Lantas, apa alasan para mahasiswa menggunakan joki tugas? Adakah kaitannya dengan pendidikan di perguruan tinggi?
Tugas Menumpuk Mendorong Penggunaan Jasa Joki Tugas
Salah satu mahasiswa bernama Melati (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan alasannya menggunakan joki tugas adalah banyaknya tugas yang menumpuk.
"Itu karena kadang tuh kurang waktu, jadi kayak banyak numpuk tugas gitu jadi kayak tugas yang kurang saya pahamin dan nggak paten di prodi saya gitu jadi saya jokiin gitu," ungkap Melati.
Melati terlihat memertimbangkan prioritasnya sebelum melakukan joki tugas, tergambarkan dari tugas yang dijokikan adalah bukan tugas utama. Sehingga Melati lebih memerhatikan tugas dari mata kuliah utama dan pokok dalam program studinya, di tengah tugas lain.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sakura (bukan nama sebenarnya), yang mengalami tugas menumpuk saat sedang sakit kepala. Hal ini membuat dia terpaksa menggunakan jasa joki tugas.
Selain penumpukan tugas, Melati juga kurang memahami tugasnya. Maka dari itu, dari joki tugas, ia berharap mendapat pemahaman lebih.
"Sebenarnya kalau sudah dikerjakan joki itu agak sedikit memahami materi gitu ya. Jadi saya merasa terbantu," kata Melati.
"Jadi (penjoki) juga membantu misalnya kita kurang paham soal materinya kayak gitu. Kayak dari mana dapat ini kayak gitu sih, enggak langsung dari jawaban aja," tambahnya.
Manajemen Tugas yang Buruk
Sakura merasa bahwa dari sakit kepala dan penumpukan tugas yang dia alami mengakibatkannya tak ada waktu untuk mengerjakan tugas sekaligus.
Selain itu, Sakura juga memiliki kesibukan lain yang mengakibatkannya menyingkirkan dahulu tugas-tugas tersebut hingga akhirnya terjadi penumpukan.
Bagaimana Pertama Kali Menggunakan Jasa Joki Tugas?
Cara mahasiswa menemukan joki tugas ini bermacam-macam. Melati mengetahui joki tugas dari temannya, lalu menghubungi langsung dan menanyakan testimoni atau pengalaman pelanggan sebelumnya.
Hal tersebut menggambarkan bahwa joki tugas dapat membantu Melati dan teman-temannya untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam terkait tugas yang dijo
Sementara Sakura mengetahui joki tugas hasil mencari tahu sendiri, yang kemudian menanyakan rentang harga kepada penjokinya.
Melihat keterlibatan para mahasiswa ini menggunakan joki tugas, teman-teman mereka tidak menghiraukannya.
"Biasa aja sih karena emang tugas lagi numpuk jadi ya enggak dihiraukan," tulis Sakura dalam pesannya kepada detikEdu beberapa waktu lalu.
Menyesalkah Menggunakan Joki?
Kedua mahasiswa yang menggunakan joki tugas ini tidak menyesal karena telah menggunakan jasa joki. Sakura mengaku tidak merasa menyesal karena ia semakin terbantu dengan adanya joki tugas. Dia juga membaca ulang hasil yang dikerjakan joki tugas.
Sedangkan Melati pernah merasa menyesal karena suatu hal. "Pernah sekali tuh kayak pas udah udah selesai joki, jawabannya kayak oh ternyata jawabannya bisa cari sendiri gitu. Cuma karena manajemen waktu itu aja tadi. Kalo dari jawabannya sih memuaskan," ujar Melati.
Di balik alasan para mahasiswa menggunakan joki tugas, ada rasa takut yang terselip di dalam diri Melati. Namun bukan karena aturan tertulis dari kebijakan kampus, melainkan rasa takut tidak dapat menguasai materi sehingga menimbulkan nilai akademik yang kurang baik.
"Ada yang kayak misalnya benar-benar kita nggak tahu tentang materinya dan kalau joki tuh, kita jadi makin takut kan karena kita udah nggak paham materinya. Terus yang ngerjain bukan kita," ucap Melati membagikan pengalamannya.
"Terus nanti ada sesi di mana kita harus presentasi atau kita ditanya-tanya kayak gitu bikin takut buat pakai joki gitu," demikian Melati.
(nwy/nwy)