegiat panjat tebing bersama prajurit TNI pada peringatan HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus mendatang. ANTARA FOTO/Siswowidodo/nym.FOTO ILUSTRASI. Pegiat panjat tebing membuat jalur pengibaran bendera merah putih di sebuah tebing kawasan lereng Gunung Wilis, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (15/7/2023). Foto: ANTARA FOTO/SISWOWIDODO

5. Mengelilingi Pulau

Tradisi ngabuburit yang satu ini biasanya dilakukan masyarakat di Bangka Belitung. Kegiatan ini cukup populer di kalangan anak muda yang terlibat dalam organisasi Pramuka Saka Bahari.

Sesuai namanya, sembari menunggu azan magrib berkumandang, mereka akan mengelilingi pulau menggunakan perahu. Pemandangan pulau-pulau yang indah dan angin yang berembus sejuk, menjadikan momen ngabuburit semakin berkesan.




(hil/irb)


Hide Ads