Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) tahun ini memberi kuota melamar sebanyak maksimal 22 posisi. Kesempatan ini tak disia-siakan Nadiya Ivanda Puteri dan Talitha Nurhaliza. Mengirim lamaran ke 22 posisi dan presentasi sebaik mungkin di tahap seleksi jadi jalan ninja untuk memperbesar peluang ikut Magang Merdeka tahun ini.
Tak hanya itu, para mahasiswa juga berupaya mengirimkan tugas seleksi menantang sebaik mungkin yang bisa mencitrakan kapasitas terbaiknya. Untuk itu, Nabilla Nur Safitri pulang-pergi Banten-Bekasi demi video tugas yang ciamik. Bagaimana kisahnya?
Tugas Shooting di Seleksi Magang Merdeka
Nabilla, akrab disapa Bella, melamar di beragam perusahaan media, terutama yang berkaitan dengan televisi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi peminatan Hubungan Masyarakat, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebelumnya aktif mengasah minat di dunia televisi lewat Untirta TV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, ia salah satunya melamar posisi reporter dan juga creative InsertLive. Konten yang dekat dengan warga sehari-hari dan impresi kerja yang tampak menyenangkan dari layar kaca memantapkan niatnya untuk mengirim lamaran Magang Merdeka ke bagian dari detiknetwork ini.
"Ini salah satu mitra yang seleksinya panjang ya. Karena beberapa yang lain itu langsung interview, terus udah, selesai. Nah kalau ini ada beberapa tahap, mulai dari psikotes dulu, penugasan, dan menurutku yang paling challenging adalah penugasan," tuturnya di Gedung Transmedia pada detikEdu.
Bella bercerita, tugas lowongan reporternya berupa shooting tentang konser Coldplay. Sedangkan untuk lowongan creative, ia harus mengerjakan tugas shooting program.
"Aku kebetulan masih di rumah, Bekasi. Sedangkan kampusku di Banten. Kalau (apply) reporter kan (penugasannya) harus shooting, seolah-olah lagi di stadion, mengabarkan konser Coldplay. Terus yang (posisi) creative itu shooting sebuah program. Aku memutuskan PP Bekasi-Banten saat itu, untuk ke Lab TV aku untuk shooting," kisahnya.
"Jadi aku shooting di Lab Televisi di kampusku, berangkat pagi dari jam 6, terus jalan lagi ke Bekasi jam 5 untuk menyelesaikan shooting itu. Challenging, dan mikirin konsepnya dari H-2 aku shooting. Deadline-nya singkat banget," sambung Bella.
Mulai bertugas di InsertLive, Bella kini berharap bisa belajar lebih jauh tentang dunia media.
"Gimana cara kerja di media, ketemu orang yang menginspirasi, jadi tahu sistem kerja di media secara nyata itu kayak gimana sih, karena itu challenge juga buatku. Jadi semoga bisa berkontribusi secara maksimal juga di sana," tuturnya tersenyum.
Presentasi Tugas di Lowongan Berbeda
Nadiya Ivanda Puteri memastikan dirinya melamar di 22 posisi sesuai ketentuan maksimal pendaftaran lowongan Magang Merdeka. Empat perusahaan di antaranya mengundang mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini hingga tahap interview dengan HR.
"Aku apply full 22, dari pada nggak nyoba, tapi ternyata ada posisi yang 'wah sebetulnya bisa nih gue diterima'," tuturnya tersenyum.
Nadiya salah satunya melamar di posisi project officer detikcom. Namun, tugas seleksi yang muncul bertepatan dengan tuntutan program kerja di kampus.
"Mepet deadline banget, lagi ada proker juga, jadi ngumpulin aja yang udah jadi. Yang pertama manggil interview justru malah brand comm-nya. Challenge juga buatku, gimana caranya aku presentasiin hasil tugas project officer aku di brand communication," kaya Nadiya.
"Ternyata, dari apa yang kusampain, ternyata dinilai bisa secepat itu ubah apa yang tadinya tugas project officer jadi tugas brand comm. Mungkin karena itu diterima di brand comm," kisahnya senang.
Bergeser dari rencananya sebagai project officer, baginya jadi kejutan tersendiri. Nadiya menuturkan, lolos seleksi dan tawaran magang brand comm di detikcom ini kemudian didukung sang dosen.
"Excited sih, karena setelah interview, aku ngerasa 'kayaknya ini emang gue deh.' Karena sebelum-sebelumnya aku ikut interview, aku sendiri emang suka terjun ke dunia EO. Ditambah lagi peminatan aku Advertising and Branding. Jadi brand comm-nya ini udah didukung banget sama dosen karena pas, mata kuliah yang cocok buat di-convert di sini juga ada banget," tuturnya.
"Harapannya, aku bisa jadi lebih mahamin seputar branding itu sendiri, diharapkan apa yang aku sudah dapat sebelumnya pun bisa dimatengin lagi di sini," imbuh Nadiya.
Maksimalkan di Interview
Talitha Nurhaliza semula tak berencana mendaftar 22 posisi Magang Merdeka karena kendala loading website pendaftaran dan kuota lamaran yang terkesan sangat banyak. Namun, kawannya yang getol mendaftar memicu mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran (Unpad) ini memaksimalkan pendaftaran ke 22 posisi, termasuk 3 posisi kepenulisan dan komunikasi brand di detikcom.
Tak habis kendala akses website, salah format dokumen tugas pun dialaminya. Alhasil, ia sempat tak berharap banyak lolos seleksi posisi kepenulisan, kendati tugas tulisannya sudah disiapkan baik-baik.
"Untungnya brand comm satu-satunya yang nggak minta specific format. Alhamdulillah juga, brand comm email buat interview, jadi aku coba maksimalin di situ. Cukup fatal ya yang satu lagi, human error, jadi nggak berharap, karena tugasku kebuang sia-sia," kisahnya.
Rupanya, pengalaman human error di tugas tulisan seleksi dibalas Talitha dengan tugas proposal brand comm.
"Interview sama user seru banget, user-nya sampai nanya copas dari mana. Aku bilang itu based on pengalaman event aku," tuturnya tertawa.
"Dikasi 10 menit buat jelasin apa yang udah kita buat, aku pilih proposal, terus aku coba jelasin, terus aku coba perkenalan juga. Dari yang awalnya satu arah jadi dua arah, nge-flow sampai overtime, 15 menit," imbuhnya senang.
Berbagi tips sukses interview dan seleksi magang, Talitha menganjurkan untuk tampil dengan outfit yang baik, materi dan tugas yang diselesaikan dengan baik, dan mengerjakan tugas sendiri.
"Jangan coba untuk joki, karena kamu akan jadi nggak ngerti sepenuhnya. Kalau bikin sendiri, ketika kamu ditanya soal tugas itu, kamu paling tahu soal tugas itu dan bisa menjelaskannya secara komprehensif," tuturnya.
"Aku sendiri, kalau ngobrol sama interviewer itu menegangkan, tapi aku yakin work environment di detik itu fun, aamiin, jadi bisa nggak deg-degan, bisa lebih loose, be yourself, tetapi tetap tahu batasan. Seperti halnya di brand comm, kita bisa present diri as a brand, jadi komunikasikan diri dengan baik," sambungnya tersenyum.
Talitha menuturkan, kesehariannya berorganisasi di kampus sebelumnya kerap bersentuhan dengan bidang media sosial. Kini, posisinya di brand communication detikcom memungkinkannya dekat dengan dunia event.
"Aku bisa belajar soal event di brand comm, management event, cara bikin branding-nya. Kebetulan aku juga dari komunikasi, jadi aku berharap bisa belajar banyak, bisa banyak networking, dapat banyak ilmu juga, apalagi kakak-kakak mentor, semua di detik, karena pasti semua ilmu dari situ berharga," pungkasnya.
Selamat bertugas, #AnakDetik! Bagaimana detikers, berminat Magang Merdeka di detikcom? Yuk, siapkan diri dari sekarang!
(twu/twu)