Ngabuburit jadi momen yang dinanti saat Ramadan, di mana masyarakat menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa dengan berbagai aktivitas unik. Di Indonesia, setiap daerah mempunyai tradisi ngabuburit khas yang sudah berlangsung turun-temurun.
Salah satunya adalah Kumbohan dari Lamongan, yang berhubungan dengan aktivitas di Bengawan Solo. Selain itu, ada juga tradisi menarik lainnya yang membuat suasana Ramadan semakin berwarna. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
Dilansir dari laman kemenparekraf, istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, yakni "ngalantung ngadagoan burit", yang artinya bersantai sambil menunggu waktu sore. Sementara itu, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ngabuburit artinya menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa waktu bulan Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5 Tradisi Ngabuburit Unik di Indonesia
Meskipun ngabuburit sering dikaitkan dengan berburu takjil, beberapa daerah di Indonesia justru memiliki cara unik dan seru untuk mengisi waktu menjelang berbuka. Berbagai tradisi khas ini tidak hanya menambah semarak Ramadan, tetapi mencerminkan kekayaan budaya yang patut dilestarikan. Berikut tradisi ngabuburit di berbagai daerah.
1. Kumbohan
Kumbohan merupakan tradisi ngabuburit yang kerap dilaksanakan di Lamongan. Dalam tradisi ini, warga berburu ikan munggut atau mabuk di Sungai Bengawan Solo. Jangan salah paham dulu, mabuk yang dimaksudkan di sini merujuk pada kondisi di mana air sungai sedang dalam keadaan keruh, sehingga ikan-ikan dianggap "mabuk" dan mudah ditangkap.
Jenis ikanmunggut bermacam-macam, mulai dari udang, lobster,bader, keting, dan bandeng. Bahkan, tidak jarang ketika matahari mulai tenggelam, sejumlah warga rela meninggalkan pekerjaan utamanya demi ikut memeriahkan acaraKumbohan.
![]() |
2. Balap Perahu
Balap perahu merupakan tradisi yang biasanya ditemui di Kota Pahlawan, atau tepatnya Surabaya. Tidak sedikit warga Surabaya yang gemar menikmati waktu sebelum berbuka puasa dengan hal-hal seru dan menyenangkan.
Namun, perlu digarisbawahi, perahu yang digunakan bukanlah perahu sungguhan, melainkan perahu mini rakitan yang terbuat dari barang-barang bekas. Aktivitas balap perahu ini biasanya digelar di PantaiKenjeran Surabaya.
![]() |
3. Bebeledugan
Tradisi ngabuburit selanjutnya merupakan salah satu warisan budaya yang sudah ada sejak masa penjajahan lho! Bebeledugan sendiri merupakan sebuah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Barat.
Bebeledugan juga disebut sebagai meriam bambu, karena bisa mengeluarkan suara yang sangat keras bak senjata meriam. Permainan ini cukup populer di kalangan anak-anak yang kerap membutuhkan hiburan selagi menunggu adzan magrib untuk berbuka puasa.
Eksistensi permainan tradisional seperti Bebeledugan terus dijaga dan dilestarikan, untuk mengembalikan suasana guyub dan keakraban di kalangan anak-anak muda, yang kian tergerus kehadiran gadget atau smartphone.
4. Panjat Tebing
detikers tentu tidak asing dengan cabang olahraga yang satu ini. Di Madiun, ternyata panjat tebing menjadi salah satu alternatif kegiatan yang kerap dilakukan sembari menunggu waktu berbuka. Umumnya, panjat tebing dilakukan di Stadion Wilis dan terbuka untuk publik.
Selain melatih kekuatan fisik dan ketangkasan, panjat tebing juga merupakan aktivitas seru untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa. Bagi sebagian orang, ngabuburit dengan olahraga seperti ini memberikan sensasi yang berbeda, dibanding hanya sekadar menunggu waktu magrib dengan berburu takjil.
![]() |
5. Mengelilingi Pulau
Tradisi ngabuburit yang satu ini biasanya dilakukan masyarakat di Bangka Belitung. Kegiatan ini cukup populer di kalangan anak muda yang terlibat dalam organisasi Pramuka Saka Bahari.
Sesuai namanya, sembari menunggu azan magrib berkumandang, mereka akan mengelilingi pulau menggunakan perahu. Pemandangan pulau-pulau yang indah dan angin yang berembus sejuk, menjadikan momen ngabuburit semakin berkesan.
(hil/irb)