Bunga karang yang baru ditemukan itu belum memiliki kerangka mineral. Penemuan ini memberikan parameter baru dalam pencarian koleksi fosil yang hilang.
Secara teoritis, perkiraan molekuler mengindikasikan bunga karang telah berevolusi sekitar 700 juta tahun yang lalu, tetapi tidak ada fosil yang ditemukan di bebatuan seumur itu. Hal ini telah menjadi perdebatan di kalangan ahli zoologi dan paleontologi selama bertahun-tahun.
Namun, dengan penemuan bunga karang berusia 550 juta tahun ini, kemungkinan fosil yang lebih tua dapat ditemukan. Sehingga, hal ini mengisi kesenjangan dalam catatan fosil dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang evolusi bunga karang.
Penemuan ini juga menghubungkan pertanyaan Charles Darwin mengenai kapan hewan-hewan ini berevolusi.
Peneliti bernama Xiao, seorang staf pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Pengetahuan, pertama kali melihat fosil ini lima tahun yang lalu saat menerima foto spesimen yang digali di Cina.
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata Xiao.
"Hampir seketika, saya menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang baru," ujarnya.
Setelah mengesampingkan kemungkinan lain, Xiao dan kolaboratornya menyimpulkan fosil tersebut adalah dari spons laut purba yang sulit dipahami. Penelitian sebelumnya pada tahun 2019 menyatakan fosil-fosil spons laut purba jarang ditemukan karena mereka belum berevolusi untuk memiliki struktur keras seperti spikula yang dimiliki spons laut saat ini.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi dan kehidupan pada periode purba.
Tim Xiao menemukan fosil bunga karang pada tahun 2019, yang diawetkan dalam lapisan tipis batuan karbonat laut. Fosil ini menunjukkan bunga karang pertama adalah makhluk bertubuh lunak dengan kerangka organik dan tidak memiliki mineral, yang tidak akan bertahan dari proses fosilisasi kecuali dalam keadaan khusus di mana fosilisasi yang cepat mengalahkan degradasi. Penemuan ini mendukung gagasan bunga karang berevolusi dari waktu ke waktu.
(nah/nah)